VI🍑

217 18 2
                                    

"Nata... gue kangen"


🍭


Nata melenguh tak lupa tangannya memegang erat seprei kasur miliknya. Meringis pelan, merasakan perih dan lilitan kuat di bagian perut. Hari pertama memang sangat tidak mengenakkan, batin nata.

"Pere dulu toh nja, kasian itu loh perut kamu sakit gitu" itu mama, dirinya sedang mengganti kompres yang ada diperut putrinya.

"Nggak bisa ma, hari ini acara sambutan bos baru" alibi nya. Setelah itu nata bangkit merapikan setelan kemeja yang telah melekat sempurna ditubuhnya.

"Yo wes, dianter unjin aja kalo gitu. Ngeri nja kalo kamu bawa mobil dengan keadaan kayak gini" final sang ibu.

Menghela nafas pelan, sekali lagi nata mengahampiri cermin. Mematut diri sebaik mungkin. Berdoa saja semoga tidak acara lembur bagai kuda hari ini.

Cuaca hari ini cukup dingin. Hembusan angin diluar kantor serta ditambah dinginnya air conditioner membuat nata meringis menggigil. Cardigan tipis miliknya semakin di eratkan. Mencari kehangatan yang bisa menyamankan.

Tepukan pelan di meja ia dapatkan. Rani pelakunya, gadis cantik itu membawa setumpuk berkas yang membuat nata langsung beristigfar saat itu juga. "Tugas tambahan baru nat, hehe. Semangat!" ucapnya setelah itu pergi berlalu.

Di kantin.

Seperti biasa Nata beserta para teman kantor divisinya sedang ngerumpi, walau didalam keadaan sakit begini. Selain rani, ada juga Daniel yang selalu melekat bak perangko padanya. Marine yang merupakan anak baru pun tak luput untuk ikut dalam pergosipan hangat ini.

Kali ini bahan rumpiannya adalah tentang bos baru mereka. Desas desus kedatangan bos baru yang katanya tampan untuk menggantikan bu Marisa itu ternyata benar adanya.

"Aduh kalo bos nya seganteng Chanyeol boyband Nct, rela deh gue mbak kerja lembur setiap hari" itu marine, gadis itu sedang terkikik geli sambil memasukkan sepentol bakso berukuran besar kedalam mulutnya.

"Kalo perempuan lebih mantap nih, apalagi kalo janda" satu tepukan panas di bahu nata berikan kepada sohibnya. "Inget jihyo anjir!" umpat nata.

Rani menggeleng pelan, sudah terbiasa melihat kejadian seperti ini. Sebagai orang ternormal di dalam divisi nya ia hanya tersenyum saja mendengar kabar tentang bos baru. "Walaupun benar kabar adanya bos baru kita itu cowok dan terlebih ganteng, kita bisa apa?"

"Ya berdoa lah mbak siapa tau jadi jodoh kita!"

🍭🍭🍭


Harapan nata yang tadinya ingin pulang cepat setelah bekerja sirna seketika. Tumpukan berkas lagi-lagi mengganggu pemandangan mata dan pikirannya. Perut yang semakin melilit mengharuskannya membuat segelas minuman hangat yang ada di patry.

"Mau kemana nat?" tanya rani.

"Mau buat teh hangat dulu mbak"

Setelah itu ia kembali duduk di depan meja. Memusatkan segala perhatian dan focus ke depan.

Nata merasakan meja nya diketuk secara brutal serta bisikan orang memanggil namanya. Mengucek mata pelan ia terbangun. Sedetik kemudian ia terperanjat kaget saat seluruh pasang mata menatap dirinya.

Ditambah seseorang yang sangat tidak asing berdiri di ujung sana. Oh, sehun toh. Tunggu. Siapa tadi?, SEHUN?!

Terkesiap dirinya segera bangun dari tempat duduk, berlari kecil mendekati rani serta marine di ujung sana. "Kenapa nggak bangunin gue dari tadi sih mar?" dengus nya keki memandang marine.

"Sorry mbak, tadi gue juga habis dari luar kantor terus kaget liat mereka udah baris begini"

Dirasa seluruh pegawai sudah berbaris rapi. Sehun berdehem pelan "Selamat malam, maaf saya telat datang hari ini karna harus mengurus beberapa hal disuatu tempat. Perkenalkan nama saya Sehun, bos baru kalian"

Sementara yang lain temannya bersorak ria karna senang mendapat bos tampan. Berbeda dengan nata yang berdiri dengan mulut terbuka. Tatapan matanya tak lama bertemu dengan manik mata sehun.

Apa-apaan ini?!

Setelah sekian lama menghilang, kini sehun kembali menjabat sebagai atasannya sendiri?

Senyum hangat lelaki itu berikan. Terpengarah nata tersadar setelahnya. Ini tidak benar! Jantungnya kembali terpompa cepat. Setahun tidak bertemu sehun darahnya kembali berdesir hebat.

"Oh iya, kamu nata kan? Setelah ini ikut saya keruangan"

Damn! Mati saja lah nata sekarang. Apa apaan pula sehun memanggilnya keruangan malam-malam begini?

"Permisi p-pak" gugup, nata gugup. Gadis itu merutuki dirinya sendiri, mengapa dirinya harus sekaku ini?

"Ya? Silahkan duduk" seperti biasa dingin dan datar, sehun tak pernah berubah.

"Ada apa ya bapak manggil saya?" lidah nya kelu. Ingin tertawa tetapi masih sayang nyawa. Selera humor nata tergelitik habis saat memanggil sehun dengan sebutan bapak.

"Nggak pa-pa, saya Cuma ingin memberi tahu malam ini saya antar kamu pulang"

🍭🍭🍭


Seperti ada paku yang menancap di bagian bokongnya, nata gelisah. Selepas ia keluar dari ruangan bos barunya, tatapan heran serta pertanyaan dari rekan menghampirinya.

"Ada apa nat? kok sampe dipanggil pak bos?"

Atau yang lebih parahnya seperti ini "Bos baru kita... jomblo atau sudah menikah nat? duda juga gak pa-pa sih"

Sungguh tidak ada akhlak!

Gila! Mau menangis saja nata sekarang. Dilihatnya jam yang melekat di dinding. Pukul 08.12 yang artinya sudah masuk waktunya untuk pulang.

Berulang kali dirinya mengecek handphone bermaksud ingin meminta bantuan sang kakak untuk menjemputnya. Tetapi ia urungkan. Langkah serta gerakannya seolah berhenti kala suara baritone lelaki itu menyapa indera pendengarannya.

"Ayo pulang"

Euphoria canggung memenuhi suasana yogya malam ini. Seolah bermetamorfosis jadi patung nata sama sekali tak bergerak. Bahkan sekedar untuk mengedipkan mata saja ia terlalu canggung.

Entah sehun yang tak menyadarinya atau lelaki itu pura-pura bodoh, mengabaikan situasi tersebut. "Apa kabar?" tanyanya santai.

Basa-basi yang sangat basi sekali, nyinyir dewa batin nata. "E-eh? baik... pak"

"Sek—"

"Maaf pak saya punya nama" potong nata cepat, ia tidak mau terlihat kurang ajar kepada atasannya walau itu sehun sendiri.

Hening lagi lagi mengisi keduanya.

"Nata... gue kangen"


Aku juga kangen mas...

Cuma setahun lebih gak ketemu, jantung nata berulah lagi. Nggak ada abhim ya disini.

Wattpad lagi gangguan ya? Kok dari tadi aku update gak bisa ya?

SENA dan Rasa {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang