Beauty & The Best

9K 887 95
                                    

Waktu nulis curcolan ini. Usia kehamilan author masuk ke 3 bulan 👏👏👏

Ngomong-ngomong soal kehamilan. Mungkin author keliatan agak lebay. Tapi karena ini kehamilan pertama author (artinya author baru ngerasa hamil 😂😂😂). Jujur secara fisik, fisik author mungkin kaget banget dengan semua perubahan yang ada 😂😂😂

Jadinya mengakhiri di akhir bulan pertama kehamilan nyampe 2 bulan banyak hal yang terjadi.

Pertama tiba2 aja author gak suka dengan semua aroma, termasuk aroma masakan 😂😂😂.

Mual dan muntah kosong/muntah dikit bikin mental author sempat down. Untung suami selalu support 😍😍😍

Udah di fase mau makan, eh apa yang dimakan dimuntahin lagi. Sampai author bingung. Debay mau makan apa sih kalau emaknya muntah terus.

Dan masuk ke bulan ketiga author sempat demam. Tapi setelah cek ke bidan dan dengar detak jantung debay semuanya terbayar lunas 😍😍😍 dan sekarang selera makan author udah mulai ada. Mual & muntah udah hilang. Cuma masih bingung mau makan apa 😂😂😂 dan satu hal sekarang author selalu kelaparan 😂😂😂

Bicara masalah ngidam sampai saat ini sih ngidamnya wajar-wajar aja. Sore-sore pengen nasi kuning atau bangun pagi-pagi pengen makan es buah 😂😂😂😂 atau pengen makan donat yang ada di desa tempat suami ngajar (author sama suami beda kabupaten. Author kabupaten Melawi dan suami kabupaten Sintang. Suami ngajar nya disintang. Dan saat ngidam donat author lagi liburan di kampung author 😂😂😂😂)

***

Tahun 2020

"Aku mencintaimu." Kalimat itu meluncur begitu saja dari mulut Gilang.

Wanita yang berdiri di hadapannya menatap pria itu dengan tatapan seolah terluka. "Kenapa? Kenapa kamu memutuskan untuk menikahi saudaraku jika yang kamu cintai itu aku?"

Gilang tertunduk sejenak, kemudian menatap wanita yang ia cintai itu. "Karena aku ingin membuat kamu menyadari kalau kamu juga mencintai aku."

Wanita itu menggeleng tidak terima. "Sudah terlambat, pernikahan kalian akan berlangsung 1 bulan lagi, jadi tidak ada gunanya rasa cinta itu diungkapkan sekarang."

Gilang menggeleng pelan. "Kamu mencintaiku?"

Wanita itu terdiam. Tidak mampu mengeluarkan kalimat yang bisa mewakili isi hatinya. Lebih tepatnya tidak bisa mengungkapkan kalau saat ini tidak ada perasaan apapun dihatinya. Baik untuk Gilang, atau untuk pria manapun.

Gilang memegang kedua bahunya. "Apa kamu juga mencintaiku?"

Wanita itu memejamkan mata sejenak, sebelum menatap pria itu dengan tatapan yang dibuat sendu. "Ya."

"Aku juga mencintaimu," lanjut si wanita dengan nada suara lemah.

Gilang tersenyum senang. "Kalau begitu sudah cukup."

"Kita akan menikah," ujar Gilang meyakinkan.

Wanita tadi langsung bergerak mundur. "Jangan gila! Tanggal pernikahan kalian sudah ditetapkan! Jangan merusak kebahagian keluarga kita."

"Lalu bagaimana kebahagiaan kita? Kita saling mencintai, dan belum terlambat untuk hal itu." Gilang menghela nafas sejenak. "Aku rela meninggalkan semuanya demi kamu, aku rela menghadapi cercaan dunia demi kamu, asalkan kamu juga bersedia bersama denganku, aku siap."

Gilang mengulurkan tangannya, berharap sang wanita pujaan meraih tangannya. Wanita tadi menatap sendu tangan si pria. Rasa angkuh yang begitu kuat dihatinya membuat logikanya tidak mampu berpikir jernih. Perlahan namun pasti, wanita itu mengulurkan jemarinya untuk meraih jemari pria yang harus pura-pura ia cintai untuk sebuah kemenangan.

Senja di Batas Kota (You Make Me Pregnant 8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang