+ Content and/or trigger warning: this part contains scenes of sexual activity which may be triggering for some readers.
_______________________________Arlington memainkan rambut Abbey yang sedang tertidur tepat disebelahnya, pagi-pagi sekali mereka langsung berangkat menuju Bali dan berakhir dengan Abbey yang tertidur di pesawat karena ia sangat mengantuk.
"Apa kita sudah sampai?" tanya Abbey bergumam begitu merasakan usapan halus di kepalanya.
"Sudah." Arlington tersenyum melihat wajah polos Abbey, ia menyukai wajah Abbey tanpa riasan wajah seperti ini—Abbey yang terlihat sangat polos, wajahnya tampak teduh ketika dipandang.
Abbey menggeliat kemudian menegakkan tubuhnya menatap keluar jendela pesawat, ia langsung terbelak begitu melihat langit yang sudah gelap di luar sana. "Apa kita baru sampai? Jam berapa ini?"
Tampak suaminya menggeleng sambil membenarkan rambutnya. "Kita sudah sampai sejak tiga puluh menit yang lalu."
"Kamu tidak membangunkan aku?"
"Kamu terlihat sangat pulas."
"Tetap saja! Seharusnya kamu membangunkan aku Arlington, aku tidak mau menghabiskan bulan madu kita hanya dengan tidur." Mendengar ocehan beruntun yang keluar dari mulut istrinya membuat Arlington langsung menarik tengkuk Abbey untuk mencium istrinya itu.
Arlington tersenyum kecil ketika mendapati Abbey yang masih sangat kaku, pria itu memperdalam ciumannya sambil menarik tengkuk Abbey hingga Abbey memejamkan matanya.
Hanya ada suara decapan dari mereka berdua yang terdengar menambah suasana panas di sana. Sampai akhirnya suara bariton Luigene menginterupsi kegiatan mereka secara tidak sengaja.
Luigene langsung membalikkan badannya karena ia masuk di saat keadaan yang tidak tepat. Berbanding dengan Luigene, Abbey langsung mendorong dada Arlington dengan cepat agar menjauh dari dirinya.
"Maaf, kita sudah sampai," kata Luigene seolah tidak terjadi apa pun. "Baiklah Luigene, kau bisa hubungi Delsin."
"Mobil sudah siap, Delsin juga sudah menunggu di bawah," jawab Luigene, setelahnya Arlington langsung membenarkan kancing kemejanya. "Kau bisa pergi dulu Luigene, aku dan Abbey akan turun sebentar lagi."
Luigene hanya mengangguk dan pergi menuruti perintah Arlington. Arlington berbalik menatap Abbey membuat perempuan itu bingung. "Ada apa?"
"Mau kita lanjutkan?"
Abbey langsung bangkit sambil melotot tak percaya. "Tidak ada yang perlu di lanjutkan, kita harus segera ke vila."
"Kamu ingin melakukannya di vila?"
"Sejak kapan kamu berubah jadi pria mesum, Arlington?"
"Kamu yang mengajari aku Abbey, dan aku tidak mesum, aku hanya mencium istriku." Arlington tertawa menatap Abbey yang hanya bisa menggeleng heran.
Arlington menggandeng Abbey turun dari pesawat, yang pertama ditangkap oleh Abbey adalah tiga mobil Range Rover sport berwarna hitam yang sudah berbaris rapi menyambutnya.
Tanpa banyak bicara, Abbey langsung masuk ke dalam mobil pada urutan kedua disusul oleh Arlington, James dan Luigene yang mengekor di belakang.
"Ini mobil siapa?" tanya Abbey penasaran.
"Mobilku," jawab Arlington enteng. Abbey menaikan alisnya heran, "Kamu membawa mobil ini dari Inggris?"
"Tidak, empat tahun yang lalu kami membuka cabang perusahaan di Indonesia, jadi aku membeli beberapa mobil untuk kunjungan ke Indonesia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reasons
Romance[COMPLETED] Tak pernah terlibat skandal bersama perempuan merupakan reputasi besar yang Arlington pegang hingga sekarang. Kehidupannya yang tampak sempurna sukses membuat Abbey rela menyerahkan diri secara sukarela kepadanya. Arlington pun berhasil...