"Ini kuncinya," ujar seorang perempuan paruh baya seraya menyerahkan sebuah kunci kamar.
Seorang gadis berambut pendek yang berada di depan perempuan paruh baya itu mengambil sebuah kunci yang di sodorkannya.
"Makasih," ucapnya.
"Oh, ya. Kalau butuh sesuatu bilang ke saya, jangan sungkan."
"Siap Bu Rin." ucapnya tersenyum hangat, "Kalau begitu saya permisi bu, Assalamu'alaikum." sambungnya.
Baru saja berjalan beberapa langkah, dari belakang terdengar suara Bu Rini memanggil.
"Kazeaa," panggilnya. Ia pun berbalik, menghampiri perempuan paruh baya yang memanggilnya.
"Iya bu, ada apa ya?" tanya seorang gadis tersebut.
"Jangan sekali-kali bawa pria ke kost mu!" peringatnya.
"Iya bu,"
• • •
Selesai membersihkan kamar, gadis tersebut merebahkan tubuh kecilnya di atas kasur sambil terpejam untuk menghilangkan rasa kantuk yang kian mendera.
Kazea Hafsyah, gadis imut nan manis. Memiliki rambut lebat, berwarna hitam sebahu. Sebelumnya ia tinggal di sebuah kost yang dekat dengan kampusnya, namun naas kemarin kost yang ia tempati mengalami kebarakan akibat kecerobohan penghuninya, hingga merembet ke seluruh kamar kost. Ludes, tak tersisa. Hingga terpaksa Kazea atau akrab di sapa Zee harus pindah kost, dan kost inilah satu-satunya yang masih kosong, juga lumayan dekat dengan kampus tempat ia belajar.
Sudah satu jam Kazea tertidur. Padahal hari sudah sore, dan ia belum sempat membersihkan diri. Hingga akhirnya, suara dering telepon yang nyaring mampu mengembalikan kesadarannya.
Kazea mengambil Hp yang sedari tadi berbunyi di atas nakas. Lalu, menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih tersebut di telinganya.
"Apaan? Berisik tau! Nganggu orang tidur aja," gerutu Zee dengan suara khas orang bangun tidur.
"Sensi amat, lagi PMS ya kamu?"
"Dah, lah. Jangan basa-basi, ada apa?" kesal Zee dengan seseorang yang berada di seberang telepon.
"Gue cuman mau nanya, lho udah dapet kost-an belum?"
"Udah, nih gue lagi tiduran di kost-an baru. Tempatnya enak, adem. Nyaman pula."
"Emang lho ngekost dimana sih Zee? Kok gue nggak di kasih tau." protes seorang lelaki di seberang sana.
"Kost-an bu Rini, dan kalau gue kasih tau emang lho bakal bantuin gue gitu? Yang ada juga ngerepotin." ucap Zee dengan nada sedikit mengejek.
"Astaga Zee, kan gue udah bilang. Kalau lho mau cari kost-an baru, jangan tinggal di tempatnya bu Rini. Angker tau!" menghela nafas kasar, "Pokoknya lho harus pindah sekarang juga! Cari kost yang lain oke?" peringatnya.
"Ih, kata siapa angker? Nih gue nyaman-nyaman aja tinggal di sini. Cocoklah dengan harga, kamar yang cukup luas, perabot komplit, pemilik kost nya juga ramah." sarkas Zee.
"Kebiasaan deh, ngeyel kalau di bilangin. Oh, ya lho tinggal di kamar no berapa?"
"Emm ...." pikir Zee, "Tiga belas kalau nggak salah." sambungnya.
"Tuh kan, apalagi no 13. Pokoknya lho harus pindah kost-an! Besok gue cariin." perintah seorang lelaki dengan nada geram.
"Lho tuh aneh ya. Dari kemarin selalu aja bilang 'Inggat jangan tinggal di kost bu Rini!, angker tau.' selalu aja bilang gitu. Padahal angker darimananya coba?" menirukan suara sang lelaki, "Oh, ya. Coba aja kalau bisa lho cari kost-an. Dari kemarin gue nggak nemu, cuman ini satu-satunya kost-an yang kosong. Udah ah, mood gue jadi hancur gara-gara lho! Bye." tutup sepihak oleh Zee.
• • •
Selesai membersihkan diri, perut Zee keroncongan, minta diisi. Dengan langkah malas, ia keluar kost menuju warung nasi goreng favoritnya.
Sampai di tempat tujuan, Kazea langsung memesan satu porsi nasi goreng.
Sepuluh menit kemudian Zee menunggu, akhirnya nasi goreng yang ia pesan datang juga. Dengan cepat Zee memakan nasgornya dengan lahap. Enak.
Ketika hendak membayar, ia menabrak seorang gadis yang berjalan tergesa-gesa dari arah berlawanan.
Bruk
"Maaf," ucapnya seraya menjulurkan tangan hendak menolong gadis yang ia tabrak.
Kedua belah alis Zee saling bertautan, menandakan ia kebingunggan. Bukannya menerima bantuan dari Zee, gadis tersebut malah berlari tanpa sepatah kata pun dari hadapannya.
Saat hendak melangkah, ia memicingkan mata. Pasalnya gadis yang ia tabrak tadi, melupakan sebuah buku yang terjatuh saat bertabrakan dengannya.
Zee membungkukkan tubuh kecilnya, lalu mengambil buku yang ada di hadapannya.
'Tolong!' judul buku yang di tinggalkan sang empu, entah kemana.
"Menarik," gumamnya seraya mengambil buku tersebut dan di masukkan ke dalam tas berwarna biru yang ia kenakan.
• • •
Jangan lupa Voment ya!