Tapasya

238 24 85
                                    

Ditempat lain seorang cowok baru saja keluar dari toilet setelah menuntaskan panggilan alamnya, ia mencuci tangannya dan memperhatikan pantulan dirinya didalam sebuah cermin.
"Omegot, ini hiasan muka gua banyak bat dah bakalan berkurang dah ni pancaran keunyuan gua" ocehnya pada diri sendiri, dan menghitung memar diwajahnya yang ia anggap sebagai hiasan.

Krrww... Krrrww... (Anggap suara perut ges)

"Ututu cacing diperut gua laper yak? Cari makan yok dikantin, NJIR baru inget si kepang dua masih nungguin pasti cacing - cacing dia pada demo massal nih" dengan segera cowok tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah seorang Mr Devan stres bin gila langsung berlari tak tentu arah seperti anak hilang karena lupa jalan untuk pulang eits jalan ke kantin maksudnya.

"Shit! Pake lupa jalan lagi" ucapnya di sela sela ia berjalan tak tentu arah kemudian ia menoleh pada sekumpulan siswa sebayanya yang tengah meributkan sesuatu, tanpa pikir panjang ia langsung berjalan mendekat dan mendengar pembicaraan mereka.

'Ini si goblok malah ngasih saran yang gaada babat bibit bobotnya sama sekali' kesal salah satu cowok yang langsung menabok cowok yang berambut ikal disampingnya.

'Emang kenapa sih? Masalahnya apa?' tanya cowok yang sibuk menatap layar handphonenya.

'Gini besok kan hari brojolnya may bebeb Tania tuh yak, dalam rangka memeriahkan hari tersebut gua sebagai calon suami musti ngasih hadiah. Nah gua bingung ngasih hadiah apaan trus gua minta saran ama dia eh dia malah bilang gampang itumah kasih nomor telepon gua aja, minta di bacok emang pala dia' jelas cowok tersebut

'Language lu udah kek orang bener aja, gaada syukurnya lu dikasih saran ama babang Angga Yunanda' sahut cowok dengan rambut ikal. Dan berakhirlah mereka dengan adu cekek satu sama lain.

"SAMLEKOM YA AHLI KUBUR!" sahut Devan yang mengagetkan mereka bertiga

"Waalaikumsalam ya ahli neraka!" balas cowok berambut ikal, yang menatap sinis kearah Devan.

"Bikin jantung gua copot lu hah?! Tahan gua Sat tahan pen bunuh orang nih gua. Grrrr guk guk auuu" ucap salah satu cowok yang memberikan tangannya kepada Satria cowok yang sedang memungut handphonenya, dan dengan lebaynya dia bertingkah seakan akan tengah ditahan karena ingin menggigit orang.

"Lontong Vin gosah alay lu udah 11 12 kek miper" tabok cowok berambut ikal kepada cowok yang dipanggil Kevin tersebut.

"Urusan lu ama gua belom kelar yak Bim" lirik tajam kevin pada Bimo

"Lu siapa?" pertanyaan paling logis diantara mereka bertiga yang keluar dari mulut Satria.

"Jalan jalan ke Taiwan
Jangan lupa beli kalender
Kenalin...
Gua Justin biebier" ucap Devan yang mengangkat dagunya tinggi tinggi

"Jalan jalan ke Cina
Disambut ama Corona
Mampos mati kan lu"

"Jalan jalan ke korea
Jangan lupa beli sempak
Ngapain jauh jauh ke korea
Kalo cuman buat beli sempak" balas Kevin dan juga Bimo bersamaan.

"Kupu kupu makan buaya
Hiya Hiya Hiya" sahut Satria dengan santai

"Kenalin gua Devan yang paling ganteng, murid baru" ucap Devan seraya memajukan tangannya yang dijabat secara bergantian oleh mereka.

"Gua kevin"

"Satria"

"Bimo keche badai"

"Lu murid baru? Kok ga diplastikin?" tanya Bimo yang mengakhiri acara berjabat tangan mereka

"Lu kira dia barang apa pake diplastikin segala, ini human oy bukalah matamu selebar dunia ini" ucap Kevin yang berujung nangis wkwk canda itu dia lagi nyanyi:v

"Ga sekalian tanyain kenapa ga dikasih formalin" sahut Satria.

"Lu pada kelas brapa?" tanya Devan yang langsung sksd

"Kelas 11 Ipa 2, lu dimana?" jawab Satria sementara si Bimo sama Kevin melanjutkan acara saling mencekik satu sama lain.

"Eh gatau, gasempet liat papan kelas yang pasti gua sekelas sama cewek yang namanya Sand...ra" ucap Devan yang langsung mengingat cewek kepang dua yang tengah menunggunya di kantin, auto tepuk jidat. Yakali dia nepok jidat nya si Satria nambah hiasan muka lagi dah dia.

"Oh si Sandra, si celek itu?" timpal Kevin yang sudah mengakhiri urusannya dengan Bimo yang saat ini tengah terkapar mengenaskan.

"Aiss gua baru inget gua ninggalin dia di kantin, anterin gua ke kantin yak gua lupa jalan soalnya. Maklum anak baru" ucap Devan

Bimo yang tadinya mendekati ajal langsung bangkit dengan semangat menggebu gebu ketika mendengar kata kantin,
"Yuks beb, akikoh dari tadi udah laper" ucapnya yang membuat mereka bertiga memandang jijik sedangkan ia hanya memberikan cengiran lebarnya.

"Udah ah lama lu pada, bisa mati kelaparan kalo nungguin kalian" Bimo menarik paksa Devan dan Satria meninggalkan Kevin begitu saja.

"EH UCOKK! TUNGGUIN GUA!" teriaknya dan langsung menyusul mereka, tanpa mempedulikan ucok dikantin yang tengah keselek bakso.

Sepanjang perjalanan ke kantin mereka saling mengenal lebih dalam tentang satu sama lain, si Devan yang notabene nya gampang akrab membuat mereka menjadi tontonan manusia di koridor sekolah. Penuh candaan ketawa ketiwi kek kunti gaada kalem kalem nya sama sekali, belum lagi kalau terjadi perang dunia ketiga antara Bimo sama Kevin.

Baru saja mereka sampai di kantin mereka disuguhkan pemandangan tak layak, si Devan yang merasa bersalah langsung berlari dan menarik paksa Tasya untuk menjauh dari Sandra. Bimo, Satria dan juga Kevin ikutan berlari menyusul Devan.

"WOY LU APA - APAAN, PEN NYOBA BUNUH ORANG YA LU!?" bentak Devan pada Tasya setelah melihat kondisi Sandra yang saat ini tengah menghirup rakus oksigen di sekitarnya bahkan wajahnya sampai memerah, dari kepala sampai bajunya semua terkena jus. Tampilan yang sangat mengenaskan rambutnya acak - acakan, bajunya basah membuat dalamannya tercetak jelas.

"LO YANG APAAN! SOK NGEBELAIN DIA SEGALA, DIA EMANG PANTES BUAT DIPERLAKUIN KEK GITU! DIA TUH CUMAN PEL*CUR!" balas Tasya yang makin emosi karena Devan membela Sandra.

"Lebih baik lu pergi Sya, sebelum gua yang jadi cowok pecundang yang berani mukul cewek" sahut Satria yang melirik sinis dan jijik kearah Tasya

"Ntuh tangan ada lemnya apa gimana, lengket amat daritadi ga lepas - lepas" sindir Kevin pada Rosa dan juga Bella.

"Perlu bantuan buat ngelepasin nona nona?" sahut Bimo dengan seringaian membuat mereka langsung melepas tangan Sandra dan berlari kearah Tasya.

"Yuk Sya, lebih baik kita pergi" bisik Rosa yang yang langsung berbalik munuju luar kantin diikuti oleh Bella.

Tasya belum puas sebelum keluar kantin dia dengan segera mengambil sisa jus dan menyiramnya kearah Sandra yang saat ini menangis memeluk dirinya sendiri menutupi bagian depan baju yang memperlihatkan dalamannya...

Lanjutkeun gess

Asalkan Kau BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang