Satria tersantuy

242 23 69
                                    

Tasya belum puas, sebelum keluar dari kantin dia dengan segera mengambil sisa jus dan menyiramnya kearah Sandra yang saat ini menangis memeluk dirinya sendiri menutupi bagian depan baju yang memperlihatkan dalamannya, Devan yang melihatnya langsung menghalangi Tasya sehingga ialah yang terkena siraman tersebut.

"PERGI LU BITCH!" Devan kali ini benar - benar emosi mengingat Tasya cewek ia melampiaskan amarahnya dengan menendang meja di sebelah kanannya, wajahnya jadi lengket karena siraman jus tadi beruntung bajunya tidak ikutan basah.

"Awas aja lo Sandra" gumam Tasya sebelum akhirnya keluar dari kantin.

"Yeh dasar si nenek Tapasya" seru Bimo mengejek Tasya dengan menyamakannya seperti salah satu pemeran antagonis di film india kesukaan neneknya.

"Dah lah, mending kita beresin nih trus kita makan bukannya lu pada laper?" ucap Satria yang tengah melepas hoodienya.

"Dan lu mending ke toilet sekalian sama si Sandra, nih gua pinjemin ke Sandra jangan lupa balikin ini hoodie kesayangan gua" ucap Satria yang memberikan hoodienya.
"Gua mesen makanan dulu samain aja biar ga ribet, udah kelar balik sini makan" lanjutnya lalu berjalan dengan santai untuk memesan makanan.

"Dia mungkin satu - satunya temen cowok gua yang paling santai dan ga suka ribet" gumam Devan yang langsung disahuti oleh Kevin

"Bisa bahaya kalo dia yang emosi"

"Tau Hulk? Diamah lewat bayangin ae gimana jadinya kalo dia marah" timpal Bimo yang membereskan meja kantin lalu mendudukinya.

"Waterpak! Ini muka lengket bat, dasar cabe import" kesal Devan lalu memberikan hoodie kearah Sandra.
"Nih buat nutupin baju lu, lu gapapa kan? Gada yang luka kan? Bisa jalan kan kita pengen ke toilet soalnya" lanjutnya pada Sandra yang tengah menangis sesegukan.

Sandra dengan cepat memakai hoodie tersebut setelah Devan memunggunginya menghalangi pandangan para jantan yang sedari tadi menatap lapar kearahnya, lalu ia dan Devan bergegas kearah toilet.

"Liat dulu kedalam ada orang pa kaga?" ucap Devan yang menunggu di depan pintu toilet wanita, setelah mendapati bahwa tidak ada seorangpun di dalam toilet Sandra keluar menghampiri Devan dan menjawabnya dengan gelengan.

"Nih si Satria yang ngasih, cepet jangan lama ntar gua lumutan berdiri disini" Devan menyodorkan kantong plastik yang berisikan berbagai jenis shampo dan juga jenis sabun lengkap beserta teman - temannya, si Satria yang ga suka ribet langsung membelinya secara acak dan memberikannya kepada Devan sebelum pergi.

Sementara Sandra membersihkan dirinya dan mengganti bajunya yang terkena tumpahan jus dengan hoodie yang diberikan lebih jelasnya dipinjamkan oleh Satria, Devan yang menyenderkan badannya di dinding menghalangi setiap orang yang ingin masuk dengan berbagai cara. Dari menakut nakuti bahkan tidak segan mengancam membuat para siswi mengurungkan niatnya dan berlari menjauhi Devan.

"Ni anak ngapain sih didalam, maen Ludo apa yak?!" gerutu Devan dan langsung mengetuk pintu toilet
"Oy kepang dua, masih idup kan lu? Ga pingsan kan? Ga kecantol penghuni toilet kan lu?" teriak Devan namun tak ada sahutan dari dalam.

"Masuk"

"Engga"

"Masuk"

"Engga" bimbang Devan yang dari tadi bolak balik mengarah ke pintu toilet

"Arghhh dihitungan ketiga ga muncul gua masuk, oke fiks!" ucapnya dan mulai menghitung dan dihitungan ketiga Sandra belum muncul juga, Devan mengedarkan pandangannya menatap sekitar hampir mirip kek orang pen maling rumah kemudian dengan ragu - ragu memegang knop pintu.

Belum sempat ia memutar knop pintu, pintu tiba - tiba terbuka dari dalam membuat Devan tertarik kedalam dan jatuh menabrak Sandra.

"Aduh" ucap Sandra disertai dengan ringisan karena tubuhnya jatuh membentur lantai ditambah Devan yang jatuh tepat diatas tubuhnya. Untung dengan cekatan Devan tadi sempat melindungi bagian kepala Sandra.

Dahi dan hidung mereka saling bersentuhan satu sama lain, Devan memperhatikan lekuk wajah Sandra yang saat ini tengah membuka matanya menatap dan menelusuri  lebih dalam mata Sandra yang meneduhkan, lalu turun ke hidung kemudian berhenti ke bibir Sandra.

"Arghh" Devan langsung membenturkan kepalanya ke lantai membuat tubuh mereka semakin dekat, lalu membalikkan badannya kesamping Sandra dan segera berdiri sambil meringis tertahan karena sakit di tangan kanan serta jidatnya.

Sandra membersihkan rambutnya yang ia gerai karena masih basah, lalu melihat uluran tangan seseorang yang tak lain adalah Devan yang tengah cengar cengir gak jelas.

"Gua bantuin" ucap Devan yang masih setia mengulurkan tangannya hingga akhirnya dengan ragu Sandra menggenggamnya dan membantunya untuk berdiri.

Mereka berdua bergegas ke toilet pria, kini gantian Sandra yang menunggu Devan di depan toilet yang tengah membersihkan wajahnya yang lengket. Tak perlu waktu lama Devan segera keluar dengan wajah segarnya dengan rambut yang basah membuat airnya menetes ke wajahnya, Sandra sempat memandang lama Devan sebelum akhirnya menundukkan kepalanya.

"Eh kepang dua sekarang dah jam brapa?" tanya Devan yang berjalan sembari menyisir rambut dengan tangannya, Sandra yang juga berjalan disampingnya bukannya menjawab malah menaikkan alisnya heran dan memperhatikan jam yang bertengger manis di pergelangan tangan Devan.

Devan yang mengikuti arah pandang gadis itupun akhirnya menjawab.
"Jam gua mati" ucapnya membuat Sandra lagi - lagi heran.

'Udah mati kok malah dipake, dia punya masalah apasih?' batin Sandra.

"I..itu masih ada 20 menit lagi sebelum bel masuk" jawab Sandra yang melihat jam tangan yang merupakan pemberian ibu kandungnya.

"Yodah cepetan kita capcus ke kantin, cacing diperut gua sekarat dikit lagi sakratul maut" ucap Devan yang mempercepat langkahnya dan memaksa Sandra untuk ikut dengannya.

Sesampainya di kantin mereka berdua disambut dengan keributan di salah satu meja yang dihuni oleh 3 orang siswa yang tak lain adalah Kevin, Bimo, dan juga Satria, lebih tepatnya hanya Kevin dan Bimo yang sedang ribut entah kali ini apa yang membuat mereka bertengkar sedangkan Satria dia malah makan dengan santai tak menghiraukan keributan yang dibuat oleh Kevin dan juga Bimo, seolah mereka berbeda dunia.

"Emang mereka selalu kek gitu?" tanya Devan yang asal maen duduk aja disamping Satria dan menarik Sandra untuk duduk di sampingnya.

"Tiada hari tanpa berantem" jawab Satria yang melirik Kevin dan juga Bimo.

"Oy anak dajjal berantem ya beramtem makan ya makan aja gosah berantem sambil makan, ini nasi lu terbang kemana - mana" kesal Devan yang menggeplak keduanya.

"Jalan jalan ke laut
Yuk gelut" seru Kevin yang udah naik ke kursi.

"Jalan - jalan ke Madagaskar
Lontong gosah bertengkar" sahut Bimo yang dengan dramatis menahan Devan dan juga Kevin.

"Perang ini harus diselesaikan secara jantan, LAWAN AKU WAHAI KAU ANAK SETAN AKAN KUKELUARKAN JURUS DARI EYANG PEOT" ucap Devan yang malah ikut - ikutan naik keatas kursi dan menyisir rambutnya kebelakang mengeluarkan gaya songongnya.

"Gess welkombek tu may cenel, kali ini ya ges akikoh lagi diributin ges sama duo buaya. Kyaaa asek bener gess liat mereka berantem..." seru Bimo dengan alay nya mengeluarkan hp dan sok sok an merekam ala ala yutuber.

"Tuh udah gua pesenin, lu pen makan ato gak terserah kalo lu emng pen mati kelaperan" ucap Satria tanpa mengalihkan pandangan dari makanannya.

"Lu gosah anggap mereka" lanjutnya yang menatap Sandra dibalas anggukan oleh Sandra dan langsung menyantap nasi goreng dihadapannya.

"KEMBALINYAA ANAK SETANNN HUAHAHAHAHA" ucap Kevin penuh dramatis.

Tidak ada yang akan menyangka bahwa Devan dan Kevin saling melayangkan kepalan tangan yang masing - masing telah di beri 'hah' terlebih dahulu dan juga diberi bacaan entah apa itu.

Semua mata mengarah kepada mereka berdua

Bahkan Satria ikutan menoleh dan menghentikan acara makannya

Sandra yang duduk gelisah ditempatnya

Serta Bimo yang sibuk merekam kejadian

Apa yang akan terjadi selanjutnyaaaa..........

Jangan kemana - mana setelah iklan yang berikut ini....

Lanjut apa udahan?
Wkwk canda ya lanjutlahh

Asalkan Kau BahagiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang