hello. temen2, nanti di tengah2 ada adegan uwu-uwu nya, nanti aku kasih tanda dari awal adegan sampe akhir adegan, bisa kalian skip ya kalo yang gamau baca dan belum cukup umur
.
.
.
Namjoon tersenyum ketika mendengar suara riuhh tepuk tangan dan dirinya menyerahkan gunting pada wanita yang membawa nampan lalu menjabat tangan seseorang yang mendekat.
"Terima kasih Gubernur Kim."
"Gubenur Kim."
"Selamat Tuan Gi, semoga sukses." Balas Namjoon. Agenda hari ini adalah dirinya meresmikan sebuah perusahaan baru di daerah Seoul. Perusahaan yang bergerak dibidang asuransi itu meminta Gubernur untuk secara resmi membuka perusahaan tersebut.
Lalu setelahnya Namjoon diajak untuk menyantap beberapa jamuan dan melihat bagaimana isi perusahaan tersebut. Hoseok terus mengekor di belakangnya, dengan beberapa pengawal yang terus bersiaga dan Namjoon yang terus mengangguk mendengar penjelasan tentang bangunan dan bagaimana nantinya perusahaan tersebut.
Tentunya Serin setia menemani Namjoon di sampingnya, Direktur Perusahaan juga mengundang Serin.
"Kalian nampak sangat serasi Gubernur Kim." Namjoon hanya membalas dengan senyuman. "Bagaimana, sudah ada kabar baik dari Tuhan?"
"Ya?"
Tuan Gi terkekeh melirik pada Serin lalu tersenyum pada Namjoon dan mencondongkan badan. "Momongan." Bisiknya sedikit keras namun terdengar oleh Serin. "Anda Gubernur termuda Seoul yang pernah menjabat, apalagi belum lama baru menikah, pasti rakyat menanti malaikat kecil, anak Gubernur Kim nantinya."
"Ah-hahaha." Suaranya terdengar canggung. "Jika Tuhan sudah berkehendak, akan kami sampaikan berita bahagia itu." ucap Namjoon lugas dan tenang. Tuan Gi nampak menyetujui dan terus tersenyum.
"Ibu Serin, isteri saya sering bercerita tentang anda di asosiasi. Katanya, Ibu Gubernur itu yang paling cantik." Serin tersipu menunduk. Isteri dari Tuan Gi adalah salah satu rekannya di asosiasi wanita. Dan beberapa asosiasi lainnya.
"Nyonya Gi juga sangat cantik, idenya tentang dana untuk pasien kanker sangat cemerlang Tuan Gi. Banyak yang berpartisipasi, oh—masakannya juga sangat enak, kami semua menyukai red velvet buatan Nyonya Gi."
Tuan Gi tertawa bangga mengangguk dan mengiyakan tentang sanjungan Serin. Obrolan terus berlanjut sampai Namjoon berpamitan dan melanjutkan agendanya.
"Namjoon.. kau mau makan di rumah atau.. di luar?"
Mereka tengah berada di dalam mobil, kembali menuju kantor, Hoseok seperti biasa duduk di bangku depan, fokus pada email dan beberapa laporan lainnya.
"Oh itu.. aku tidak pulang Serin. Nanti Sanji yang mengantarmu pulang, aku akan makan di kantor."
"Oh--, iya Namjoon."
Serin segera menatap keluar jendela mobil, membiarkan Namjoon yang terdiam dengan canggung. "Oh ya Hoseok, tolong tanya tentang proses bantuan untuk sekolah dasar pada Yeonwoo, kau sudah menghubungi Tuan Park? Kedutaan sudah menghubungiku tadi."
"Sebentar, aku akan menghubungi Tuan Park dulu, untuk masalah bantuan sekolah dasar, aman Namjoon."
Namjoon mengangguk menyenderkan badan, menatap berlawanan arah dari Serin. Ia sudah tak sabar malam hari—ia sudah tak sabar kembali bertemu Seokjin dan Jungkook. Sedari tadi nafasnya terasa berat, pipinya pegal tersenyum, juga bagaimana letihnya Namjoon meladin banyak orang hari ini. Bersikap wibawa, tak boleh mengeluh, mengatakan segala hal yang baik, meyakinkan semua orang tentang bagaimana seorang Kim Namjoon layak menjadi pemimpin.
KAMU SEDANG MEMBACA
All Night, is You
FanfictionJadi, apa pilihanmu, Gubernur Kim? Namjinkook mpreg Rated : M