Chapter 2

5 0 0
                                    


Jakarta, 5 and a half years ago.

Baru semalam aku tiba di Indonesia, tetapi rasa lelah rasanya hilang begitu saja karena aku bisa melepas kangen dengan sahabat-sahabatku. Sejak aku lulus kuliah dan mulai bekerja di Australia tiga tahun lalu, ini adalah liburan panjang pertamaku. Setelah bekerja sebagai full time programmer selama dua tahun, setahun belakangan ini aku memutuskan untuk menjadi freelance programmer. Pada awalnya, keluargaku mengkhawatirkan keputusanku ini; but luckily, I'm blessed with a solid client base. Menjadi freelancer memberiku kebebasan untuk mengatur waktuku dan aku tidak lagi terikat dengan office life yang membuatku mudah jenuh. Aku pun kali ini memberanikan diri untuk pulang selama sebulan.

Hari ini, aku sudah janjian dengan Cecilia. Karena letak rumah kami lumayan dekat, kami lebih sering menghabiskan waktu kami di rumahku. Seperti siang ini, kami berdua hanya bersantai di kamarku sambil menikmati cemilan yang sudah disiapkan oleh asisten rumah tanggaku.

"So... tell me what's new."

"Ya well... you know how my life is. Sibuk kerja," jawabku sambil menyipitkan mataku, karena aku tahu betul apa yang sebenarnya ditanyakan sahabatku ini, "and no, I haven't met anyone special yet."

Cecilia tertawa jahil, "Gue kenalin ke temennya Chris ya?... hahaha auww! Enggak pake nyubit juga sih sis!" Dia mengelus-ngelus tangannya yang kucubit pelan.

"Udah gue bilang, enggak usah mikir kenal-kenalin ya."

"Iya, iya tau gue... kan bercanda aja. Tapi beneran loh, just say the word, and..." I glared at her, "Ok, ok, santai aja sis!"

Aku pun tertawa.

"Tapi ya Sa, ini bukan karena lu mau single forever kan?"

"Enggak kok.. memang I just haven't met anyone yang bikin gue berasa... apa ya?"

"Nyaman?"

"Exactly."

"Gue doain, lu cepet ketemu sama that someone ya."

"Aweee... thank you dear."

Cecilia terkekeh, "Biar nanti, kita bisa double date-an."

"Cil!!!"

Kami berdua tertawa.

"By the way, tau enggak? Besok gue mau ketemu sama Harry and Irina loh."

"Eh iya, apa kabar tuh temen-temen SMP lu?"

"Baik-baik kok, Harry sekarang udah freelancing tuh. Tau sendiri kan, sejago apa dia kalau gambar. Wajar aja sih bisa cepet freelancing. Udah ada networknya juga. Kalau Irin, masih di bank sih kerjanya. Inget kan yang gue cerita, Irin pengen pindah? Tapi sampe sekarang, belum nemu tempat kerja yang pas."

"Gue titip salam ya, sama mereka."

***

Damn, gue kepagian!

Hari ini aku, Harry dan Irina memang janjian ketemu di Senayan City. Karena jalanan Jakarta yang hampir selalu macet, aku memutuskan untuk berangkat extra early.

Garis bawahi hampir selalu.

Entah apa aku harus senang atau jengkel, tapi ternyata traffic hari ini sangat lancar untuk Jakarta weekend, dan aku benar-benar kepagian.

Aku pun memutuskan untuk menunggu di Starbucks sampai sahabat-sahabatku tiba.

Me: Guys, gue udah sampe ya.

MonologueWhere stories live. Discover now