Prolog

5 2 0
                                    

"Heh! Apa yang kau katakan?! Jangan ngomong sembarang yah!"

"Halah! Bukannya benar apa yang saya katakan? Pengecut!"

"Sadar diri dong, Neng! Siapa yang mulai duluan? Nulis-nulis status di medsos pake ngata-ngatain lagi, ngomong sembarang. Kalau mau ngomong, di depan orangnya. Jangan di belakang! Pengecut!"

"Sabar, Ra! Istigfar!"

"Aku tidak bisa sabar kalau orangnya ngelunjak kek gini, Ara!"

"Apa kau bilang?!"

"Sudah, Ra! Kita jadi bahan tontonan di kantin. Ayok kembali ke kelas!"

Dengan segala kemampuan kukerahkan agar Rahayu mengikuti perkataanku. Aku tidak mau menjadi bahan tontonan murid-murid, apalagi jika ketahuan guru kalau di kantin sedang ada keributan. Habislah kami jika ketahuan.

"Ya udah deh! Ayok kita balik ke kelas," putus Rahayu sambil mengatur emosinya yang sedang meluap-luap.

"Nah, gitu dong!" Hasanah yang sedari tadi diam akhirnya bicara juga. Memang dia dah.

"Dan kau! Mohon dijaga mulutmu! Ah iya, tangan juga."

Setelah mengatakan hal itu, Rahayu berjalan keluar dari kantin yang diikuti kami berempat.

Dulunya kami selalu berenam. Entah bagaimana selanjutnya hubungan ini. Semoga kita selalu bersama. Entah di surga nanti.

Huh! Ngomongin surga, semoga persahabatan ini bisa sampai ke Jannah-Nya.

~~~~~~~~~~~♡~~~~~~~~~~

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatuh!
Hallo semua! Akhirnya jadi juga. Aku tuh lagi banyak tugas, tapi malah nulis cerita. Eh, aku 'kan ngehilangin bad mood.

Aku newbe yak!

Kemarin-kemarin sempat buat cerbung, tapi mandat di tengah jalan. Selalu gitu. Semoga yang ini tidak seperti itu.

Jangan lupa vote yak!

Syukron Katsiron>•<

-TiaraAnnisa
Home, 12Mei20

Al-Qur'an sebaik-baiknya bacaan!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akankah Selalu Seperti Ini?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang