"Hey nona cantik ko sendirian malam malam begini sih?"
Ada pengganggu Bro, temperangnya kayak preman senior tapi itu tidak mengubah ekspresi Aru, masih datar aku rasa hanya itu ekspresi yang dimiliki Aru.
Tapi Aru hanya melewati tiga preman itu tanpa suara, lagi lagi ia menghalangi langkah Aru,"Jangan buru buru nona cantik, main bareng kita bentar, boleh?"
"Enyahlah, sebelum gue enyahkan", acaman pertama sudah keluar, tapi para preman itu hanya tertawa melihat keberanian Aru, jarang jarang ada anak gadis yang berani seperti dia.
"Ayo lah, sebeeeentar saja jangan galak galak, nanti cepat tua"
"Pergi! Pulang tidur bareng istri kalian, pasti istri sedang nyari lo pada. Gue akan ngasih lo nafas malam ini", itu peringatan ke dua--lagi lagi preman itu hanya tertawa mendengar tawaran Aru, seperti mereka mendapatkan lotre saja.
Satu preman sudah memegang tangan Aru, tapi Aru hanya menatapnya dengan tajam tanpa reaksi, sunggu menegangkan. Lamat ada seseorang dari arah belakang yang memanggil Aru, Aru pun sontak berpaling begitupun dengan preman preman itu.
"Eh ada pahlawan kemalaman"
"Bos ko kemalaman, biasanya kesiangan"
"Kan ini udah malam dodol"Ternyata itu Angga. Kenapa dia disini? Guman Aru.
"Eh bocah mau jadi pahlawan? Nyelamatin putri salju gitu?, ahahahaah"
"Lepasin gak!", seru Angga.
"Kalau enggak gimana?" tanya salah satu preman itu.
Tanpa banyak bacot preman itu sudah melumpuhkan Angga tanpa memberi kesempatan untuk berisp siap.Bruukk-
Satu tonjokan berhasil menjatuhkan Angga. Satu pukulan lagi-----tapi berhenti, karena tangan Aru menggagalkan daratan tonjokan ke tubuh Angga. Aru meremas tangan itu bak meremas mie instan saja, dengan tatapan Aru yang datar dan tajam terbesik senyum menakutkan, peraman itu tidak bisa bergerak, tangannya terputar kaku sepertinya sudah remuk, dia hanya meringis menahan sakit lalu, bagaimana bisa ia dikalahkan sama boca tengik?, Aru melepasnya kembali tangan preman itu, memberikan kesempatan mereka untuk pergi. Sungguh murah hati.
"Pergi lah, gue masih beri lo kesempatan, anak anak lo pasti nyari bokapnya"
Peringatan ke tiga----kesabaran Aru berada pada puncaknya tapi masih setia dengan tatapan datar dan dinginnya. Senyum tajam kembali tercipta diwajah Aru.
Preman itu tidak pergi, malah sangat marah melihat Aru dengan geram. Bagaimana bisa gadis perempuan menyakiti lenganannya?.
"Hajar mereka!!!!! " seru salah satu preman.
. Satu tendangan, tapi hanya mendarat di udara yang kosong, satu putaran kaki Aru sudah mendarat di belakang leher preman paling kurus itu, -Bruuukk, preman itu jatuh karena tendangan Aru.
Kedua preman yang lain heran melihat Aru yang berhasil menjatuhkan temannya. Tapi kedua preman itu tidak menyerah, mereka malah membantu temannya yang tadinya jatuh tengkurap mencium tanah kelahirannya, dan sekarang mereka bertiga berdiri tegap hendak kembali menghajar Aru.. Satu, dua, lagi lagi tonjokan itu mengenai udara kosong, Aru berhasil menangkis satu tangan preman itu lalu memutarnya ke belakang , dengan cepat posisi Aru berputar dipunggu salah satu preman itu, seraya menendang preman yang satunya hingga mendur beberapa langkah, lihat! Pelipis preman itu berdarah karena tendang Aru, ia semakin geram melihat Aru, tapi lagi lagi ekspresi Aru masih datar walau sedang menghadapi preman preman itu. Kali ini Aru tidak menghindar lagi, tapi Aru lah yang mengirim pukulan dan tendangan untuk ke tiga preman itu hingga kapok.
"Cukup ampun, kami akan pergi!"
"Cabut!" seru Aru dengan tatapan tajamnya.
"I.. Iya.. Cabut!"Preman itu sudah pergi, -set tatapan dingin Aru sekarang sedang menatap Angga yang masih terduduk ditanah, Heran-kagum-terkejut Angga tidak bisa ngomong apa apa, ia malu karena ia jatuh saat pukulan pertama, sedangkan Aru? Jangankan kalah, ekspresi Aru benar benar tidak berubah, hanya ekspresi khasnya yang santai seperti tidak sedang menghadapi masalah, datar walau sudah membuat bonyok tiga preman sekaligus.
"Apa lo mau duduk disana terus sampe pagi?"-masih dengan tatapan yang datar
"Ehh nggak" Angga sudah berdiri menepis pakaiannya yang kotor karena sudah menyentuh tanah.
"Lo gak papa? "
Seharusnya gue yang ngomong gitu, aduuh Gaaa kenapa jadi dia yang nyelemetin lo?, gumam Angga
"Iya, lo?"
"Pulang udah malem, gak baik anak gadis keluar malam malam", ketusnya lalu meninggalkan Angga tanpa ekspresi."Itu ledekan? Gila gue diledek" ujar Angga yang melihat punggu Aru semakin menjauh tidak percaya. "Dia jago bela diri rupanya, judes, galak, preman aja takut sama dia, pantas aja Dito bilang dia itu berbeda, bedanya sangar Bat. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa dalam Kata
Teen FictionSudah!, aku letih, aku ingin menghilang dari bumi. Doraemon tolong pinjamkan pintu kemana saja mu, aku hendak ke saturnus meninggalkan hidupku yang suram ini. Aku janji akan mengembalikannya setelah usai kugunakan. Kumohon sekali iniii saja.