Happy reading...
Sudah dua hari semenjak Sasuke sadarkan diri, dan selama itu pula Sakura belum mengetahui jika Sasuke telah sadar dari komanya. Seperti biasa setelah selesai memeriksa pasiennya Sakura akan menjaga Sasuke dikamar inapnya.
Namun baru beberapa langkah, telepon Sakura bergetar menandakan jika ada panggilan masuk. Menghentikan langkahnya, Sakura meraih handphone yang berada disaku jas dokternya dan melihat siapa yang menghubungi nya.
Alisnya menyerngit ketika nama ibunya tertera dilayar datar itu, tanpa pikir panjang Sakura pun mengangkat panggilan dari ibunya itu.
"Moshi-moshi, Kaa-san. Ada apa?" tanya Sakura.
"Pulanglah, ada yang ingin Kaa-san dan Tou-san bicarakan denganmu." ucap sang ibu dengan nada yang serius, membuat Sakura menyerngitkan dahinya heran karena jarang-jarang ibunya menggunakan nada serius seperti itu.
"Sebenarnya ada apa, Kaa-san? Aku ingin menemani Sasuke-kun" ucap Sakura dengan nada penolakan yang sangat ketara.
"Kau akan tau jika kau pulang, sekarang pulanglah" lagi, suara ibunya terdengar sangat serius membuat Sakura semakin bingung. Tapi ia tak ingin pulang, ia ingin menemani Sasuke dirumah sakit.
"Tapi Kaa-"
"Jika kau bersikeras tak mau pulang, aku akan menyuruh Mikoto memindahkan Sasuke kerumah sakit lain! Atau perlu keluar negeri untuk menjalani pengobatan dan juga agar kau tak bisa bertemu dengannya lagi!" bahkan ibunya mengancam, mau tak mau Sakura akhirnya menuruti kemauan sang ibu untuk pulang.
"Baiklah, Saki pulang" jawab Sakura dengan lesu. Menghela nafas panjang Sakura membalikkan badannya menuju ke parkiran dimana mobilnya terparkir.
.
.
.
.
.
"Jadi apa yang ingin Kaa-san dan Tou-san bicarakan" ucap Sakura sedikit jengkel, pasalnya sudah beberapa menit mereka hanya duduk tanpa mengucapkan apapun, membuat Sakura mulai merasa jengkel. Tadi disuruh untuk segera pulang, setelah pulang hanya diam."Kau akan kami jodohkan dengan anak teman Tou-san, Saki" ucapan Kizashi membuat Sakura membulatkan matanya terkejut. Apa ayahnya bilang? Dijodohkan? Yang benar saja! Batin Sakura.
"Tapi Tou-san, aku sudah memiliki orang yang aku suka! Aku tak mau dijodohkan" tolak Sakura cepat, Sasuke masih terbaring dirumah sakit dan dia akan dinikahkan? Tentu Sakura tak ingin menikah selain dengan pemuda raven itu.
"Tapi sayangnya kau tak memiliki pilihan, Saki" Mebuki menyahut dengan nada serius nya.
"Saki mencintai Sasuke-kun, Kaa-san! Saki tak mau menikah dengan anak teman Tou-san, Sasuke-kun masih terbaring dirumah sakit!" tolak Sakura lirih, karena Sakura yakin kedua orang tua nya itu akan sulit untuk ditaklukkan.
"Maafkan kami, Saki. Tapi keluarga calon suami mu telah menyiapkan segalanya untuk acara pernikahan kalian, undangan pernikahan kalian juga sudah disebar kemarin. Kami tak bisa berbuat apa-apa, Saki. Maafkan kami" ucap Kizashi dengan lemah, suaranya terdengar lirih mencoba membujuk putrinya.
Sakura yang mendengar ucapan sang ayah membulatkan matanya lebar, bagaimana mereka bisa melakukan itu padanya. Bahkan mereka tak mengklarifikasi padanya apakah dia setuju atau tidak. Kenapa mereka sangat jahat? Batin Sakura pilu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone [End]
Ficção AdolescenteBagaimana ketika kau tak pernah berpikir sedikitpun akan berpacaran dengan sahabatmu tapi malah menjadi jodohmu Penasaran? silahkan baca..