"Karena udah terlanjur semua orang tau, gimana kalo," ucapnya gugup.
"Kalo apa?" tanya ku memperhatikan Rafka serius.
"Kalo kita beneran pacaran aja?"
*Deg!*
Lagi-lagi selalu dia yang membuat jantung ku tak karuan.
'Sabar.. Sabar.. Jan gegabah dulu dengerin dulu lanjutannya'-batinku.
"Maksud lo, lo suka sama gue?" tanyaku penuh harapan.
"Enggak. Maksudnya pacar pura-pura untuk sementara waktu" jawabnya.
Ingin rasanya aku menghilang dari peradaban bumi ini. Bulir air sudah siap membasahi pipiku, tapi aku berusaha menahannya. Dia tidak salah, aku yang salah terlalu berharap. Lagi-lagi aku dijatuhkan oleh ekspetasi.
"Kalo misalkan lo keberatan, gue bisa bayar lo. Kita pura-pura pacaran di lingkungan sekolah aja pas ada Tharisya, mau ya please.." ucapnya sambil menatapku penuh harapan.
'Bayar? Lo kira gue jalan*?'-batinku menggerutu.
"Oh itu, iya gue bakal bantu lo" kata ku dengan terus berusaha tersenyum.
"Syukur deh, nih buat lo beli buku," Rafka menaruh dua lembar seratus ribu.
"Nggak perlu, gue bisa bayar sendiri"
"Udah gapapa, anggap aja jatah lo hari ini. Thanks ya Lyn" ucapnya lalu pergi meninggalkan ku sendiri di toko buku.
Mencintai orang yang tak punya hati dengan sepenuh hati.
***
Hari ini aku dijemput oleh Rafka. Tapi ini bukan haluan ku. Dia meminta ku untuk berpura-pura mulai hari ini. Karena aku takut bunda berpikir yang tidak-tidak karena aku dijemput seorang laki-laki, jadi aku dijemput beberapa meter sebelum rumah ku.
Rafka menjemput ku dengan mobil Koenigsegg CCX nya. Ini juga menjadi pertama dalam hidup ku menaiki mobil mewah, sangat nyaman.
Karena aku tinggal di perumahan biasa, tetangga-tetangga jauh ku takjub melihat mobil mewah melintas. Rafka dan mobilnya bak topeng monyet yang ditonton oleh anak-anak yang histeris.
Setelah sampai, Rafka memarkirkan mobil mewahnya di tempat parkir khusus siswa, ratusan mobil mewah terpajang disana. Maklum, sekolah elite 'katanya'.
Seperti dugaanku, aku dan Rafka menjadi pusat perhatian seantero sekolah.
Ck! Menyebalkan. Hal yang paling tak ku suka, menjadi bahan bincang dan pusat perhatian.
Bacotan-bacotan lambeh turah terdengar jelas melintas di kuping ku. Tapi, Rafka justru menggandeng tangan ku. Jantung ini rasanya berdetak tak seperti orang normal biasanya.
'sabar... Cuma pura-pura ngga boleh baper! Semangat Shaillyn!' -ucapku bermonolog.
"RAFKA!" lagi-lagi si nenek lampir itu datang dan berteriak histeris.
"Lo lagi lo lagi, sono ngga usah ganggu gue mesra-mesraan sama cewe gue"
Aku memutar bola mata ku malas. Sejujurnya aku sangat menyukai drama, terutama drama korea. Tapi ini benar-benar drama yang paling menjijikkan yang pernah ada.
Iya, berpura-pura.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impossible
Short StoryMemperhatikan mu saja sudah membuat ku seperti manusia paling bahagia, apa lagi memiliki mu. Tidak. Itu tidak akan mungkin, aku tak akan mungkin bisa memiliki mu. Banyak sekali penghalang kita untuk bisa bersatu. Seakan bahagia tak ingin menghampir...