32. Bicara

185 45 16
                                    


s p r i n g .
March, 23.

Sudah tiga minggu setelah para murid kembali dari liburan pendek usai semester genap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah tiga minggu setelah para murid kembali dari liburan pendek usai semester genap. Kini Sejeong duduk di tempat duduk barunya. Di kelas barunya tentu saja.

Ia sudah kelas akhir sekarang. Dan yah, ia mengambil tempat duduk paling depan. Entah apa alasannya. Padahal setahu Daniel, Sejeong tipikal orang yang sangat suka duduk di belakang.

Bunyi pesan masuk membuat Sejeong mengarahkan pandangan pada ponsel yang dipegangnya. Ia menghela nafas pelan sebelum akhirnya berjalan menuju atap.

    

Kim Doyoung
| Sepertinya kita harus bicara
| Aku menunggumu di atap

    

Iya, Doyoung alasan mengapa Sejeong sekarang berjalan menuju atap sekolah. Sebenarnya Sejeong agak gugup karena mengingat hubungannya dengan Doyoung akhir-akhir ini mulai meregang.

Begitu sampai di atap, angin khas musim semi menerpa wajah cantiknya. Bisa ia lihat Doyoung yang berdiri di tepi atap, berpegang pada tembok di ujung.

Dengan pelan, Sejeong berjalan menghampiri Lelaki tersebut.

"Ada apa?" tanya Sejeong.

Doyoung menghela nafas pelan sebelum akhirnya menatap Sejeong dengan dalam.

"Kau ini kenapa, hm?" tanya Doyoung lembut.

Sejeong sempat mengerjap kaku sebelum akhirnya menggeleng pelan. Gadis itu tertawa pelan—paksa. "Memangnya aku kenapa?"

"Berhenti berbohong, Kim Sejeong."

Sejeong terdiam. Suara Doyoung barusan terdengar seperti tidak mau dibantah.

"Kau menjauhiku. Itu sebabnya kau mengambil tempat duduk di depan agar aku tidak duduk denganmu lagi," ucap Doyoung. Alisnya bertaut, Lelaki itu marah.

Sejeong melebarkan matanya kaget. "B-bukan begitu, Doyoung," ucapnya mengelak.

Tatapan Doyoung melunak. Lelaki itu menghela nafas kasar. "Sebenarnya apa yang salah? Aku terus berpikir, apakah terjadi sesuatu selama aku tertidur?"

Sejeong menggigit bibirnya. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana. Mungkin kalau ia jadi Doyoung ia juga akan bingung.

Bayangkan saja kau tidak sadarkan diri selama tiga minggu dan begitu bangun, seseorang yang sangat dekat denganmu tiba-tiba menjauhimu tanpa alasan. Bahkan pesanmu saja tidak pernah dibalas.

Itulah yang dirasakan Doyoung. Itulah mengapa Lelaki itu benar-benar bingung dengan perubahan sikap Sejeong yang tiba-tiba.

"A-aku tidak apa-apa. Tidak terjadi apa-apa, sungguh. Hanya saja aku sedikit kewalahan karena latihan persiapan lomba di bulan Mei mendatang," jelas Sejeong—berbohong tentu saja.

Doyoung memejamkan matanya sejenak, takut emosinya akan meledak saat ini juga. Ia kemudian menarik nafas pelan kemudian tersenyum tipis.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi. Dan aku juga tidak mengerti mengapa kau selalu menghindariku akhir-akhir ini. Tapi tolong, jangan begini terus. Aku tidak tahan. Ini benar-benar menyiksaku," ucap Doyoung pelan.

Sejeong terdiam. Matanya berkaca, ia bingung harus apa.

"Maaf jika sikapku membuatmu risih. Tapi sungguh, ini semua karena aku benar-benar merindukanmu." Usai berucap, Doyoung mengusap pelan surai Sejeong kemudian berjalan meninggalkan Gadis itu.

Begitu mendengar pintu atap ditutup, Sejeong berjongkok dan menangis. "Aku juga tidak tahu kenapa aku seperti ini, Kim Doyoung."

MBAK SEJE KNP HAYO?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MBAK SEJE KNP HAYO?

BTW AK SEDIKIT SEDIH MELIHAT PEMBACA FF INI MULAI BERKURANG:'

TAPI GAPAPA, MAKASIH BANYAK YANG MASIH MAU BACAAAA💚💚 I LOP YU SO MUCHHHH😭💚💚

Your Lie in April - Dojeong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang