'Jenuh itu normal tapi bukan alasan untuk menjadi pesimis.'
Klik
(Post)"Done."
Akhirnya aku selesai juga.
Inilah pekerjaan ku, seminggu sekali aku harus memposting kalimat-kalimat ini, tentu saja aku sendiri yang rangkai kalimatnya, itulah mengapa biasa aku harus berpikir semalaman untuk ini. Sekalipun tidak di gaji tapi aku senang melakukannya, terutama respon orang-orang yang menyukainya. Kadang jika aku telat atau lupa posting mereka akan langsung berkomentar mencariku. Awalnya aku hanya iseng buka situs quotes ini, sampai akhirnya aku menyukainya dan mencoba untuk membuat sendiri, tapi tak kusangka responnya sangat besar dan secepat ini.
Nah, komentar orang-orang mulai muncul.
ashl3y: thanks udah update lagi kak
me: iya sama-sama
del4: betul kak, yang penting tetap berusaha
me: 👍
luvluv: huhu😭, pas banget nih kak, udah capek soalnya ladeni doi yang nggak peka-peka
me: 😅
isly: sama dong kita😭
evie12: thanks kak
11 komentar lain...Tidak semuanya kubalas, beberapa ku like saja.
Sekarang sudah tengah malam, aku pun langsung berbaring dan tidur.
~~~
"Duh, kapan kelarnya ini?"
Itu suara Ardo.
Dari luar kelas aku bisa dengar suaranya itu. Aku pun buru-buru masuk ke dalam kelas.
"Ada apa?" Tanyaku. Kulihat kertas dobel folio dan pulpen di atas mejanya.
Dia ragu-ragu menjawab.
"G, guru minta absennya hari ini juga," balas Ardo.
"Terus?"
"Yang lain pada belum balas chat gue,"
"Dan lo belum rekap absennya?" Tanyaku balik.
"Iya."
Hah.
Aku meletakkan tas ku di atas meja dan duduk di sebelahnya.
"Sini kertasnya," kuulurkan tangan ku untuk menerimanya.
"Buat?" Tanya Ardo.
"Udah sini," balasku.
Dia menatapku dengan aneh tanpa memberiku kertas. Langsung kuambil kertas di depannya beserta pulpen di atasnya.
"Telpon yang lain sekarang, minta daftar kehadirannya kirim pribadi ke chat lo, gue yang nulis," ucapku.
"Lo, bantu gue?" Tanya Ardo terheran-heran.