Prolog

29 5 0
                                    

Di halaman belakang rumah aku bermain ayunan. terbuat dari ban mobil butut yang tergantung di sebuah pohon tua yang rindang.

"Mamaa...papaa tolong dorongi aku lagi dong."

Mama yang sedang berbincang dengan papa langsung menoleh, sedangkan papa tidak. Papa mengambil kopi di meja dan meminumnya, tanpa melihatku sedikitpun.

"Nak mama lagi ngobrol sama papa,Kamu main sama kakak kamu aja ya." kata mama sedikit berteriak namun dengan nada yang lembut.

"Gak mau maa... kakanya suka jail. Lagian juga,kaka main hp terus daritadi... kalo mama suruh kaka main sama aku pasti kaka marah." Kataku sambil cemberut dan agak berteriak.

Akhirnya mama menghampiriku dan mengelus lembut rambutku. "Alic sayang... kamu kan udah besar nak, coba sekarang mama tanya kamu umur berapa sekarang?"

"7 tahun ma." Tetap dengan mataku yang tidak berpaling dari mata mama.

Mama tersenyum manis "nah kamu harusnya sudah bisa main sendiri dong, tanpa harus ditemani papa mama ataupun kaka kamu, Atau... kenapa kau tidak main sama teman-temanmu saja?"

Aku cemberut "ga... gak mau maa males gasuka, Alicia gak suka main sama temen Alicia."

Mama menggeleng dan kembali duduk melanjutkan perbincangannya dengan papa.

aku berpikir panjang soal apa yang mama katakan tadi. Kalau saja aku memiliki teman yang aku sukai, yang bisa aku ajak main, yang tidak selalu jail, yang gak suka fitnah, yang gak suka 'apa apa ngadu' sama orang tuanya. Pasti sampai saat ini aku tidak sendirian.

Aku turun dari ayunan. Masuk ke rumah. Mengambil sekotak susu dari kulkas.

Glek...glek...glek

"Enak juga susu rasa caramel, siapa yang beli yah... kalo mama yang beli pasti mama beliin rasa coklat"

Datanglah seorang lelaki dengan handphone yang ada di tangannya dan earphone di telinganya. Lelaki itu membuka kulkas dan mencari cari sesuatu. Lalu menatap pada susu kotak yang ada di tanganku. Sontak lelaki tersebut melepas earphonenya dan meletakkan handphonenya di meja makan.

"ALICIA ITU KAN PUNYA KAKA KENAPA KAMU MINUM?!"
katanya sambil berteriak yang membuat Aku sedikit terkejut.

"Mana Alic tau kalo itu punya kaka, Kaka juga gak bilang itu punya kaka kan."

Kaka menggeleng dan mencubit pipiku.

"Dasar bocah nyusahin orang" sambil pergi naik ke atas menuju kamarnya.

Aku kesal atas perbuatan kaka tadi.
"KAA FELOOO" kataku berteriak sambil menuju kamar kak felo dan mendorong pintunya lalu akupun terjatuh.

"HAHAHA dasar bocah. Bocah gak tau diri emang. Masih kecil nyusahin amat dah."

Akupun melempar sekotak susu yang aku pegang tadi dan akupun menangis berteriak.

"MAMAAAAAAA KAKAA NAKAAAALLL...HUWAAAAAA"

Mama langsung datang menghampiri. "Ada apa Fel?" Tanya mama pada kaka.

"Felo gak apa apain Alic tuh mah, Alic sendiri yang salah. Masuk kamar orang gak ketok pintu, main dorong, yah akhirnya dia jatuh kan HAHA"
Kata kaka sambil mentertawaiku.

Mama hanya dapat menggeleng.
Akupun kembali menuruni tangga dan akupun terpeleset dan...

Terbangun.

Lagi lagi aku mimpi buruk, sambil memegang dadaku dengan nafas tidak beraturan karena terkejut. ku lihat jam alarm di sebelahku. Masih menunjukan pukul 3 dini hari.

Ku ambil segelas air di meja sebelah tempat tidurku.

Teringat... senyuman manis mamaku di mimpi tadi. Teringat belaian lembut mama di rambutku. Kangen, rindu... hanya itu yang sekarang aku rasakan.

Aku keluar kamar dan menuju ke lantai bawah. Di ruang tv terlihat ka Felo sedang bermain game di handphone nya.

"Ka jam segini udah bangun, ngapain siih, push rank game?" Kataku dengan mata layu dan suara sedikit serak.

"Iya dong, kan hari ini kaka ngampus dan pasti lembur banget. Mana sempet main game pas di kampus." Kata ka Felo tetap dengan mata tetap menuju pada game yang sedang dimainkannya.

Akupun tak peduli. Aku berniat untuk memasak untuk sarapan pagi nanti. PAPA... ya aku teringat Papa. Niatnya aku ingin bertanya pada kaka dimana papa. Namun setelah pikiranku berpikir untuk menjawab sendiri pertanyaanku tadi. Akhirnya aku ingat.

Ku menuju loteng atas rumahku yang memang berdebu dan berantakan.

"Hyfire...lilyra kalian dimana?" Kataku dengan suara lembut dan tidak berteriak karena masih dini hari.

Mereka keluar dari lemari usang.

"Ada apa Alic?" Tanya Hyfire.

Hyfire, lelaki tampan yang akupun tak tahu dia berasal darimana. Aku menemukannya saat aku masih kecil. umur ku dan Hyfire sama. Dia peneman ku sejak aku umur 7 tahun.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin curhat." Kataku dengan mata sedikit sedih dan terlihat agak ngantuk.

"Cerita aja, siapa tahu kita bisa bantu." Kata lilyra.

Lilyra, kuingat gadis sebayaku itu kutemukan di tengah jalan saat malam hari dengan posisi duduk dengan rambut kedepan semua dan menangis.

"Aku hanya teringat mama" kataku singkat

Mereka berdua saling tatap. "Selama ini aku hanya tahu mamamu telah pergi. Aku dan lilyra tidak tahu sebenarnya apa yang terjadi sama mama kamu itu." Hyfire hanya kebingungan.

Aku memang tahu kalau aku tak pernah bercerita pada mereka apa yang terjadi tentang mamaku. Karena akupun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Terkadang akupun bingung dengan diriku. Terkadang aku tak tahu diriku ini benar benar hidup. Terkadang aku ingin mengakhiri hidupku ini yang tak jelas sekali alurnya. Namun kehadiran Hyfire dan lilyra ini membuat hidupku sedikit berwarna dan tidak larut dalam kesedihanku yang dulu-dulu aku alami.

"Aku ingin sekali mendengar apa yang sedang terjadi Alic." Kata lilyra sembari menggandeng lenganku.

"Iya, aku juga penasaran, Kan sejak awal kita bertemu pun, kau hanya bercerita tentang kesedihanmu di sekolah dulu." Lanjut kata Hyfire

Jam 4 dini hari. Waktu yang tepat untuk aku bercerita pada sahabat sahabatku ini.

"Jadi gini ceritanya..."

Akupun memulai ceritaku, cerita hidupku yang dapat aku atur sendiri alurnya.

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang