#1

27 4 0
                                    

Aku senang sekali. Setiap hari saat ingin pergi ke sekolah aku diantar oleh papa dan mama. Namun aku agak sedikit kesal jika ada kaka.

"Felo, Alic... bekal makanan yang mama suruh ambil di meja makan udah di ambil kan?" Kata mama.

Saat itu aku duduk di kelas 1 sekolah dasar dan ka Felo di kelas 4 sekolah dasar.

Kami berdua sekolah di sekolah yang sama, dan di pagi itu kami sudah sampai sekolah dengan lupa membawa bekal yang mama suruh tadi.

Aku menatap ka Felo dengan sedikit kebingungan.

"Mama...Alic lupa buat ambil bekal nya."
"Felo juga lupa ma, gimana dong."

Sama sama kebingungan.

Namun mama hanya tersenyum. "Yasudah nanti mama kesini lagi bawa bekalnya, kalian masuk kelas aja." Kata mama lembut.

Aku dan ka Felo mencium tangan mama dan langsung memasuki gerbang sekolah.

Aku tahu jarak antara sekolah dan rumahku sangat jauh. Sedangkan akupun mengerti papa harus segera bekerja. Aku khawatir sama mama.

'Mama ke rumah lagi naik kendaraan apa ya' kataku dalam hati.

Siang harinya makan bekal ku pun belum juga ada."
Semakin khawatir diriku ini tentang keberadaan mama. Niatnya... aku pergi ke kelas kaka. Namun aku selalu takut untuk pergi ke kelasnya dengan kaka kelas yang nakal nakal itu. Dan pada akhirnya akupun tidak makan siang.

Pukul 3 sore. Waktunya pulang sekolah. Aku dan ka Felo dijemput oleh supir pribadi saat pulang sekolah. Saat di dalam mobil akupun bertanya pada pada ka Felo.

"Ka, tadi mama bawain bekal kaka gak?" Tanyaku.

Kaka terlihat sedikit kebingungan

"Alic dapet bekal gak? Kaka gak tuh." Katanya.
Semakin khawatir aku dengan keberadaan mama.

Aku gelisah. Aku ingin cepat cepat sampai rumah.

Sesampainya di rumah...

Jam segini aku tahu papa belum pulang... papa selalu pulang larut malam. Namun aku tak merasakan keberadaan mama di rumah ini. Akupun berniat untuk tidur karena aku terlalu lelah di hari ini.

Ada yg mengetuk pintu kamarku. Aku beranjak bangun dan membuka pintu. Tidak ada siapa siapa.
"Ka, jangan jail dong Alic takut niih"

Sunyi... tak ada yang menyahut

Aku ketakutan sekali. Kembalilah aku ke kasur dan menyelimuti diriku.

Tok...tok...tok

Ada yang mengetuk lagi. Aku semakin ketakutan. Rumah sebesar ini hanya dihuni oleh aku, kaka, papa dan mama juga seorang pembantu dan seorang supir. Tapi tadi sama sekali tidak ada yang menyahut.

BRAK...BRAK...BRAK

Kali ini bukan diketuk. Tapi di gebrak.

Aku semakin ketakutan.

Ku memberanikan diri untuk melihat dari bawah pintu. Aku menunduk dan ku lihat ada kaki yang berdiri di depan pintuku. Aku terkejut dan aku langsung mundur.

BRAK...BRAK...BRAK

Semakin keras pintu itu digebrak. Aku lari menuju meja belajarku dan mengambil sebuah gunting.
Ku memberanikan diri untuk membuka pintu.

NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang