Abang Ganteng Kenapa!?

202 16 4
                                    

Aurora masih misuh-misuh sambil menghentakan kakinya kesal. Lirikan matanya mengikuti arah mobil Wanda yang keluar dari perkarangan rumah. Bahkan ia tidak sadar jika kini Billy berjalan mendekati mereka.

"Hei! Ngapain kalian pada di luar? Gak masuk?" Tanya Billy saat sudah berada di hadapan Aurora dan Joshep.

"Iya, Om. Ini lagi ngobrol aja sama Ara," ujar Joshep tersenyum, walaupun itu sangat tipis dan Billy tentu menyadari itu.

"Kenapa gak di dalem aja?"

"Gak usah, Kak. Aku juga mau pulang, takut kesorean di jalan," ujar Aurora dengan senyum tipisnya. Moodnya benar-benar buruk melihat kedekatan Billy dengan wanita tadi.

"Owh iya. Hati-hati di jalan. Om masuk dulu ya, Josh." Sudut bibir Billy tertarik membentuk senyum tipis. Sangat tipis hingga Aurora tidak tau apa itu benar sebuah senyuman. Bahkan senyum itu tidak ditujukan untuknya, terlebih Billy yang tampak cuek. Aurora menggelang beberapa kali mengusir pikiran aneh-aneh yang tiba-tiba berputar di kepalanya.

'Mungkin lagi cape aja.'

Aurora menatap punggung Billy hingga hilang di balik pintu masuk yang besar itu. Ia merasa kecewa. Billy seakan lupa dengan apa yang mereka lakukan beberapa hari lalu. Sikapnya yang biasa saja barusan tiba-tiba membuat hati Aurora takut jika kemarin hanya sesuatu yang terbawa suasana.

"Kenapa, Ra?" Joshep menyentuh pundak Aurora membuatnya sedikit terkejut. Ia tau apa yang ada di kepala Aurora kini setelah melihat Billy bersama dengan wanita lain. Tentu Joshep paham akan itu.

"E-enggak. Josh, lo... lo tau gak siapa cewek tadi?" Tanya Aurora membuat Joshep tersenyum tipis.

'Lo cemburu ya, Ra?'

"Gue belum pernah liat temen Om Billy yang itu sih. Kenapa?" Tanya joshep lalu melipat kedua tangannya seakan siap dengan pertanyaan Aurora selanjutnya.

"E-enggak. Enggak kok," ujar Aurora sambil menggeleng pelan.

"Om Billy jarang bawa temen kesini, lebih sering di apartemennya. Om Billy kan balik ke Indonesia baru beberapa bulan ini." Joshep melihat raut kekecewaan di wajah Aurora.

"Apa lo... cemburu?" Tanya Joshep yang tidak dapat menahan dirinya untuk tak bertanya.

"E-engak," ujar Aurora pelan lalu menunduk. Ia menggigit kecil bibir bawahnya, dalam hati bertanya apa benar ini yang namanya cemburu.

"Lo bener-bener suka Om Billy ya, Ra?" Tanya Joshep dengan serius.

"Gue... awalnya gue ragu, sih. Tapi makin kesini gue makin yakin, Josh. Gue suka Kak Billy, gak... I love him. Gue cinta Kak Billy," ujar Aurora mengangkat kepalanya dan menatap Joshep dengan sungguh-sungguh. Joshep merasakan sesak di dadanya. Mendengar hal itu langsung dari mulut Aurora adalah hal yang paling menyakitkan.

"Gitu ya," lirihnya.

"Menurut lo gimana, Josh?" Tanya Aurora harap-harap cemas. Ia sangat ingin tau pendapat dari Joshep. Sahabatnya sekaligus keponakan dari orang yang ia suka.

"Apa?" Suara Joshep kini terdengar lebih pelan.

"Menurut lo, gue sama Kak Billy gimana?" Ulang Aurora. Joshep menarik nafas dalam lalu menghembuskannya panjang.

"Ya kalau... kalau punya perasaan yang sama, trus apa salahnya? Gue fikir juga gak buruk lah kalau kita jadi keluarga. Gue bakalan manggil lo Bibi," ujar Joshep dengan senyum yang sedikit dipaksakan. Namun Aurora menganggap Joshep sedang menggodanya.

"Gue udah mikir lo bakalan ngelakuin itu, Josh. Tapi gak masalah sih. Ntar kita diskusiin lagi kalau kita udah jadi keluarga beneran," ujar Aurora dengan semangat seolah lupa perasaan anehnya beberapa detik yang lalu. Billy hanya mengangguk lalu tersenyum menanggapinya.

Om Jadian Yuk!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang