CHAPTER 06

17 2 0
                                    

Saat ini Irez dan juga Daisy sedang berada di depan gerbang sekolah. Mereka tak henti-hentinya mengobrol, ada saja bahan pembicaraan yang menjadi ghibahan mereka.

"Lo pulang sama siapa Dais?" tanya Irez.

"Gue mah santai, punya banyak temen." balas Daisy.

"Sombong amatt." cibir Irez.

"Emang iya." ucap Daisy.

"Lo bareng siapa Rez? abang lo kan nggak bisa jemput. Temen juga nggak ada." tanya dan ejek Daisy yang membuat Irez merasa kesal.

"Lo sebenernya mau nanya atau ngebully." kesal Irez.

"Dua-duanya lah, abisnya hidup lo ngenes banget. Pacar nggak punya, temen juga nggak punya." ejek Daisy.

"Lo kalo cuma mau ngejekin gue, mending lo balik aja deh." geram Irez sembari menatap Daisy kesal.

"Uluh uluh gitu aja ngambek." goda Daisy yang sama sekali tak di hiraukan Irez.

"Eh Rez, kenapa lo nggak minta dianterin bapak guru ganteng." celetuk Daisy.

"Ogah, gue masih sebel sama tuh guru." ucap Irez.

Tak lama kemudian, teman-teman Daisy datang menghampiri mereka berdua yang membuat Daisy harus meninggalkan Irez sendiri.

"Gakpapa nih Rez gue tinggal?" tanya Daisy khawatir karena hari semakin sore.

"Santuy, gue mah dari dalam perut udah jomblo." ucap Irez sembari terkekeh.

"Beneran nih?" tanya Daisy memastikan.

"Iya, udah sana pulang kasian temen lo udah nungguin dari tadi." ucap Irez sembari menunjuk teman-teman Daisy dengan dagunya.

"Yaudah kalau gitu gue balik dulu ya, byeee." pamit Daisy sembari berlalu meninggalkan Irez.

"Byeee, hati-hati." pesan Irez yang dibalas acungan jempol oleh Daisy.


🐥🐥🐥



Jarum jam sudah menunjukkan angka 17.00 tapi Irez masih berada di halte dekat sekolahnya, bahkan hanya tersisa dirinya sendiri karena teman-teman yang tadi bersamanya sudah dijemput oleh orang tuanya.

"Punya abang satu ngeselin banget sih, nggak pengertian banget sama adeknya." gerutu Irez sembari menundukkan kepalanya.

"Kalau gue pulang jalan kaki, bisa-bisa copot kaki gue." gumam Irez sembari menghela nafas lelah.

"Kampret pengen banget gue makan orang." kesalnya.

Saat Irez sedang sibuk dengan gerutuan dan umpatan-umpatan, sebuah mobil berhenti tepat didepannya.

Tin tin

Sang pemilik mobil membunyikan klaksonnya dan membuka jendela mobil.

Irez yang sedang sibuk pun terlonjak kaget mendengar klakson mobil. Dan refleks matanya melihat ke dalam mobil yang berhenti di depannya yang dimana jendelanya sedang terbuka.

"Ngapain sih tuh orang berhenti disitu, dasar pamer." gerutu Irez.

"Woyyyy Irez bedak bencong." teriak orang itu dari dalam mobil.

Irez yang kesal dikatai pun beranjak dari duduknya dan berjalan menghampiri sang pemilik mobil.

"Lo ngajak ribut, keluar." kesal Irez sembari menendang pintu mobil dengan cukup keras.

"Gila ya lo, bisa rusak mobil mewah gue. Dasar cewek jadi-jadian." umpat orang itu.

"Lo kalo berani, keluar dari mobil. Kalau nggak bakal gue rusak nih mobil." tantang Irez yang membuat sang pemilik mobil mau tidak mau keluar dari mobil.

Dan tanpa babibu, Irez melayangkan cubitan mautnya pada perut cowok menyebalkan didepannya.

"Aww issh sakit kali Rez." rintihnya.

"Siapa suruh jadi orang nyebelin banget." ucap Irez sembari melepas cubitannya.

"Astaghfirullah, bekas cubitan lo jadi biru Rez." ucapnya sembari mengecek perutnya.

"Bodo amat." ketus Irez.

"Lo ngapain, jam segini belum pulang. Malah nongkrong di halte sendirian, situ mangkal?" tanyanya.

"Cerewet banget jadi cowok." cibir Irez.

"Lo belum jawab pertanyaan gue." kesalnya.

"Lagi nungguin angkutan." balas Irez.

"Jam segini mana ada angkutan." ucapnya.

"Kenapa lo nggak minta jemput aja?" tanyanya.

"KEPO." ucap Irez.

"Ck dasar anak setan." gumamnya.

"Yaudah karena gue anaknya baik hati, ganteng, dan tidak sombong, lo boleh nebeng gue." ucapnya yang membuat Irez menaikkan sebelah alisnya.

"Kesambet setan apaan lo jadi baik gini?" tanya Irez curiga.

"Gini banget jadi cowok, jahat salah, baik salah, sebenernya lo maunya apa sih." kesalnya.

"Gue mau pulang lah." ucap Irez dan duduk dibangku depan, samping kemudi.

Tak lama kemudian, mobil yang di tumpangi Irez melaju meninggalkan halte menuju rumah Irez.

Sepanjang perjalanan Irez hanya terdiam yang membuat cowok disampingnya mengernyit bingung.

"Tumben lo diem Rez, biasanya lo nyerocos mulu kayak mercon." cibirnya.

"Perut gue sakit." ucap Irez.

"Noh di dashboard ada camilan, makan aja." ucapnya yang membuat Irez berbinar.

"AAAA ALVERO ARDIANSAYAHHH THANK YOU SO MUCH." pekik Irez saat matanya melihat banyak makananan di dashboard.

"Ck, dasar sekalinya mercon ya tetap mercon." gumam Vero sembari menggelengkan kepalanya.

 My Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang