22. Hari Jadian

49 9 0
                                    

Happy Reading

◽◽◽

Fia memapakkan kakinya yang beralaskan sepatu putih miliknya. Gadis itu berlari kecil menyusuri tepi pantai sambil mencari keberadaan seseorang.

Beberapa menit yang lalu, saat ia masih di Mall, sebuah pesan masuk di ponselnya. Dari Nafla, katanya ia harus segera ke pantai.

Bingung tentunya, Fia saat itu langsung pamit dari hadapan Reza dan Raya. Beruntungnya, di depan Mall ia menjumpai taksi dan ia bisa langsung menuju pantai.

Sudah berlari berkeliling, namun Fia tak juga menemukan Nafla. Ia juga lelah kalau berlari seperti tadi. Apalagi siang begini, matahari terik.

Akhirnya ia menelepon Nafla. Langsung tersambung panggilan telepon nya itu. Fia mengucap syukur dalam hati.

"Lo boleh kesel sama gue karena semalem, tapi lo juga gak harus ngerjain gue gini! Gue capek tau, panas lagi."

Sampai kalimatnya selesai, belum ada suara sahutan Nafla dari sana. Fia semakin bingung. Ia dikerjai atau salah membaca pesan.

"Nafla! Jawab gue dong! Lo di sebelah mana? Atau, jangan bilang lo malah gak di pantai?"

"Lo yang di mana? Gue udah di sini dari tadi, gue butuh lo banget nih. Monyuu kumat lagi."

Tak ada perasaan curiga, Fia mendecak sebal.

"Kalau urusan nya Monyuu, gue berarti gak harus lari-lari ngelilingin pantai gini. Lo gak bilang sih!"

"Lah lo juga gak nanya, abis baca pesan gue, lo pasti pergi 'kan?"

"Ya udah gue ke sana deh. Lo tunggu di situ, awas kalau pergi."

Fia mematikan panggilan telepon itu. Ia kemudian berjalan kembali ke parkiran pantai. Padahal ia sudah melewati parkiran, tapi kenapa dirinya tak melihat Nafla. Ia sendiri heran.

Sesampainya di parkiran, lagi-lagi Fia mendecak kesal.

"Apa-apan nih si Nafla? Gue dikerjain kayaknya."

Kesal nya saat tak ada Nafla di sana. Semakin kesal dirinya itu. Akhirnya ia kembali ke pantai, duduk di salah satu gazebo yang ada di sana.

Sendirian. Ia hanya sendirian, bahkan rasanya di pantai ini seperti tak ada orang lain selain dirinya. Padahal hari ini weekend.

Tapi, nyatanya Fia tak peduli. Ia tak memikirlan hal itu, di kepalanya saat ini hanya terpikir, bisa-bisa nya Nafla mengerjainya.

Saking tidak peduli nya, kedua mata Fia tak melihat sosok lelaki dan perempuan yang berada di tepi pantai. Lelaki itu tengah membuat tulisan di pasir dengan menggunakan dahan kayu. Sedangkan perempuan itu mengabadikan kegiatan yang dilakukan lelaki itu.

Sampai beberapa menit kemudian, Fia baru sadar. Matanya menyipit dari tempatnya saat melihat perempuan di tepi pantai sana. Benar, atau bukan dugaan nya kalau itu Nafla.

Dengan segera ia berlari ke sana, tapi dua sosok iti hilang, tak ada lagi. Ia menggaruk pelipis nya, semakin heran. Di pasir di depan nya, tertulis namanya.

See You [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang