Sepulangnya Angga dan Zara dari rumah sakit, Zara langsung meminta kompresan untuk Ara kepada bibi Rumi.
"Aku lihat Reynand dulu ya Ra". Ucap Angga yang di jawab deheman oleh istrinya.
Angga melenggang pergi, menuruni tangga satu persatu di lantai ia mendapati Rey sedang asik bermain sendiri dengan koleksi mobil-mobilan yang di belikan Angga.
"Kak..asik banget sih mainnya sampai gak merhatiin papap sama mamam pulang". Menghampiri anaknya itu.
"Apapp". Menghamburkan pelukan ke Angga, dengan sigap Angga memeluk Rey yang sedikit berlari walaupun masih sedikit sempoyongan.
"Gantengnya papap".
"Amamm na?".
"Mamam?".
"Le mau amamm". Rengek Rey melepas pelukan Angga.
"Gini ya sayang, sini papap kasi tau ya. Rey kan sekarang sudah jadi kakak, kakaknya siapa?".
"Dek la".
"Iya adek Rara, dan sekarang dedek Rara lagi sakit kak mamam lagi ngurus dedek. Jadi kakak jangan rewel dulu ya kasian mamam". Jelas Angga memberi pengertian ke anak sulungnya.
"Dek la akit?".
"Iya sayang, adek rara lagi sakit".
"Le mau emu". Ucap Rey ingin bertemu adik perempuan, Ara.
Angga langsung saja menggendong Rey menuju kamar untuk melihat Ara. Disana sudah terlihat Zara sedang memeras kain kecil untuk di dahi Ara.
"Amamm".
"Ehh anak mamam, udah bangun sayang, pinter ya gak nangis lagi". Ucap Zara menaruh kain itu dan beralih mengambil Rey dari Angga.
"Sekarang Rey main di kasur tapi jangan nakal ya dedeknya lagi sakit". Ucap Zara menaruh Rey di ranjang dan mengambilkan beberapa mainan Rey.
"Sayang kamu makan dulu ya, aku ambilin sekarang".
"Gak usah sayang aku ambil sendiri saja ya". Ucap Angga bangun dari duduknya dan melihat Zara didepannya.
"Gak papa aku ambilin bentar kamu makan disini saja sekalian bantu jagain Rey". Ucap Zara setelah itu langsung pergi, ia tak mau menerima penolakan lagi, Zara tau betul tugasnya sebagai ibu untuk Rey dan Ara maupun sebagai istri untuk suami tercintanya Angga. Zara harus siap semuanya.
"Ngga, ini makan dulu ya". Tak lama Zara datang membawa nampan berisi satu piring nasi serta lengkap dengan segala lauk-pauk nya.
"Kamu gak makan?". Tanya Angga yang sudah menerima nampan itu.
"Nanti saja aku makannya".
"Eheh enak aja kamu, kamu mentingin aku sedangkan kamu gak penting gitu? Kamu harus makan biar aku suapin". Ucap Angga.
"Gak usah pap, mamam nanti saja makannya". Menolak usul Angga.
"Gak kamu tetap makan, aku yang suapin. Kamu mau sakit emang? Kamu lagi nyusuin Ara loh Ra, harus banyak makan". Ucap Angga tegas, dan Zara hanya mampu diam dan menerima suapan dari tangan Angga.
Setelah selesai makan Angga menemani Rey bermain sambil melihat perkembangan Ara. Zara sekarang sedang di bawah membersihkan rumah membantu bi Rumi, tak tega memang kalau ia harus menyuruh bi Rumi melakukan semua pekerjaan rumah.
"Nak, kamu kekamar saja ya, bibi bisa sendiri beresinnya. Ini tinggal nyapu sama nyiram tanaman di luar". Ucap bibi yang di bantu Zara mencuci piring.
"Gak papa bi, di atas udah ada Angga yang jaga anak-anak, jadi Zara bantu bibi saja. Sekarang biar Zara yang nyiram tanaman bibi nyapu, biar cepet selesai udah mau sore soalnya bi". Zara beranjak keluar.
Di kamar Angga beberapa kali mencelupkan kain agar basah kembali, walaupun lelah Angga harus tetap membantu Zara. Angga tak akan membiarkan semua pekerjaan di urus Zara.
Sekarang sudah menunjukkan pukul 5 sore, sejam sudah Zara meninggalkan Angga dan membantu bibi. Sampai-sampai Angga ketiduran di samping Ara dan Rey. Ya Angga berada di tengah Rey dan Ara sekarang.
Kasihan melihat suaminya seperti itu sampai ketiduran segala, Zara memanggil bibi Rumi untuk membawa Rey ke kamarnya.
Zara berjalan menghampiri Angga dan menjatuhkan tubuhnya di samping Angga sambil mengelus dadanya pelan.
"Sayang..bangun yuk udah sore nih". Ucap Zara lembut tak mau mengejutkan Angga.
Mengelus wajah Angga berulang kali agar Angga terbangun sampai Zara mencium pun Angga tetap tak bergeming.
"Papap". Sedikit menggoyangkan lengan Angga.
"Eghh Ra..". Membalikkan tubuhnya memeluk Zara.
"Sayang bangun yuk, mandi udah sore ini. Bentar kalau Rey bangun kamu tolong mandiin aku gak bisa". Ucap Zara yang masih di peluk Angga.
"Mau sama kamu mandinya Ra". Menyelusupkan kepalanya di tengkuk leher Zara dan menciumnya.
"Sayang jangan dulu ya, masak anaknya lagi sakit kita malah making love sih". Ucapnya mengelus rahang Angga, mencium sekilas bibir Angga.
"Kapan?".
"Tunggu waktu yang tepat pap".
"Tapi ini adikku gak bisa nunggu waktu yang tepat itu tiba sayang".
"Aisshh kamu ih, udah sana mandi".
"Nanti selepas sembuh Ara ya mam". Pinta Angga.
"Lihat nanti ya sayang". Ucap Zara tersenyum.
"Iya deh, nurut aja". Angga bangun dan memasuki kamar mandi.
Kembali lagi kakak...🤗❤️
yang Penasaran?
Komen yuk!!
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Genç KurguDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...