Dunia Deva

12 0 0
                                    


"ah ... ah.."

Deva secara agresif menghembuskan setiap nafas yang ia buat bersama istrinya, Anne.

Wanita cerdas yang berhasil ia miliki, paras manis dengan rambut panjang coklat bergelombang, memiliki posisi yang lumayan dalam pekerjaannya. Layaknya wanita sempurna yang ingin dimiliki banyak pria. Sungguh beruntung nasib Deva karena memilikinya.

Dinding kamar di keempat sisinya menjadi saksi untuk Deva dan Anne untuk saling berbagi cinta dan usaha untuk memiliki momongan.

"ah.. hmmm"

Nafas keduanya semakin memburu untuk mecapai  nafas puas.

"ah.. Dev, cukup"

Anne dan Deva sudah terkulai lemas, keduanya saling memeluk dan menikmati nafas puas mereka.

"Dev, bagaimana?" Tanya Anne

"Aku merindukanmu" jawab Deva singkat.

"Kau seperti tidak menikmatinya, apa kau punya masalah?"

Ya, Deva sedang memiliki masalah saat ini. Selama bercinta dengan Anne, ia malah memikirkan Luna. Ia menyadari bagaimana bisa ia mengalami jatuh hati  yang dahsyat untuk kedua kalinya. Bagaimana bisa ia memulai kesalahan dengan gadis muda itu?"

"Tidak, aku sangat menikmatinya. Aku agresif karena aku sangat merindukanmu" Jawab Dev, sambil memegang dagu dan menatap mata coklat istrinya. Berharap Anne tidak menemukan kebohongan dimatanya. Dev mulai mencium bibir mungil istrinya. Hanya kecupan. Tanpa lumatan. Sesungguhnya ia sedang tidak tertarik dengan hal itu. Pikirannya cukup rumit memikirkan Luna. Sedang apa dia saat ini? Haruskah tetap ku memikirkannya?

"Tidurlah, besok kau harus berangkat" perintah Dev pada istrinya agar ia tidak perlu melanjutkannya.

"Apa kau mau besok mengantarku?"

"Tentu saja"

"Terimakasih Dev" ujar Anne, ia mencium kening dan bahu suaminya untuk penngantar tidur malam ini.
"Good night Dev"

"hmmm" jawab singkat Dev sambil tersenyum. Berharap istrinya segera pergi tidur.

ddrrrrtt. Notifikasi pesan masuk dihp Dev.

Bulan. Pesan dari Luna. Dev mengganti nama Luna pada kontaknya. 

Luna : hujan datang, membuatku ingin menguhubungimu

Deva : katakan saja bahwa kau merindukanku

Luna : sangat. Seandainya aku bisa bersamamu

Deva : Luna, tolong

Luna : Seperti bulan dan hujan yang turun pada malam ini

Deva : kau tahu, hujan tidak hanya turun bersamaan dengan bulan. perlu kau ingat, esok, hujan akan turun dengan matahari

Luna : aku tahu, bahkan aku sadar bahwa bulan akan berganti dengan matahari

Deva : Luna, aku merindukanmu

Luna : andai kau bisa mengatakan itu hanya untukku

Deva : Maafkan, tidurlah.

Luna : tidakkah kau ingin menemani bulan sepanjang malam?

Deva : besok aku harus mengantar istriku

Luna : baiklah, bisa ku maklumi, bahwa esok kau harus menjalani hari bersama matahari. selamat malam. aku merindukanmu :)

Deva : selamat malam Luna, aku merindukanmu :)

Ingin rasanya Deva bertahan sepanjang malam untuk menemani bulan, tapi ia sadar bahwa esok ia akan tetap terbangun karena matahari. Dan menjalani hari dengan matahari.



                                                                                               ........

"Terimakasih Dev, sudah meluangkan waktu untuk mengantarkanku."

"Apa yang salah dengan mengantarkan istriku?"

"Aku harus masuk, pesawatku akan berangkat sebentar lagi"

"Masuklah, hati-hati. kabari aku jika sudah sampai"

"Pasti. aku akan merindukanmu Dev" Peluk Anne

Anne mulai bercumbu dengan Dev untuk pamit "Aku mencintaimu Dev"

"Jaga dirimu" Jawab Dev, ia tak menjawab pernyataan cinta istrinya karena dirinya yang kalut dengan Luna

Anne pergi ke Surabaya untuk pekerjaanya. Deva sudah terbiasa dengan perginya Anne.



                                                                                                ........

Ampuni aku yg telah memasuki kehidupan kalian
Mencoba mencari celah dalam hatimu

Lagu lawas yang indah ini cukup menyakitkan untuk diputar menemani perjalanan Luna menuju kampusnya

" Juan, bisakah kau mengganti lagunya, itu sangat menyakitkan untuk kudengarkan saat ini"

"Ayolah, ini sangat indah untuk pagi hari Luna"

"Astaga lihat, kelas Ms. Jo diliburkan karena ia harus ke Surabaya" ujar Rio yang senang membaca pesan pada grup chat kelasnya.

"Oh ya? Syukurlah" Jawab Juan yang senang karena bisa menghabiskan waktu dengan Rio sepanjang hari tanpa harus belajar.

"Ms. Joan, aku tahu bahwa kau menarik. Tapi sering sekali ia mengabari secara mendadakan. Jadi untuk apa aku berdandan hari ini?" Keluh Luna. Deva! ia tahu untuk apa ia harus berdandan pada hari ini

Luna : Kelasku diliburkan. Bisakah kita bertemu hari ini?

Deva : Maaf, aku sedang mengantarkan istriku

Luna : Baiklah, aku tahu bahwa matahari  begitu cerah.

Deva : Itu sebabnya pagi ini tidak hujan. Bagaimana jika malam ini?

Luna: Baiklah,kutunggu kau malam ini

Deva : Sampai bertemu nanti malam

"Guys, bisakah kita kembali ke rumahku saja. Aku lelah" Ujar Luna yang lemas karena alasan penolakan Deva untuk bertemu dengannya pagi ini

"Baiklah, tapi bisakah ku pinjam kamar tamu mu?" Tanya Juan dengan menggoda Rio

"Ah sial, baiklah gunakan saja, namun kuharap sore ini kau pergi"

"Tenang saja Luna, permainan kami cukup singkat" Jawab Juan sambil mencium dan bersandar bahu Rio

Rio hanya membalas dengan senyuman dan usapan kecil pada kepala Juan karena ia sibuk menyetir.

Aku tau ku takkan bisa menjadi seperti yg engkau minta
Namun selama nafas berhembus aku kan mencoba
Aku tau dia yg bisa menjadi seperti yg engkau minta
Namun selama aku bernyawa aku kan mencoba menjadi seperti yg kau minta

Luna sadar bahwa ia harus terbiasa dengan alasan Deva. Berharap bahwa matahari bisa bersinar terik tanpa hujan.

Malam. Deva & LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang