Semuanya dimulai pada saat itu.
Saat usiaku dua belas tahun.Saat itu aku baru saja menyelesaikan Ujian Nasional terakhir tingkat Sekolah Dasarku (SD). Berlarian membawa Papan ujian serta tempat pensil yang terjepit rapih dikepala papan ujianku, sambil berteriak riang bersama dengan teman-teman.
Rambut hitam kemerah-merahan panas terpapar sinar matahari. Kulit kusam kecoklatan berkeringat, membuat seragam putih-merahku terlihat dekil.
Betapa bahagianya aku hari itu, terlepas dari semua ujian-ujian sekolah. Berharap nilai yang terbaik agar aku bisa melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri dan mendapatkan hadiah dari orang tuaku.
"Kila, lu udah nyari SMP buat nanti?" Yuni, teman dekatku bertanya padaku.
Saat itu kami sedang berjalan pulang. Rumah kami searah, sebab itu setiap hari, selama enam tahun aku selalu berangkat dan pulang dengannya.
"Udah, yun. Insya allah gue mau masuk SMP favorit" ucapku dengan bangga.
Aku bukan termasuk anak yang pandai. Tapi aku cukup yakin aku mampu untuk masuk ke sekolah Negeri Favorit.
"Gue gatau nih, nilai gue berapa ya? Lu mah enak pinter, lah gue?! Masuk mana nanti yah" Yuni terlihat risau, ia memeluk papan ujiannya.
Bagi segi ekonomi kami, bantuan Sekolah Negeri sangat berarti bagi pendidikan. Banyak teman-temanku yang sudah berpikir untuk dagang jika mereka tidak bisa masuk Negeri.
"Gue juga sama, Yun. Gue juga takut sama nilai gue. Tapi yang penting kita udah usaha! Gue juga uda sering sholat tahajud" Ucapku polos.
"Udah sii, nanti aja pikirinnya! Yun, beli Pop Ice yuuu! Gue jajanin dah" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan, lama-lama kepalaku jadi pusing memikirkan hasil ujianku.
Setelah itu, kami terus berjalan sambil berbincang, tertawa lepas, lupa jika kita sedang berada di pinggir jalan. Yuni adalah teman baikku, teman terdekatku saat itu.
Sesampainya aku dirumah, aku dikejutkan dengan kabar yang menyedihkan.
Mama sakit jantung.
Saat itu hari pertama mama dibawa kerumah sakit, kemudian dirawat untuk beberapa hari.
Bapa tidak bisa pergi untuk merawat mama di rumah sakit, karna kewajiban untuk menjaga warung rumahan kami.
Kakak perempuanku yang pergi. Ia sendiri ke rumah sakit dan merawat mama.
Kami hanya dua bersaudara. Ka Nindi adalah kakakku satu-satunya, dia sudah berkeluarga dan mempunyai satu anak saat itu.
Aku dirumah, bersama dengan bapa dan kakak iparku yang menginap.
Rumah kami kecil, warung dan kamar terpisah.
Malam itu bapa tidur di warung.
Aku sendiri, terlelap di kamarku.
Aku terlelap.
Sampai akhirnya aku merasakan sesuatu menggerayangi tubuhku.
Sesuatu yang aneh, basah menempel di bibirku.
Deru nafas terasa di depan wajahku.
Aku takut.
Aku sangat takut untuk membuka mataku.
Kemudian aku merasakan tangannya memegang perutku.
Menarik pelan bajuku keatas.
Aku benar-benar takut.
Air mata mengalir di pipiku.
Aku mencoba untuk mengindar, menutupi wajah dan tubuhku dengan bantal.
Dengan mudah tangan besarnya menyingkirkan bantal itu.
Menyisakanku dengan tangan kosong.
Kemudian aku memberanikan diri, membuka mataku.
Aku sangat kaget. Rasa takut lebih besar menekanku, membuatku sulit untuk berteriak, bahkan menggerakkan badanku. Seluruh tubuhku seperti mati rasa.
Dia berada diatasku, mencoba untuk melepas dalamanku.
Hatiku menjerit, meminta tolong.
Kemudian tangannya menggenggam payudaraku.
Di usia itu bahkan aku masih menggunakan mini set, takut bercampur dengan benci sekaligus sedih.
Aku benar² tak berdaya malam itu. Membiarkan dia menikmati tubuhku. Mengulum bibirku yang rapat, menciumi leher, meninggalkan bekas kemerahan, menggenggam kedua payudaraku yang masih terus berkembang.
Dengan suara pelan ia berbisik di telingaku.
"Jangan bilang Kak Nindi soal ini ya"
Iya. Dia adalah kakak iparku. Suami sah kakak perempuanku.
Lelaki brengsek yang menghancurkan hidupku.
Lelaki yang membuatku memulai semua kisah kotor ini.
Brengsek.
---------
To Be Continued....
Hope you enjoy it😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty, Love.
RomanceCinta. Apa itu Cinta? Entahlah. Bagiku Cinta hanyalah omong kosong. Cinta yang aku tahu hanyalah sebuah kata yang tepat untuk melepas hasrat. Menjadi topeng kuat untuk nafsu birahi. Aku Kila. Usiaku 19 tahun. Aku akan menunjukkan arti Cinta bagiku...