Chapter 27

2.1K 327 24
                                    

"hahh..." Mei menghela nafas panjang di samping [name]. Skor mereka dengan tim voli putra tertinggal sangat jauh sekarang.

'14-25...'


"nande, Mei-chan?"

"mereka terlalu kuat. Aku bahkan tak dapat menahan servisnya."

"ma, kau sudah bagus kok. Kau bisa menahan servis dari Semi-san, kan? Itu sudah bagus menurutku. Hanya harus meningkatkan kecepatanmu."

"souka... Oh! Kau juga pernah menahan spike Ushijima-san, kan?"

"ya. Memangnya kenapa?"

"apa tanganmu tak patah?"

"begitulah... Tapi jika terbiasa, tak apa, kan? Cepat kemasi barangmu. Aku tak mau mengantarmu ke gym lagi dengan alasan barang barangmu ketinggalan."

"Tak kusangka kau masih ingfat momen itu, ya?"

"aku ingin menghantam kunci rumahmu saat itu."

"haha... Maaf maaf..."

Pandangan [name] tertunduk dan menatap kedua tangannya yang kosong.

"hei, Mei."

"...?? Kenapa?"

"apa menurutmu... Mereka akan membenciku saat tahu kalau aku adalah si monster?"

[name] menujuk teman temannya yang lain di depannya yang sedang mendengarkan cerita seram dan Kouki sebagai pembaca ceritanya. Jangan lupa Hikari yang terjungkal ke belakang dengan Mia bersamaan.

"tentu saja tidak. Lupakan saja kata kata Kisa saat itu. Dia mungkin hanya iri. Lagipula kau cukup terkenal, kan?"

"memang. Tapi aku takut mereka menjauhiku saat julukan 'monster egois' itu memang tertuju padaku."

"mattaku... Jika mereka takut dengan si monster, mereka tak akan masuk ke klub ini, kan? Sudahlah... Lupakan saja..."

"[name]-senpai! Mei-senpai! Kalian ingin pulang bersama?"

"ya! Kami akan menyusul!"

************

"ha-chii!"

"butuh tisu?"

"tidak usah, Haruka. Lagipula aku tak kena flu. Mungkin udara malam ini yang dingin."

"alasan klasik."

Mereka berhenti di tempat penyebrangan jalan dan menunggu lampu berwarna hijau. [name] menghentak hentakkan kakinya ke tanah dan memasukkan tangannya ke saku jaket.

Satu kata,

Lama.

"bagaimana kabar nenekmu?"

"baik baik saja."

"souka... Aku jadi ingin bertemu dengan nenekmu lagi."

"benarkah? Kapan kapan datang saja ke rumah nenekku. Dia pasti senang melihat si chibi-chan yang sudah dewasa."

"berhenti menggunakan panggilan itu."

Lampu penyebrangan akhirnya berganti warna. Semua kendaraan di sekelilingnya berhenti dan memberikan kesempatan bagi pejalan kaki untuk menyebrang.

"ja, ne. Jangan lupa beristirahat, chibi-chan!"

"mou, aku juga tahu!"

[name] menatap Haruka yang semakin menjauh. Angin malam yang dingin kembali berhembus dan membuat hidungnya kembali berulah.

Sebuah tisu kini menutup hidungnya dan saat itu juga [name] bersin dan kembali bernafas lega.

"terima kasih."

Tapi tunggu...

"Wa-Wakatoshi?!!"

"kau flu?"

"tidak. Angin malam ini saja yang sangat dingin. Kau sedang apa disini?"

"membeli persediaan."

[name] yang mengerti akhirnya hanya menjawabnya dengan kata 'ohh' dengan mengangguk kecil.

"tumben Tendou tak menemanimu."

"dia tidur."

Dan lagi lagi [name] hanya mengangguk sebagai jawaban.

"tapi kenapa jauh jauh datang kesini? Bukannya di dekat sekolah ada minimarket?"

"tutup."

Oke, singkat padat dan jelas. Tapi [name] masih bisa mengerti perkataan Ushijima.

"lusa, berjuanglah." Ushijima menepuk bahu [name] sebelum memasuki minimarket di belakang mereka. [name] masih termenung dengan air mata bahagia yang menumpuk di pelupuk matanya.

"ya! Pasti! Terima kasih, Wakatoshi-kun!"

[name] berbalik dan berlari menjauhi minimarket. Seorang wanita berkacamata di samping minimarket tersenyum melihat hal itu.

"masa muda memang menyenangkan, ya? Jadi ingat masa masa SMA dengan teman timku."

*********

"tadaima!-...?!!"

Kau disambut oleh satu terjangan dari kakakmu setelah membuka pintu utama.

"Nii-chan?!!"

"jangan tinggalkanku sendiri!"

"ohh! [name]! Okaeri! Bisa bantu ibu menyiapkan koper?"

Kau hanya memiringkan kepala seraya menatap ibumu yang kini tengah memegang dua koper di tangannya.

"err... Maksud ibu apa?"

"ahaha! Ibu lupa. Ibu dengar dari Kisa kalau klub voli putri kembali berdiri dan ibu yakin kalau kau mengikutinya."

Kau hanya diam dan mengangguk kecil dengan kakakmu yang masih memelukmu dari belakang dengan tangis bombaynya.

"jadi mulai sekarang, ibu rasa kau harus mulai mandiri."

Kau hanya diam dan berusaha mencerna kata kata ibumu dengan suasana saat ini.

"kau akan tinggal di asrama bersama Kisa dan-..."

"HA-HAHH?!! Tapi kenapa?!!"

"ibu khawatir kau kelelahan karena pulang kemari. Jadi sebaiknya kau tinggal di asrama saja. Bagaimana?"

"ta-ta-tapi, a-aku, aku-..."

"tenang saja. Kau bisa menghubungi ibu jika uang bekalmu habis."

"bukan itu!"

"hah?"



"aku..."


"...???"


"punya musuh disana..."

Volleyball!! [Ushijima x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang