Part 6 | Buy A Gown

66 9 2
                                    

Enjoy the part!

____

Playlist : Style - Taylor Swift

Your Playlist :

****

Mobil Kenzie melesat cepat membelah jalanan Los Angeles. Ia kembali memikirkan pertanyaan-pertanyaan Dariel kepada nya. Terlebih ucapan terakhir yang masih sempat ia dengar.

Meskipun Dariel teman nya, apa bisa ia menceritakan tentang semua nya pada Dariel? Ia akan cerita, pasti. Tapi, tidak untuk sekarang. Urusannya, biar hanya Kenzie yang mengurus.

Kenzie menghela napas nya, ia sudah berada di mansion Alice. Setelah membalas sapaan dari beberapa maid, Kenzie langsung melangkahkan kaki nya ke kamar Alice, yang para maid katakan, katanya Alice belum keluar kamar sejak pagi, ia membuka pelan pintu kamar Alice. Kenzie sedikit mengernyit, ketika melihat Alice yang masih bergelung dikasur nya.

Reflek ia melihat kearah jam tangan nya, sudah cukup siang untuk Alice yang biasanya bangun pagi. Astaga, tumben sekali.

Kenzie sudah mendaratkan bokong nya dipinggir kasur queen size milik Alice, ia mengusap pelan rambut yang sedikit menghalangi wajah nya, Kenzie tersenyum tipis, saat melihat wajah Alice yang sedang tertidur, polos seperti biasanya.

Alice sedikit terganggu ketika Kenzie mengusap pelan pipi nya, lalu mengerjapkan matanya melihat siapa pelakunya. Kenzie. Alice tersenyum simpul, tetapi dia memejamkan matanya, lagi.

"Hei, wake up." Kenzie menepuk pelan pipi Alice, "Apa kau serius, membuat aku datang hanya untuk melihatmu tertidur?"

Alice seketika membuka matanya, ia bangun dari tidurnya, lalu beranjak, memposisikan tubuhnya dihadapan Kenzie, menatap Kenzie yang berada didepannya, setelah beberapa detik, ia memeluk Kenzie, "Good morning!" ucap Alice dengan suara khas bangun tidur.

Kenzie membalas pelukan Alice. "Kau harusnya mengatakan itu sekitar dua jam yang lalu, sayang."

"Apa yang membuat mu bangun siang, hm?" tanya Kenzie sambil mengelus puncak kepala Alice, "Aku baru menonton film kesukaan ku, semalam. Tidak terasa sampai pagi aku menontonnya. Jadi bisa dihitung aku baru tidur dua jam yang lalu."

"Itu sama saja kau tidak tidur malam." ucap Kenzie sambil menyentil pelan kening Alice. Alice menyandarkan kepalanya pada dada bidang Kenzie, ia mengusap pelan bekas sentilan yang di berikan Kenzie pada nya.

"Sakit" ucap Alice dengan manja, membuat lengkuangan di bibir Kenzie kembali terlihat, ia menunduk membuat Alice mendongak, Kenzie mengecup pelan kening Alice tepat pada tempat yang tadi ia sentil, padahal Kenzie tahu sentilan nya tadi cukup pelan, ah Alice yang seperti itu malah membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

"Sudah tidak kan?" tanya Kenzie dengan mengangkat alisnya, membuat Alice mengeluarkan cengiran nya, lalu mengangguk.

"Sekarang bersiaplah, kita akan keluar." ucap Kenzie melepas pelukan Alice. Wajah Alice terlihat girang, dan berubah menjadi antusias. "Kalau begitu sekalian membeli gaun dan tuxedo untuk dipakai dipernikahan Zeina, ya" Alice dengan tersenyum, manis.

"Tujuan kita keluar untuk itu, sayang." ucap Kenzie membuat Alice terkekeh. "Kau memang yang terbaik!" ucap Alice sambil mengecup pelan pipi Kenzie.

"Baiklah, jika kita terus mengobrol maka acara membeli gaun itu akan terus menjadi rencana. Aku akan menunggumu dibawah." Alice mengangguk cepat, ia tidak mau acara membeli gaun itu hanya menjadi rencana. Lalu Alice melangkahkan kaki nya kearah kamar mandi.

Setelah kurang lebih dua puluh menit, Alice sudah bersiap. Ia segera turun kebawah menemui Kenzie. Terlihat Kenzie sedang menunduk memainkan ponsel nya, Alice juga melihat segelas lemon tea diatas meja yang tinggal setengah. Membuat Alice menggeleng kecil lalu tersenyum.

The Dark Knight of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang