4.

233 196 23
                                    

Pagi yang cerah tapi tak secerah hatiku Cielah,canda deng. Pagi ini senja berangkat seperti biasanya. Gadis dengan rambut dicepol keatas itu tengah berjalan melewati koridor kelas.

Dilihatnya tangga menuju kelasnya dipenuhi oleh lembayung and the geng. Malas,satu kata yang terlintas di pikiran nya. Membayangkan dirinya melewati gerombolan cowok tengil itu saja sudah cukup merusak moodnya. Tapi apa boleh buat, tangga itu satu-satunya akses menuju kelasnya yang ada di lantai dua.

" misi " kata senja sesopan mungkin

Ketika beberapa tangga sudah terlewati,senja mendengar keributan di area tangga tempat lembayung and the geng nongkrong.

Ada yang bilang.

" Anjay bodygoals mamen"

" Suit... Suit... Tetew"

" Mbak temen gue minta wa nya katanya"

" Wani ngrayu tak sowek lambemu pada"

" Yang ini pasti lembayung" batin senja

" Tuh kan ngambek kan calon pacar gue,kalian si"

" Huuu!"

Tidak salah lagi. Itu memang suara lembayung, yang sok kepedean. Memang senja itu selalu feeling good

Brum..dud..dud..dud..dud..dud..

Bukan suara motor,tapi suara lembayung yang menirukan suara motor. Tidak hanya suara, lembayung juga berlagak seperti sedang mengendarai motor.

" Kamu,senja ya? Dud...dud...dud..dud..dud..Brum Brum"

"...."

" Gue ramal, kita adalah jodoh yang tertunda. Dud.. dud...dud...dud...dud..Brum..Brum..Brum.."

" Berisik" bentak senja

" Yah,masa senja baper si digodain temen- teman gue. Mereka becanda kali senja"

" Siapa yang baper?Lo berisik makanya gue ngegas. Paan coba sok Sokan jadi dilan. Dilanda batuk?"

" Dilanda cinta senja hihi"

Reflek senja menendang tulang kering milik lembayung, yang membuat si empunya kaki meringis kesakitan. Sedangkan senja,dengan watados nya dia masuk kelas dan meninggalkan korban nya di TKP.

" Yaampun senja parah nih,kaki gue sakit tau kalo lumpuh gimana coba"

" Tinggal amputasi" jawab senja asal. Sarkas sekali bree

Lembayung yang tadinya berdiri diambang pintu, ikut masuk kelas dan menghampiri senja yang sedang duduk tenang sambil membaca novel. Sedangkan lembayung,dia duduk di atas meja dan kaki kirinya dia letakan diatas senderan kursi. Sentuhan terakhir, lembayung meletakan tangan kirinya diatas lutut, sedangkan kaki kananya yang menjadi korban keganasan senja dia selonjorkan diatas kursi.

" Senja parah ih, untung kelas masih sepi. Bayangin kalo rame, bisa anjlok harga diri gue"

" Bodoamat " jawab senja cuek

" Ck ck ck parah sumpah parah. Eh bay the way busway,tadi Lo berangkat naik apa, angkot?"

" Terbang"

" Emang jam segitu udah ada angkot ya?"

" Kan gue terbang,mana gue tau"

" Senja serius?"

" Gue sepuluh rius"

" Sebenernya Lo beneran gabisa ngendarain motor,apa cuma Gimik si?"

Senja tidak menjawab,lama- lama dia muak ditanya seperti itu terus.

" Oke oke,kalo naik sepeda?"

" Enggak, gabisa. Gue gabisa ngendarain motor,bahkan ngendarain sepeda pun gue gabisa. Dan stop tanyain itu semua sama gue"

Senja benar- benar muak ditanya hal seperti itu. Emang kenapa sih, aneh ya jaman sekarang ada yang gabisa ngendarain motor? Terlihat ketinggalan jaman ya? Tapi menurut senja,yaudah sih toh dia yang menjalankan. Memangnya dengan senja naik angkot,mereka yang melihat jadi rugi? Enggak kan,dasar human.

" Yamaap,gue kan cuma pengin bantu"

" Bantu ngerecokin?"

" bantu ngajarin Lo ngendarain sepeda"

" Gak gue gamau"

" Free kok tanpa dipungut biaya"

" Gamau "

" Ayolah senja,ntar sore ya pulang sekolah?"

" Gak mau!!"

Lembayung Senja (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang