Lembayung menggoes sepedanya,mencari tempat nyaman untuk tempat praktek nya.
" Senja berat juga ya?"lawaknya
" Apasi Enggak!" kata senja sambil mencubit pinggang cowok itu
" Aduh duh,jangan dicubit dong. Ntar kalo gue oleng trus kita jatoh gimana?"
Senja akhirnya diam,serem juga kalo sampai jatuh.
" Sebenernya ya senja,Lo tuh bisa aja ngendarain motor asal Lo jago ngendarain sepeda"
Senja diam tidak menanggapi. Gue juga tau bambank
Lembayung menghetikan goesan sepedanya.
" Nah, disini bagus nih gak terlalu rame,gak terlalu sepi juga. Yok mulai!"
" Mmm lembayung,besok lagi aja lah. Gue takut hehe"
" Ya Allah senja,gue gaakan bunuh Lo sayang"
" Apasi sayang- sayang,pala lu peyang?"
" Hehe yaudah dong makanya cepetan mulai!"
" Iya bawel iya"
Dengan takut- takut, senja naik keatas sepeda. Kedua tangannya berpegangan pada masing- masing stang. Sedangkan disampingnya,ada lembayung yang siap mengawasi kalau sewaktu waktu sepedanya oleng.
" Itu digoes senja,jangan dianggurin Mulu dong kesian" kata lembayung gemas
" Iya gue tau. Gue gabisa ngendarain sepeda,bukan gak ngerti cara kerja sepeda"
Akhirnya latihan dimulai. Senja sedikit sedikit menggoes sepedanya. Ya, walaupun terkadang oleng dan hampir jatuh, tapi itu bukan masalah besar karna lembayung menepati janjinya. Setiap sepeda oleng, dengan sigap lembayung menjaga keseimbangan.
S
K
I
PKedua anak manusia itu tengah duduk diatas bangku panjang yang terbuat dari batu. Mereka, lembayung dan senja sedang beristirahat setelah kurang lebih satu jam latihan.
" Gimana,masih idup kan?" Tanya lembayung becanda
" Tai Lo"
" Hahaha"
Kini keduanya diam. Mereka sama-sama menikmati sebotol air mineral yang entah kenapa rasanya jadi terasa spesial.
" Senja?" Panggil lembayung
Senja yang sedang fokus minum,hanya menjawab nya dengan deheman"hmmm?"
" Sory ya gue maksa- maksa Lo"
" Emang dasar gaada akhlak" jawab senja enteng
" Yee,niat gue kan baik. Lagian ya, gue kira Lo cuma gabisa ngendarain motor. Eh, ternyata sekedar naik juga takut. Kenapa si?"
Senja melirik lembayung,seakan berkata apasi kepo.
" Ck pelit senja mah"
Senja menghembuskan nafasnya berat,lalu meletakan botol air mineral nya disamping kiri.
" Cerita nya panjang"
" Kali lebar kali tinggi gak?" Lawak lembayung
" Tolol " jawab senja ngegas
" Becanda mbaknya"
" Ya gitulah,dulu gue gak gini. Tapi semuanya berubah sejak kejadian yang nimpa gue dan kakak gue. Sebenernya udah lama banget,dulu gue masih SD dan kakak gue SMA Waktu itu"
Bla bla bla dan bla senja menceritakan asal usul senja yang fobia pada motor. Panjang memang, bahkan kali tinggi haha canda deng.
" Pokoknya gitu lah, kaki gue patah dan sempat koma juga beberapa hari"
" Tadaa.. jadilah senja yang fobia sama motor hahaha"
" Emang kenapa si? Aneh?!" Tanya senja ngegas
" Dikit hehe"
Sial,senja terjebak cerita nya sendiri. Kalau senja biarkan,cowok itu akan berbuat semerdeka nya,atau yang sering disebut sebagai sakpenake wudele dhewek. Tentu saja senja tidak akan tinggal diam. Bukan senja namanya jika membiarkan harga diri nya anjlok gitu aja.
" Elo,elo juga aneh. Lo gak suka pedes kan? Itu aneh tuh,udah gede gasuka pedes huu" kata senja yang ujung- ujungnya mengejek
Cowok itu mengernyit,sampai- sampai Kedua alisnya saling bertautan. Ni anak kenapa si ?
" Gausah ngeles, ujian masih lama!"
" Bukannya kalimatnya tuh gausah ngeles Lo bukan bajay ?"
" Itu udah meanstrim,gue mau yang anti meanstrim. Suka- suka gue lah" kata senja ngotot
" Iya iya monmaap" kata lembayung seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ampun salah Mulu dah gue....
" Gausah ngalahin pembicaraan! Gue tau selain gasuka pedes,Lo juga-"
Belum sempat senja menyelesaikan kalimatnya, lembayung sudah memotong nya duluan.
" Selain gasuka pedes,gue juga gasuka semua hal yang ada di dunia ini. Karna sukaku cuma kamu pokoke ora Kowe aku emoh anjay keren gak?"
Senja menatap lembayung tajam.tatapan yang begitu mengintimidasi, sampai-sampai cowok itu memundurkan kepalanya beberapa centi.
" Lo chocolovers kan?"
Tanpa aba- aba, tiba- tiba senja menggelitiki lembayung tanpa ampun. Bahkan cewek itu tidak peduli ditatap sebegitu aneh oleh orang- orang yang ada ditangan itu.
" Hahaha amphun senjha amphun, ya Allah Lo kenapa si, kesurupan apa?" Kata lembayung dengan sisa ketawa.
Begitu korbanya lemas, senja mengecek semua katung saku yang ada di seragam sekolah cowok itu.
" Ih senja ngapain si?"
Gadis itu sama sekali tidak menggubris perkataan lembayung,sampai akhirnya dia menemukan sebatang coklat yang isinya tinggal setengah. Tanpa basa basi,senja memakan coklat itu dalam sekali lahapan.
Sedangkan lembayung,cowok itu menatap coklat nya nanar.Matanya sudah berkaca-kaca,bahkan sebentar lagi terlihat akan menangis. Alay? Memang, tapi bagi chocolovers macam lembayung, coklat adalah separuh nafas nya.
Bahkan jika cowok itu dirumah,dia pasti sudah merengek minta dibelikan coklat.Tapi untuk kali ini, lembayung harus staycool. Dia harus bisa terlihat biasa- aja, meskipun aslinya ambyar.
" Hahaha ayo dong nangis,biasanya chocolovers kalo coklat nya dimakan orang lain nangis kan?"ejek senja
Dengan tetap staycool, lembayung berdiri,menepuk pantatnya,lalu menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
" Kalo senja mau ya gapapa" jawab lembayung acuh tak acuh
" Tapi sebagai gantinya,senja harus mau tetep latihan sepeda sama lembayung. Dan,senja harus nemenin lembayung beli coklat" kata lembayung sambil mengacak rambut senja
" Ap-"
" Gaada penolakan! Kalo nolak nanti gue bawa motornya ngebut!"ancam cowok itu
Skakmat inikah yang dinamakan simalakama? Maju kena mundur kena? Hmmm sial, senja terjebak permainan sendiri.
" Iya deh iya" kata senja kesal
"Janji?" Kata lembayung seraya memajukan kelingking nya
" Iya elah,bawel amat si Lo?"
" Kelingkingnya satuin dong!"
Dengan ogah- ogahan senja menautkan kelingkingnya ke kelingking lembayung.
Allah,selametin gue plis....
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Senja (SUDAH TERBIT)
Novela JuvenilSenja apa kau tau? Sore kemarin aku bertemu satelitnya Saturnus Dia bilang akan menungguku "Jangan menungguku!" Kataku kemudian Karena lembayung akan pergi bersama senja Jangan merindukanku! Karena lembayung tak akan berpaling dari senja Bukan Mer...