Chapter 14

36 3 0
                                    

Saat jam pelajan bahasa indonesia dimulai, Alvin dan beberapa anggota osis lainnya datang masuki kelas Risa.

"Selamat siang bu, boleh minta waktunya sebentar?" Tanya Alvin sopan.

"Oh, boleh boleh, silahkan masuk." Jawab bu Elfi.

"Baik adek-adek, langsung saja pada intinya. Berhubung sebentar lagi kelas 12 akan melaksanakan ujian, jadi kami sebagai anggota Osis akan mengadakan pengusus osis baru, jadi bagi yang berkenan, mohon hadir nanti sore sepulang sekolah di aula sekolah ya? Yang berminat boleh tulis namanya disini!" Perintah Alvin.

"Sa, lo minat ga?" Tanya Rani.

"Kayanya nggak deh, kalau lo? Tanya Risa.

"Hmm, nggak tau sih. Daftar yok Ris, Iseng iseng aja, siapa tau lo diterima, ya gak na?"

"Hmm. Iya gua mau daftar, cari pengalaman. ehehe." jawab Ana.

"Hmm yaudah gue ngikut ajalah, biar kalian senang. " jawab Risa cuek.

"Kak, kita mau juga!" Rani bersorak agar mereka bisa menuliskan namanya masing-masing.

Sebelum Alvin mendekat, fira mencekat tangannya.

"Biar gue aja!"

"Siapa nama lo?" Tanya Fira cuek.

"Nama saya Maharani septiana, disamping saya Adryana al-Vazani, dan disampingnya Zalline clarissa Ahnan!" jawab rani tak kalah cuek.

"Ribet amat namanya!" Ucapnya sinis.

"LAHH!"

Fira kembali kearah Alvin sambil tersenyum.

"Nih Vin!" serahnya

"Terima kasih atas partisipasinya, saya ucapkan terima kasih!" Setelah mengucapkan itu, Alvin dan anggota lainnya melenggang keluar.

"Pengen gue acak-acak tuh mukanya! So banget jadi orang!" Ana mencerocos tak jelas.

"Biarin ajalah An, orang kayak gitu ga usah dianggapin."

"Ga bisa Risaa."

"Hmm terserah lo deh!"

Kriiiing!!

Bel istirahat berbunyi.

"Baik anak-anak, materi kita hari ini sampai disini saja, dan silahkan istirahat." Buk Elfi mengatakan itu dengan lemah lembut, karena sikap lembutnya, semua siswa sangat menyukainya.

***

Di kantin Risa dan temannya yang sedang makan, tiba-tiba Alvin datang ddan ia langsung duduk kemeja tersebut.

"Heh bocah! Gue boleh numpang duduk disini gak? Soalnya meja lain penuh!" tanpa izin dari mereka, ia duduk disebelah Risa karena hanya disanalah tempat yang tersisa.

Risa memakan makanannya dengan ogah-ogahan, nafsu makannya berkurang, karena banyak pasang mata memandangnya aneh.

"Bang, lebih baik lo pergi dari sini deh, gue ngga mau diganggu." Tegasnya.

"Dih! Adek manis, emang kantin ini punya nenek moyang lo apa? Nggak kan? Jadi lo gak berhak ngusir gue, karena ini kantin umum, bukan kantin moyang lo!" Jawab Alvin cuek.

"Huftt, ganggu aja!"

"Udah ris, ke meja gue aja!" ajak Rey yang datang tiba tiba.

"Ehh ngga usah Rey, gue sama teman teman gue."

"Owh, yaudah!" Rey pergi tanpa sepatah katapun.

"Nanti jangan lupa ke Aula!" rey melenggang pergi setelah mengucapkan kalimat tersebut.

"Hufftt iya baweel banget sih!" Risa.

"Ris, kayanya dia suka deh sama lo!" Rani.

"Ngaco lo. Hahaha!" jawab Risa

"Kok perasaan kita sama? Gua juga ngerasa kalau dia lagi deketin lo!" Ana

"Kok pada ngaco sih? Jadi ngakak gue! Masa iya ketua osis suka suka gue! Kan gak mungkin, hahahha!" risa tertawa sendiri dibuatnya.

"Iyain ajalah ran, biar cepet."

"Iya na, Hahaha"

Tak terasa, mereka sudah menghabiskan waktu istirahatnya selama 15 menit.

"Udah, yuk ke kelas!" ajak Risa dan diangguki teman temannya.

***

"Assalamualaikum adik adik semua. Perkenalkan nama saya Alvin, disebelah saya ada Fira, Dinda, Ando, dan Sena. Tanpa mempersingkat waktu, silahkan kalian isi formulir yang ada dimeja kalian masing-masing, dan selanjutnya isi soal-soalnya dengan tepat dan lusa kita akan mengumumkan anggota osis baru!" ujar Alvin panjang lebar.

"Dan satu lagi, kalian tidak boleh mencontek! Bagi yang kedapatan mencontek, kalian akan di diskualifikasi." Lanjut Sena si wakil ketua osis pendiam.

"Baik kak." Jawab semua murid kelas 10.

"Dan bagi yang selesai, silahkan kumpulkan lalu keluar dari kelas ini." Ujar Ando.

"Cuma mau daftar jadi anggota osis doang, ribetnya Masya Allah." Tutur Jean teman sekelas Rey.

"Diam lo! Berisik!" Ujar Fira dingin.

"Dih lo siapa? Suka-suka dia lah"

"Bodo amat." Lanjut Jean.
Jawaban Jean membuat Fira melototkan matanya, karena ia tak habis fikir dengan adik kelasnya yang satu itu.

Selang waktu 15 menit, para calon anggota osis perlahan keluar satu persatu. Mereka keluar dengan wajah cemas  tapi tidak dengan Risa, perasaannya biasa saja, karena ia memang tidak niat mengikuti organisasi ini.

***

"Pulang dek?" Tanya Alvin.

"Nggak, mau mancing, ya pulang lah  gimana sih?" Entah Risa sewot sendiri jika sudah berhadan dengan Alvin.

"Ya elah santai dong dek, kan gue cuman nanya." Alvin tak kalah sewot, tapi dia berbicara agak lembut.

"Bodo amat bang!"

"Lo pulang naik apa?" Tanya Alvin mengalohkan topik pembicaraan.

"Harus gue jawab? Kan lo lihat gue nunggu di halte, ya itu artinya gue naik bis, gimana sih lo?"

'Huftt sabar viin, baru pdkt masa nyerah gitu!'

"Ooh gitu." Jawab Alvin singkat.

"Biasanya jam segini bis nya udah gak ada yang lewat lagi sih."

"Ganggu aja lo, pergi sana!"

"Btw, kita udah tunggu bus nya dari sejam yang lalu lho dek."

"Huft,, iya, emang kenapa?" Tanya Risa.

"Dari pada lo nunggu disini sampe malam, lebih baik bareng gue naik motor!" Ajak Rey.

Risa tampak berpikir sejenak.

"Oke, tapi jangan macam-macam lo" jawab Risa.

"Masih kecil, kok udah marah-marah sih? Ntar  cepat tua lho" Rey mengacak-acak rambut Risa.

"Gak usah pegang-pegang. Najis!"

"Hehe okee, jadi gimana? Mau ga?" Tawar Alvin lagi.

"Hmm"

"Beneran? Ayok lah kalau gitu!"

Alvin pun mengajak Risa menuju motornya.

Bersambung...

***

Heyyooo
Pada kangen ga?
Ehehee maapin yaa, soalnya author sibuk ngerjain tugas sekolah wkwkwk

Jangan bosan sama cerita ini yaa guyss

Sampai jumpa di next chapter

See u next👋👋👋

RumitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang