Stasiun Jakarta
Friday, 1 May 2020Sabiya Rahma
Sudah hampir satu jam lebih aku menunggunya disini. Namun belum nampak juga tanda-tanda kedatangannya.
Apa dia salah naik kereta? atau lupa jalan sehingga dia nyasar? apa yang aku pikirkan? itu tidak mungkin terjadi, karena dia juga sudah tahu seluk beluk kota ini."Biy, SABIYA RAHMA!!" Kudengar suara khasnya yang bak toa masjid. lantas seketika aku menoleh kearahnya.
"Arisha!" Seruku menghampirinya lalu memeluknya "Aku kira kamu salah naik kereta..."
"Kamu ngomong apa Biy? Aku tahu betul seluk beluk kota ini" Sahutnya sedikit memberenggut
Aku tertawa ringan menanggapinya. Ternyata dia masih sama seperti dulu, aku kira sepulangnya dari Bandung ia akan sedikit berubah.
Arisha Azzahra, Ia sahabat kecilku. Kami baru bertemu lagi sekarang setelah 3 tahun lalu, ia pergi ke Bandung melanjutkan pendidikan disana bersama kedua orang tuanya.
Tapi hari ini ia kembali tentu aku menyambutnya dengan senang hati. Risha ingin hidup mandiri dengan mencari pekerjaan di Jakarta.
"Bagaimana dengan mimpimu untuk menjadi penulis? sudah berubahkah?"
"Kamu tahu aku bagaimana Rish, Aku jika sudah berkeinginan ya harus terlaksana.."
"Ya ya ya aku tahu, Apakah kamu sudah menjadi seorang penulis terkenal,hm?" Risha menatapku jahil
Kini giliran aku yang memberenggut menanggapi kata-kata Risha. Aku menghela nafas kasar "Karyaku masih belum ada yang dilirik.."
Kurasakan Risha menepuk lembut pundakku. "Jangan berhenti berusaha ok, semangat!"
"Huh SEMANGAT!!" Ucapku yakin dengan semangat lalu memeluk erat kembali sahabatku.
***
Kini Biya seolah mendapatkan kembali semangatnya yang hampir hilang karena kedatangan Risha. Dan Risha akan tinggal dikediaman Biya sampai ia mendapatkan pekerjaan.
"Bagaimana kabar ibumu di Solo biy?" Tanya Risha sembari merapikan baju-bajunya dari dalam kopernya.
"Ibu Alhamdulillah baik. Dia sudah mulai mau menerima keputusan ayah" Jawab Biya dengan sedih
"Syukurlah, kalian harus kuat.. dan yakin ini pasti jalan yang terbaik buat kalian" Risha menyemangati lagi sahabat satu-satunya itu.
"Ah iya,semoga saja... tapi ibu tidak menghalangiku untuk terus bertemu ayah setelah mereka berpisah"
Risha hanya tersenyum menanggapi ucapan terakhir Biya. Sekarang Biya kembali berkutat dengan laptopnya untuk meneruskan perjuangannya mencapai mimpinya. Ia kembali mengechek emailnya, betapa terkejutnya ia ketika melihat ada email masuk dari editor.
"AAAA RISHAAAA! RISH LIHAT INI!!" Teriak Biya girang
"Ada apa biy, kenapa harus teriak juga?" Risha menghampiri Biya dan laptopnya.
"Ada seorang editor ingin menemuiku.."
"Sungguh?? Aaa Biya akhirnya. Selamat" Ucap Risha tak kalah girang sembari memeluk Biya.
"Tunggu,aku harus menentukan tempat untuk ketemuan nanti"
"Pilihlah tempat yang romantis,Biy haha" Celetuk Risha
"Kamu ini bicara apa?" Tukas Biya memukul pelan lengan Risha
"Akmal Alfarezy nama yang bagus.. Aku yakin orangnya pun ganteng Biy"
"Ishh kamu tuh ya..." Biya sedikit kesal karena terus-terusan digoda Risha. Lalu ia menutup laptopnya dan berlari ketempat tidurnya.
"Mimpi indah bersama kak Akmal~" Lagi-lagi Risha memberi guyonan pada Biya. Biya segera menutup seluruh badannya dengan selimut.
Assalamualaikum🙏
Aku harap kalian suka ya😊 Jangan lupa tinggalin jejak ya dengan vote dan commentnya💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream & Love
AléatoireMenceritakan tentang seorang gadis yang sangat berambisi untuk menjadi seorang penulis. Sampai suatu hari ia mendapat kesempatan dari seseorang yang juga akan menjadi penyemangatnya. Who Is He? Stay tuned 💕