Capt 1

22 0 0
                                    

Pagi yang cerah, jalanan masih sepi. Seorang gadis dengan rambut panjang yang di kuncir kuda nampak tengah memacu sepeda mininya. Keringat sudah bercucuran dipelipis dan dahinya.

"Mama... Aku pulang... " sapanya pada seorang wanita paruh baya yang tengah berkutat didapur.

"Eoh, kau tidak kuliah?... Cepat sana siap-siap," sahut wanita itu setelah menoleh sekilas pada anak gadis sulungnya.

"Siap bos," Gadis bergegas masuk menuju sebuah kamar bernuansa putih dan biru.

Tidak butuh waktu lama kini gadis itu tengah mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Sembari bersenandung kecil dengan cepat ia merapikan rambut juga memakai sedikit skincare memoles bedak tipis, sedikit blush on berwarna sugar cane dengan eyeshadow tipis yang senada.Terakhir gadis itu mengoleskan liptin berwarna peach keorenan memberi kesan segar dan ceria pada wajahnya.

"Hmm... Not bad," komentarnya setelah memeriksa pantulan dirinya di cermin.

"Nanaa, cepatlah... Kau juga harus mengantar adikmu terlebih dahulu," teriak mamanya dari arah dapur.

"Ya mama," balas gadis bernama Nana itu. Tangannya dengan sigap mengambil kartu kerja, memasukkannya kedalam ransel yang kini tergantung dipundaknya lalu berjalan keluar kamar menuju dapur untuk sarapan bersama.

"Kak, ambilin selai pisang dong," pinta adik laki-lakinya.

"Nih, jangan banyak-banyak ntar kayak ikan, bawel," canda Nana.

"Apaan sih kak, garing tau nggak," balas adiknya.

Meja makan yang awalnya hening itu kini ramai dengan candaan Nana dan papanya serta sahutan kecil dari mama dan adiknya.

---

"Okey dah sampek... Belajar yang bener ya adikku," ujar Nana pada adiknya sebelum turun.
"Oh Al... Come here for a moment... " panggil Nana pada adiknya.

"Apa...?" tanya adiknya.

"Hey dude, what's wrong with your face ckckck, aku tau hari ini kau ada ulangan mtk kan. Nih kakak kasih jam tangan, disitu ada kalkulatornya."

"Ish kakak, ya masak adiknya diajarin yang ga bener sih," omel Alvaro pada Nana.

"Hahaha, okey kalo nggak butuh... I"ll take it back, jadi... Ujian yang bener jangan pake main-main yaa," nasihat Nana yang angguki oleh Alvaro.

"Udah sana, udah jam 06.30 ntar kakak telat kuliah, aku masuk dulu... Bye kak."

Nana membalas lambaian Alvaro lalu menyalakan lagi mobilnya menuju kampus.

"Setidaknya kau juga harus memikirkan kebahagiaanmu juga kak," dumel Alvaro setelah merasa mobil kakaknya pergi menjauh.

---

Nana poff on

Namaku Rosalina Alba, panggil saja aku Nana. Aku seorang mahasiswi jurusan bisnis tahun kedua. Kalau aku boleh curhat, sebenarnya ini jurusan yang membosankan. Kalau kalian tanya kenapa aku ambil jurusan ini, kalian bisa temukan jawabannya ketika membaca chapter selanjutnya. Ah... Aku lupa, aku belum menyusun resume untuk tugas kuliah nanti.

Nana poff off

"Nanaa," seorang gadis berlari kecil mengejar langkah Nana. "Huft, kau ini... Kenapa tidak menungguku...? " omelnya.

"Kau tidak bilang."

"Tapi aku tadi sudah memanggilmu berkali-kali, setidaknya tunggu aku! "

"Vella, aku sedang malas berdebat."

Kisah Setangkai BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang