Prolog

90.3K 464 6
                                    

"Masakanmu selalu nikmat Sayang." Puji Dion pada istrinya itu Zwetta. Wanita itu tersenyun sambil ikut memasukkan potongan daging ke dalam mulutnya.

"Kau memang istri terbaikku, I love you." Ucap Dion lembut pada istrinya yang sudah lima tahun mendampinginya.

"Oh iya sahabatku akan datang minggu depan pastinya akan ku beritahu, dia akan tinggal disini bersama kita untuk sementara, tak masalah bukan?"

"Oh ya? Siapa? Kenapa tidak di hotel saja?"

"Dia ada kunjungan kerja selama satu tahun disini, kalau dihotel akan banyak biaya. Kita cuma tinggal berdua, apa salahnya kita terima masih ada kamar kosong bukan? Nanti setelah disini dia akan mencari apartement yang tepat, untuk sementara bisa bukan kalau dia tinggal bersama kita?" Zwetta berpikir sejenak mempertimbangkan.

"Dia sahabatku, namanya Alan orangnya baik. Mungkin kalian akan cocok nanti, dia sangat friendly sama sepertimu." Zwetta mengaggukkan kepalanya mengerti. Tadi dia berpikir yang datang wanita ternyata pria.

Zwetta memang pernah tahu mengenai Alan hanya sekadar saja, karena Dion suaminya sempat berpisah dengan Alan karena jarak.

"Bagaimana dengan pekerjaanmu Sayang?" Tanya Dion lagi.

"Baik." Jawabnya singkat sambil meminum air yang berisi digelas mikiknya sampai tandas.

"Oh ya, nanti mobilmu juga dipakai Alan untuk sementara boleh? Kau akan ku antar jemput sampai Alan mempunyainya sendiri."

"Oke," Hanya itu yang bisa di sampaikan Zwetta.

"Kau marah?" Zwetta menaikkan alisnya bingung, mengapa suaminya mengira dirinya marah?

"Kau tidak terlalu excited menanggapinya, ku pikir kau marah karena memutuskannya sendiri tanpa berdiskusi denganmu." Zwetta menghela napasnya dan membawa piring kotor miliknya.

"Aku hanya sedikit capek, selebihnya tidak masalah." Zwetta mencuci piringnya sendiri.

Mereka terbiasa melakukannya sendiri apa lagi mereka tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga. Walaupun keduanya bekerja sebisa mungkin mereka bisa menyelesaikan pekerjaan rumah. Belum ada anak di antara mereka, jadi untuk saat ini mereka memutuskan melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

Mengenai sikap Dion yang terbiasa mengambil keputusan sendiri tanpa berdiskusi dengannya sudah menjadi hal biasa bagi Zwetta. Ia bisa menerima kekurangan suaminya itu, walaupun terkadang menjengkelkan tapi sebisa mungkin untuk mengerti.

"Aku duluan ke kamar, aku sangat lelah. Tolong bereskan sisanya, I love you." Zwetta mencium bibir Dion setelah mengatakan kata cinta.

Setelah itu Zwetta berlalu meninggalkan Dion untuk beristirahat. Badannya serasa remuk, sehabis dari kantor sampai rumah harus masak dan membersihkan rumah. Sedangkan Dion memilih melanjutkan pekerjaannya di ruangab miliknya sampai dia tertidur disana.

LOVE AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang