Bag 7 : Jadi Masih Ragu?

36 1 0
                                    

Osen    : Dimana?

Dianti  : Butik

Osen     : Okeeyy

Dianti   : Kenapa?

Dianti   : Dih Osennn!! Kenapaaa?

Dian hanya mendengkus kesal karena pesan nya yang tidak dibalas oleh Osen.

Dasar aneh, batin Dian

Selang beberapa menit, tiba-tiba ada yang membuka pintu ruangan nya. Dan muncul lah laki-laki berkulit putih pucat itu menyembulkan kepala nya di pintu.

" Permisi bu, ini paket nya sudah datang "

" Ihhh Osennnn!!! " sambil berlari menghampiri

" kamu ngapain kesini? Gak kerja? " tanya Dian heran

" Kerja sih. Cuman kan aku yang punya perusahaan jadi santai aja kerjanya " jawab Arseno asal

Dian hanya memutar kedua matanya malas sebagai balasan


" Ngapain kesini? "

" Dih gitu. Gak kangen emangnya? " jawab Arseno kesal

" Pake nanya lagi. Ya kangen lah! " balas Dian antusias

" Bunga buat siapa tuh? " lanjut Dian

" oh iya hampir lupa. Nih buat kamu hehe " sambil memberikan bunga tersebut

"udah makan belum? Makan siang yuk " Ajak Arseno

" Belum, yuk. "

****


Sesampainya di restoran Arseno terlihat banyak diam dan terlihat sedang memikirkan sesuatu, makanan yang sudah di pesan pun hanya di diamkan dan hanya diaduk-aduk berantankan

" kok ga dimakan? Kenapa? " tanya Dian

" eh? Oh iya. Kenapa apanya? "

" ya kamu kenapa? Kok tumben ketemu aku gak semangat "

" eh masa ya? Hehehhehe semangat kok. Masa iya ketemu kamu gak semangat " jawab Arseno menyakinkan

" kenapa? Kamu lagi kenapa Osen? "

" kamu mau gak nikah sama aku? " tembak Osen

" eh? Kok? Tiba-tiba? " kaget Dian

" tiba-tiba gimana sih Di? Kan dari dulu aku selalu bilang mau nikah sama kamu. Mangkanya aku juga gakpapa pas kamu bilang gak mau pacaran. Aku pikir karena kamu mau nikah langsung. Emang nya gak gitu? " kata Arseno

" eh? Bukan bukan. Maksudnya bukan nya aku gak mau nikah sama kamu " jawab Dian gelagapan

" aku kira... kamu malah keberatan gitu... karena kita gak pacaran... " lanjut Dian lirih

" hahahhahahaa lucu banget sih cantiknya aku. Aku gakpapa banget kok kita gak pacaran, ya soalnya aku mikir udah bukan waktunya juga kan kita main-main? Kamu gak mau nikah sama aku? Jadi istri aku? Hmm?  " tanya Arseno lembut

" mauu lah!! "

"Eh ta-tapi... sebenernya ada yang belom aku omongin sama kamu... "

" kemaren, eh bukan! 2 minggu yang lalu aku ketemu.... sama Farrell.... " kata Dian hati-hati

" ah.. oh... Farrell mantan kamu SMA itu? " tanya Arseno memastikan

" iya" jawab Dian

" terus kenapa? " tanya Arseno lagi

" ya... gapapa sih.... aku cuma pengen bilang aja ke kamu "

" oh.. lagian kamu gak mau balik kan sama dia? " tanya Arseno iseng

" enggak. Ngapain juga " jawab Dian ketus

Mendengar jawaban ketus Dian, Arseno hanya tersenyum tipis " Dian sayang, mau sampe kapan kamu kaya gini? Kamu mau nikah kan sama aku? Kamu mau bangun masa depan sama aku kan? "

" mau lah Osen... " jawab Dian lirih

" kalau gitu kamu harus bisa ikhlas sama masa lalu kamu... maafin semua yang terjadi di masa lalu... ya walaupun bekas nya masih bakalan tetap ada, tapi seengak nya kamu udah memaafkan... ya? "

" jadi gak bakalan jadi penyakit hati, dan kamu juga bisa tenang Di... " lanjut Arseno lembut

" gitu ya? "

" iya gitu... " kata Arseno sembari memegang tangan Dian menenangkan

" yaudah, mendingan sekarang kamu selesaikan apa yang harus di selesaikan. Gapapa, pelan-pelan aja... aku bakalan selalu nunggu kamu kok. Aku gak kemana-mana " lanjut Arseno



*****


Setelah pembicaraan cukup serius dengan Arseno tadi, Dian saat ini sedang termenung diam memikirikan matang-matang langkah tepat yang harus diambil selanjut nya untuk menyelesaikan semua ini.

Ya. Dian sudah bertekad.



Aku sudah bertekad. Semuanya harus terselesaikan secara tuntas agar aku juga bisa melangkah ke masa depan dengan pasti.


Benar juga kata Arseno, mau sampai kapan pun jika kita masih memiliki dendam masa lalu yang belum selesai semua nya tidak akan berjalan dengan benar dan dengan seharusnya.


Kalau dipikir- pikir mungkin memang Farrell mengajak nya bertemu untuk menyelesaikan apa yang seharusnya di selesaikan. Bukan kembali memulai yang belum selesai.



Ya, aku memang masih terlalu takut untuk bertemu.



Aku yang masih pengecut. Aku yang masih belum bisa mengontrol perasaanku.








Farrell : ayo bertemu. Kita selesaikan yang harus di selesaikan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 23, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Suara HatiWhere stories live. Discover now