Bunga sakura mulai berjatuhan, menyapa tanah.
Udara lembap namun terasa hangat, membuat Desember kali ini jadi istimewa saat kamu sendiri menikmati itu dengan secangkir Dalgona Coffee yang kamu buat beberapa saat lalu.
Sore yang indah, membuat garis di sudut bibir itu tertarik ke atas. Alunan musik terdengar santai, mengaluni setiap detik istimewa yang kamu lalui saat itu.
Perhatianmu tersita, ketika kenop pintu tergerak sendiri. Kamu hanya diam memandangi. Sampai seseorang muncul dari sana.
"Sayang.... " lirih suaranya membuat hatimu sedikit berdebar.
Ini sudah lama sejak lelaki itu pergi Desember tahun lalu, menjalani wajib militer sebagai alasan lelaki itu meninggalkanmu.
Kamu membawa betis putih itu mendekat, lalu mengalungkan tangan di lehernya sambil berkata, "Selamat datang, my Desember. "
Wajah lelaki itu mendekat, menghapus jarak antara wajah kalian. Seperti yang kamu harapkan, lelaki itu mengecup bibirmu lembut.
Dia tersenyum, "Aku merindukanmu. "
"Bagaimana aku tidak? Daripada dirimu, aku yang paling merindukan selama tiga tahun ini. "
"Baiklah, aku percaya itu. " ucapnya.
Lelaki itu terus mendesak wajahnya mendekat, seperti menahan gejolak ingin mencumbu dirimu lebih nikmat.
Entah dorongan dari mana, kamu memainkan bibir merahnya dengan jarimu. Menatapnya penuh nafsu, lalu menatap lelaki itu sekilas.
"Jangan salahkan aku kali ini, jika aku bermain lebih kasar. " lelaki itu mendorong tubuhmu ke tembok, menyudutkan jarak antara kalian.
Kamu hanya terkekeh. "Aku akan merindukan itu sayang, sekarang.... Hilangkan rindu tubuhku ini dengan hangatnya Desember kali ini. "
Seperti mendapat lampu hijau, dengan pergerakan cepat. Lelaki itu melepaskan kancing kemejanya, lalu mulai meraup Cherry lips milikmu.
Awalnya itu hanya sebuah kecupan singkat, namun seiring waktu, kecupan singkat itu berubah menjadi ciuman panas yang penuh nafsu.
Lelaki itu membawa tubuh kalian ke atas ranjang, dengan posisi kamu berada di bawahnya.
Ciumannya berhenti sejenak, kalian saling menatap dan saling tersenyum.
"Kuberi waktu padamu, sebelum permainan ini lebih panas lagi. " kamu hanya menatapnya tanpa menjawab.
Sudah saling menatap, lelaki itu kembali melancarkan aksinya. Menjelajahi setiap lekuk tubuhmu, dan menghujaminya dengan kecupan.
Tangan kekarnya sedikit meremas payudaramu, membuat lengguhan lolos dari mulutmu.
"Doyoung, shttt... " matamu terpejam, ketika ia semakin gencar memainkan perasaanmu saat itu.
"Ya sayang?" ucap Doyoung di sela-sela aktivitasnya.
"Apa kau tidak akan pergi lagi?" nadamu melemah, tidak seperti tadi.
"Tidak akan, aku tidak akan pergi kemanapun. "
"Kau berjanji?"
"Ya, aku berjanji. "
"Tapi Doyoung, apa selama wajib militer kau tidak pernah berlatih fisik?"
Doyoung mengernyit bingung, "Tentu saja aku sering melakukan itu, ada apa?"
"Tidak. " jawaban itu membuat Doyoung tak faham.
"Boleh aku memasukimu sekarang?" Doyoung kembali meremas payudaramu sensual, pelan namun pasti. Dan itu membuatmu tersiksa.
"Jika ingin bermain, bermain saja dengan cepat. Kau tahu, tindakan mu saat ini membuatku tersiksa. "
.
.
.
***
Up!
Aku gak tau itu kenapa bisa punya pikiran kek gitu, astaga! Doyoung padahal polos😭