1. Awal

147 70 23
                                    

Dhenata Allena Nandabramanta, siswi kelas XI MIPA 3 SMA 1 ANGKASA, yang dikenal dengan kecantikan dan kecerdasan yang tidak diragukan lagi, walaupun begitu dia juga suka saat tidak ada guru yang mengajar atau biasanya sih mereka bilang jamkos, munafik jika bilang dia tidak suka.

Gadis yang belum genap 17 tahun ini kerap disapa dengan Nata. Banyak tanda tanya besar dalam lika liku hidupnya. Sehingga mengharuskan dia memakai topengnya saat di sekolah maupun di luaran sana.

Dia gadis yang sempurna di mata teman-temannya tapi tidak untuk keluarganya.
Hidup Nata sangat—bahagia, upss...kalian salah besar, yang kalian pikirkan justru berbanding terbalik dengan kenyataan.

🌸🌸🌸

"Nat, kantin sekarang, laper gue" sedikit berteriak sambil melangkah keluar kelas.
"ih nyeett...tungguin gueee" berlari tergopoh gopoh mengejar Tania yang mulai menjauh.

Braakk ..

"aww... ssssttt lutut gueee" mendongak siapa yang menabraknya
"ngapain lo di bawah?" tanya laki-laki itu dingin. Sontak pertanyaan tidak berguna yang tadi keluar dari mulut laki-laki itu berhasil membuat mata Nata membulat sempurna.

"lo budek ternyata, lo ngapain di bawah?" ulang laki-laki itu tetap dengan nada dinginnya. Emosi Nata terpancing, dan sekarang banyak kata-kata makian yang sudah bersorak ria di kepalanya.

"mata lo katarak juga ya? ga liat noh gua lagi nyelametin semut yang tadi lo injek" Nata memutar bola mata nya malas.

ngomong apaan?

Sedangkan laki-laki itu hanya ber-oh ria dan pergi meninggalkan Nata yang masih duduk di bawah.

"lah malah ditinggal" batin Nata
"woyy kutub es, mata lo emang bener katarak yaa? Udah nabrak gue gak minta maaf, malah langsung pergi tanpa nolongin lagi, dasar orang gilaa" Tanpa babibu lagi dia langsung berdiri dan langsung menyusul Tania di kantin dengan kaki pincang.
"untung aja lutut gue gak luka" omel Nata sepanjang jalan.

Sesampainya di kantin ia segera mengedarkan matanya ke seluruh arah, guna mencari keberadaan sahabatnya itu.

Nah ketemu

"uhuuk uhuukk, au ah lo, keselek gue goblok" Tania langsung mengambil minum yang ada di depannya karena tenggorokannya habis kecelakaan, takutnya kenapa napa kan.

"ya sorry" dengan nada santainya.
"lo sih tiba-tiba muncul, makanya bilang-bilang dong kalo mo duduk depan gue, kan gue bisa meminimalisir kekagetan gue" cerocos Tania tak terima.

Nata ingat kejadian beberapa menit lalu yang seketika dapat merusak moodnya, dan niatnya sekarang dia akan cerita ke sahabatnya yang lagi makan semangkuk bakso di depannya ini.
"gue tu ya kesel banget sama cow-"

ingin membalas Nata, dia pergi ke Pak Dede untuk membayar dan langsung pergi meninggalkan sahabatnya yang masih melongo karena kelakuannya.

"Tan gue belum selesai ceritaaa, wooooy kok lo ninggalin gue siiih, woooy nyeeettt"

🌸🌸🌸

Gadis itu berjalan dengan santainya, melewati jalan yang mulai sepi. Walaupun keluarganya orang yang kaya tapi mamanya tidak mengijinkan dia bawa mobil ataupun diantar oleh sopir. Terkadang Nata berfikir dia ini apa sih untuk keluarganya? dianggappun tak pernah. Mungkin dia hanya sampah yang tak berguna.
wkwk..namanya juga sampah yak? pasti udah gak guna lah.

Langit mulai terlihat gelap. Bukan, bukan karena kedatangan bulan dan bintang, tapi akan turun hujan. Ah sial ! mungkin dia akan sangat telat untuk sampai rumah. mengingat jarak sekolah ke rumahnya kan lumayan jauh, belum lagi saat ini akan turun hujan.

NaDiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang