7#Bye, Bandung

30 15 0
                                    

Hari begitu cepat. Malam telah tiba , tepatnya pukul 20.00. Tiga jam lagi satu keluarga itu akan meninggalkan kota Bandung. Tempat kelahirannya. Tempat ia dibesarkan sampai detik ini. Tempat ia menaung suka dan duka. Banyak kisah kasih di Bandung. Teman temannya, kerabatnya akan mereka tinggalkan demi kenyamanan May dan keluarga.

Kenangan indah terlukis di kota ini. Teringat saat May dulu jatuh sakit, tetangganya berbondong bondong ke rumah sakit membawakan makanan dan minuman yang sangat lezat. Bercengkrama dengan sangat asik.

Dulu saat Day baru lahir, sekitar baru berumur 2 bulan. Itu bertepatan dengan hari raya idul fitri. Seusai sholat taraweh seluruh penduduk komplek tempat tinggal May selalu berada di loteng masing masing rumah. May kadang hanya sdndir8 di loteng sambil melihat bulan purnama. Kadang juga ditemani oleh sang ayah. Bundnya tidak bisa menemani karena harus menjaga adikny ayang masih bayi. Seluruh warga saling teriak teriak agar bisa mendengar apa yang dibicarakan. Bagai burung yang bersahut sahutan.

"Tante Hana... Minta coklatnya dong." teriak May dari loteng rumahnya kepada tetangganya yang berusia lebih tua darinya. Hana adalah tetangga paling dekat dengan May. Jika bundanya pergi May selalu dititipkan ke Hana. Seakan Hana memiliki seorang anak laki laki yang kadang bisa berteman dengan May. Namun kini Gilang, anak tante Hana, sudah tidak serumah lagi dengan ibunya itu. Hana hidup sendiri. Walau tebilang masih muda, tapi dia tetap ber5ahan sendiri. Gak mau nikah lagi. Nikah itu cuma sekali. Gilang memilih hidup dengan ayahnya yang berada di Surabaya. Dan mungkin saat May pindah ke Surabaya nanti, May bisa bertemu dengan Gilang, teman kecilnya yang terpaut umur hanya 1 tahun itu.

"Ini coklatnya. Tante antar ke rumah kamu?" teriak Hana dari loteng rumahnya. Jaraknya sekitar 3 rumah depan rumah May.

"Gak usah tante. May cuma bercanda. Hehehe." cengir May disambut tawa sekitar warga yang ikut bertengger di loteng rumah mereka masing masing.

🌸🌸🌸

May mulai merapikan baju bajunya yang ada dalam koper pink miliknya. Ia segera menutup resleting dan membawa koper itu keluar dari kamarnya. Saat di ambang pintu langkahnya terhenti. Ia membalikkan badan seraya berkata.

"Selamat tinggal kamar kesayangan. "

May sekarang menuruni anak tangga menuju ruang tamu. Semuanya bertemu disini, di ruang tamu.

" Kak, kita pindah malam ini juga? Kenapa gak besok? Aku masih ngantuk." tanyanya pada May. Day tidak mengetahui perihal ini. Rossa sengaja tidak memberitahukan soal perpindahan ini. Ia kawatir Day tidak setuju. Day sangat betah dengan kota ini. Teman teman Day sangat baik. Tetangganya pun juga sangat baik pada mereka.

"Iya dek. Soalnya jadwal pesawatnya malam ini juga. Nanti kamu bisa tidur di mobil atau di pesawat." jawab May sambil mengelus pucuk rambut adiknya ini.

"Sudah siap kan? " tanya Arya.

" Yah, kita kabarin manusia orange itu apa nggak? " tanya May.

"Nggak usah May. Kita biarin saja." jawab Arya.

"Lebih baik dikabarin aja May. Supaya gak ganggu ganggu kita lagi. " komen Rossa.

" Jadi gimana ini? " tanya May bingung.

"Ikut bundamu saja." gumam Arya.

"Oke. Aku kabarin dulu ya yah. "

Aku sekeluarga pamit.
Sekarang aku pindah.
Jangan ganggu kita lagi: May

Caramell (Disaat Ego Dikalahkan Rasa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang