"Gila!" seru Katrina. Ia benar-benar tak habis pikir dengan permintaan bibi Neetu.
"Jadi aku harus bagaimana?" Rhea pusing memikirkan Katrina, dan permintaan bibinya.
"Panggil saja anaknya, biar dia tahu tingkah ibunya yang seperti orang gila," saran Katrina sebal.
Sebagai sahabat Rhea selama bertahun-tahun, Katrina tahu semuanya tentang Rhea, termasuk tingkah bibi Neetu yang selalu membuatnya darah tinggi sekaligus bersyukur tak punya bibi seperti itu.
Sedang di sisi lain, bibi Neetu yang tidak tahu Rhea punya sahabat seperti Katrina, itu sebabnya kemarin bibi Neetu berkata 'kau tidak tahu karena tidak punya sahabat', padahal dia saja yang tidak tahu tentang keponakannya sendiri.
"Rhea, dengar saranku, hubungi Ishita, kalau perlu pulangkan saja dia ke rumah anaknya itu. Dia sudah sangat merecokimu. Kau butuh uang itu, Rhea. Sekali ini saja, pikirkan dirimu sendiri sebelum orang lain," ujar Katrina.
"Aku tidak bisa egois begitu, Kat. Bagaimanapun juga dia bibiku, dan untuk siapa kulakukan semuanya kecuali keluargaku?" balas Rhea.
"Ada saatnya kau memikirkan orang lain, Rhea. Dan sekarang bukan saatnya, kau harus pikirkan dirimu sendiri, baru pikirkan orang lain ... setelah ini selesai," tutur Katrina.
"Dan aku tidak yakin bisa selesai," sahut Rhea.
Katrina melirik jam yang melingkar di tangannya. Sudah larut malam, tidak mungkin juga mereka pergi sekarang.
"Mari kuantar pulang. Kita bahas besok sajalah."
***
Rhea menutup pintu rumahnya pelan-pelan. Lampu sudah dimatikan, dan sepi tidak ada suara.
"Dingin ...."
Tangan Rhea mengambang di dekat gagang pintu. Suara itu ... siapa yang merintih kedinginan?
Tidak salah lagi, pasti Radha. Adiknya itu punya keanehan selalu demam saat keinginannya tidak dituruti, atau hal yang ditunggu-tunggunya mendadak batal.
"Radha,"
Benar saja. Arzoo sedang menyelimuti Radha yang menggigil kedinginan.
"Kak, Radha demam," adu Arzoo.
"Tunggu sebentar," Rhea beranjak pergi ke dapur dan merebus air serta mengambil handuk kecil untuk kompresan, membuat bubur, dan mengambil obat penurun panas yang untungnya selalu tersedia.
"Kakak ... dingin ...," racau Radha dengan mata terpejam.
"Sudah, kau akan baik-baik saja," Rhea memeras kompresan itu dan menempelnya di dahi Radha.
"Makan ini, ya, aaa ...?"
Radha menggeleng sambil menutup mulutnya. "Tidak mau!"
"Sedikit saja, ya? Setelah itu minum obat, dan kau akan sembuh," ujar Rhea halus.
"Tidak mau, Kak ..." Radha memalingkan wajah.
"Tapi kau harus minum obat, Radha ...."
"Aku tidak mau obat," Radha berkaca-kaca.
Rhea menempelkan punggung tangannya di kening Radha. "Demammu tinggi sekali, minum obat, ya? Please ...."
"Dengan satu syarat," kata Radha.
"Syarat apa?"
Mendengar kata 'syarat', perasaan Rhea langsung tidak enak.
"Lanjutkan pertemuanmu dan Rishi yang batal tadi, ya, Kak, please ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay A Little Longer (COMPLETED)
RomanceRishi punya satu tujuan di dunia ini: mengejar Rhea, mendapatkan cinta Rhea, dan menikah dengan Rhea. Rhea, gadis yang hanya memikirkan kebahagiaan kedua adiknya, gadis dingin dan datar yang sangat tertutup, serta penuh rahasia. Rishi pun sadar men...