Syarat

36.1K 6K 1.1K
                                    

Sawadhee-seyo 🙏🏻

Semakin ke sini semakin gaje nda si...?







Happy reading-!








"Kak Mark..." Haechan memanggil Mark yang sedang tiduran dipahanya sambil bermain ponsel.

"Ih kalo dikacangin Echan ngambek pokonya nda mau kawin."

Sepersekian detik kemudian, Mark bangkit dari posisinya. Menatap Haechan dengan pandangan horror, "apa Chan? Kawin...?"

"No talk im angy."

"Channnnn."

Haechan tak mau menatap Mark, ia lalu menunjukan telapak tangannya di depan wajah Mark.

"Talk to my hand!"

😠✋🏻

Mark gemas. Ia lalu memegang pergalangan tangan Haechan, kemudian diciumnya tangan Haechan.

Mau tak mau Haechan tersipu.

"Ih Kak Murk kenapa sii?"

Mark terkekeh, lalu dengan jahil ia memajukan wajahnya ke wajah Haechan.

"Masih nggak mau kawin?" Mark berkata sambil menatap mata Haechan. Jarak mereka tidak ada 10cm.

"Siapa mau kawin?"

Itu Jonathan.

Mark merasa nyawanya tidak akan panjang lagi.

Bagaimana bisa ia lupa bahwa ia sedang ada di kediaman Sasoengko?!

"Kak Murk stewpid..." Haechan berbisik.

--

Mark benar-benar merasa dirinya akan mati.

Sudah hampir 3 jam dirinya mendapat 'privat' muay thai dari Jonathan.

Kaos oblong pinjaman dari Dery sudah basah akan keringat. Rambutnya lepek, dan nafasnya pendek-pendek. Jangan lupakan fakta bahwa ia sedang berpuasa.

Haechan hanya bisa mengawasi dari ujung ruangan. Ten sedang pergi keluar, pantas saja Daddynya itu berani bertingkah.

Suara teriakan Jo terdengar beberapa kali, tatapan matanya tak sedetikpun terlepas dari Mark.

"Jadi, kamu mau nikah atau kawin sama anak saya?"

Mark ngos-ngosan, tapi ia tetap harus menjawab, "nikah om, tapi kawin juga pastinya mau om."

Jo memukul lengan Mark cukup kuat, "jadi kamu cuma mau kawin sama anak saya?"

"Nggak gitu om. Nikah dulu baru kawin, kan mau buat cucu yang lucu-lucu buat om."

Jo mendengus, "anak saya masih bayi."

"Tapi dia udah bisa menghasilkan bayi om." Mark masih mencoba menjawab.

Jo berpikir sejenak, "kalo gitu, saya bakal restuin kalian nikah, sampe kawin dengan syarat."

Mark langsung sumringah, "apa om syaratnya?"

"Saya bahkan akan minta Jeff untuk mempercepat pernikahan kamu sama Haechan. Asal kamu bisa penuhin syarat-syarat saya."

Senyum Mark tambah lebar, "saya pasti bisa om. Tolong kasih tau saya apa syaratnya."

"Gaji kamu harus 13 juta perbulan."

Mark terkaget, tapi kemudian mengangguk mantap, "saya sanggup om." Mark memutar otak, ia sepertinya harus resign dari pekerjaan 8jtnya, lalu bekerja di kantor Daddynya. Mark yakin ia bisa, banyak juga tawaran pekerjaan lainnya yang bisa ia ambil. Ingat, dia masih muda, melewati 2 kali akselerasi dan lulusan terbaik di kampus bergengsi.

Bahkan rasanya jika Mark harus pesugihan atau ngepet, ia rela.

"Yang kedua, Haechan boleh hamil tapi setelah ia menyelesaikan kuliahnya."

Mark memang ingin sekali mempunyai anak, tapi ia juga sadar bahwa ia dan Haechan masih terlalu muda.

"Saya setuju."

"Ketiga, kamu harus lulus tes basic muay thai. Seenggaknya kamu harus setingkat fighter seperti saya buat bisa jagain Haechan."

Mark meneguk air liurnya kasar, untuk yang satu ini sepertinya akan susah untuknya.

"Saya akan berusaha om."

Jo berjalan menjauh sembari melepas bebat kain di tangannya.

"Buktikan."

"Om!" Jo menoleh, Mark menatapnya dengan pandangan yang mantap.

"Saya tau om sayang banget sama Haechan. Oleh karena itu om mati-matian jagain Haechan selama ini. Saya paham, dan saya tau diri bahwa saya harus bisa jaga Haechan seperti yang om lakuin. Saya mungkin belum keliatan serius di mata om, tapi saya bener-bener serius sama Haechan. Saya mau dia jadi istri saya, jadi ibu dari anak-anak saya. Saya pengen liat dia setiap hari, setiap saya buka mata dipagi hari. Saya juga pengen buat keluarga kecil yang bahagia sama Haechan. Melihat Haechan setiap hari sampai rambutnya memutih, dan kulitnya keriput. Saya yakin dia pasti tetep cantik saat itu, seperti sekarang."

"Terimakasih Om Jonathan, telah membuat Haechan hadir di dunia ini sehingga saya bisa ketemu sama Haechan. Makasih om udah jadi daddynya Haechan, om ayah yang baik. Saya pengen jadi seperti om di masa depan."

--

"Mommy, tolonginnn daddy sama kak Mark belum keluar dari ruang latihan muay thai dari tadi. Haechan takut mereka kenapa-napa." Haechan mengadu pada Ten yang baru saja memasuki rumah.

Ten yang mendengar itu tanpa babibu langsung berjalan menuju ruang latihan.

Tapi aneh, begitu sampai di sana yang ia lihat hanya Mark yang sedang tiduran di atas lantai.

"Daddy kamu mana?" Ten bertanya kepada Haechan yang berdiri di belakangnya.

"Eh? Mana Haechan tau..."

--

Hendery baru saja keluar dari kamar mandi ketika Daddynya mendusal masuk ke kamar mandi.

"Dadd? You okay?"

"Im okay Son."

Dery baru melangkahkan kakinya satu langkah ketika suara ayahnya kembali terdengar.

"Dery."

"Ya, Dadd?"

"Kamu, kapan mau nikah?"

Hendery melongo keheranan.

"Hendery nunggu Dejun lulus dulu Dadd."

Hendery memang memiliki kekasih, Namanya Dean Januarta. Mereka berdua harus menjalani LDR karena Dejun sedang berkuliah di China.

"Bagus, jangan keburu-buru. Jangan terlalu pede kaya anak itu."

"Hah? Siapa?"

"Alis camar."

--

Tbc

Sha's space

Anw, kemaren ada yang minta konflik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Anw, kemaren ada yang minta konflik.

sOoo, are you ready if next chapter will be a dramatic chapter?

√ Keluarga Masa Gitu?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang