chapter 9

32 3 0
                                    

  Hari ini sama seperti hari biasanya belajar, tidak ada free class bagi kelas XI Ipa 4 membuat mereka kesusahan karena banyak tugas dan pelajaran yang diberikan guru. Sejak tadi Arin dan Rifqi hanya saling membuang muka ketika mata mereka bertemu.

...

  Setelah beberapa jama mengikuti pelajaran tiba saatnya bel istirahat berbunyi membuat seluruh kelas riuh dengan sorakan.

"Ndah gue ke toilot dulu ya" kata Arin pergi menuju toilet

  Tanpa menuggu jawaban dari Indah Arin sudah meleggang keluar kelas.
Sesudah Arin dari toilet, Arin ingin kembali ke kelasnya

"Hei" sapa seorang cowok yang ternyata Ilham

  Arin terlonjak karena kaget dengan suara itu

"Eh hai"sapa Arin balik

"Lo ngagetin aja" ucap Arin lagi

"Ye maaf,,"jawab Ilham

"Lo habis dari mana??"tanya Arin gugup karena yang disampingnya ini the most wanted SMA RAJAWALI

"Ya dari toilet juga la, masak iya dari kuburan" kata Ilham kesal karena pertanyaan Arin

"Oo, gausah kesal juga kali" ucap Arin

"Hmm" kata Ilham sambil membuat nada mengambek ke Arin

"Ish, jangan ngambek dong" kata Arin sambil memukul lengan Ilham

"Aduh sakit,, keras amat lo mukulnya" jawab Ilham sambil memegang lengannya

"Habisnya lo ngeselin" kata Arin

"Ngeselin tapi suka kan??"ucap Ilham sambil menggoda Arin

"Apaan sih" kata Arin sambil menyembunyikan merah dipipinya

"Gausah bullshing gitu dong" kata Ilham terus menggoda Arin

"Ish, sana lo jauh jauh gue gak mau dekat lagi samo lo" kata Arin sambil mendorong Ilham

"Idih ngambek lo??,, yaudah iya gak gue buat kesal lagi" kata Ilham pasrah

"Btw lo mau kemana lagi??" Tanya Ilham

"Mau kekelas ni" jawab Arin

"Kekantin yok" ajak Ilham

"Makasih, tapi gue udah bawa bekal" jawab Arin seadanya

"Ooo,, kalau gitu gue duluan ya, bye" kata Ilham sambil melambaikan tangan ke Arin dan menjauh

   Arin hanya diam melanjutkan perjalanannya kekelas. Tiba tiba kaki Arin kesandung kaki seseorang membuat Arin meringis.

"Aduh,,," ringis Arin

"Duh kasihan yang jatuh" kata seorang cewek. Michel

"Heh bangun sok cantik" kata teman Michel. Sarah

  Arin bangub dan melihat mereka berdua dengan tatapan kesal.

"Ngapain lo liatin kita kayak gitu, gue tau kok, gue sama Michel itu cantik" kata Sarah dengan sombong

"Kakak apaan sih" kata Arin sopan, lalu ingin meniggalkan mereka berdua

"Heh gue belum selesai ngomong" kata Michel sambil menarik tangan Arin membuat Arin berbalik badan

"Gue mau lo jauhin Ilham" kata Michek penuh ancaman

"Kalau gak gue jauhin apa mau lo" kata Arin kesal dengan mereka berdua dia tidak peduli kalau mereka seniornya

"Heh dasar cabe lo, ngerebut gebetan gue" kata Michel sambil melepaskan tangan Arin dengan kasar

"Lo tu yang cabe, pake rok diatas lutut, baju ketat, make up tebal melebihi badut" jawab Arin kasar

"Berani lo sama kita" kata Sarah dan melayangkan tamparan dipipi Arin. Belum sampai tangan itu dipipi Arin sudah ditahan oleh seorang cowok.

"Kalau berani tu jangan keroyokan" kata suara berat cowok. Arin sangat kenal denga tu cowok . Rifqi

"Heh lo ngapain ikut campur urusan cewek,, lo juga junior" kata Sarah melepaskan cekraman tangan Rifqi

"Walaupun gue junior gue gak takut sama cewek cabe kek lo" kata Rifqi sarkas sambil menatap tajam mereka berdua

  Mereka berdua hanya mendengus  kesal dan pergi karena ditatap tajam oleh Rifqi membuat nyali mereka ciut.

"Makasih" kata Arin dingin dan pergi meniggalkan Rifqi sendiri

...

"Ekhm,," dehem Rifqi agar Arin melihat
   
  Tapi Arin hanya diam dan sibuk dengan novelnya

"Rin" panggil Rifqi

"Hmm" jawab Arin pendek

"Lo kok ngejauhin gue sih??" Tanya Rifqi to the point

"Emang pernah gue deketin lo??" Tanya Arin ketus dan masih menatap novelnya

"Enggak sih, tapi kayaknya lo lebih sering diam" jawab Rifqi

"Apa jangan jangan masalah  kemarin??" Tanya Rifqi

  Arin hanya diam, yang semula melihat novel sekarang beralih ke Rifqi dengan ekpresi yang tidak tahu.

"Rif,, emang kalo gue diam itu masalah buat lo?? Gak kan!" Tanya Arin membuat Rifqi terkejut

   Rifqi juga terkejut kenapa dia harus mempedulikan Arin, Arin itu selalu bikin dia kesal. Beberapa menit dilanda keheningan guru bahasa Indonesia masuk memecah keheningan diantara mereka berdua.

...

   Arin pulang sekolah disuruh keruang guru oleh buk Sri karena ada sesuatu. Sampai diruang buk Sri, Arin terkejut karena ada Rifqi di ruang itu juga.

"Silahkan duduk Rin" kata buk Sri sopan

"Baik buk" jawab Arin ramah, Arin duduk disamping Rifqi agak jauh

"Okey to the point aja, ibu mau Arin ajarin Rifqi pelajaran matematika"kata buk Sri

  Arin dan Rifqi sama sama terkejut karena hubungan mereka lagi tidak baik mana mungkin Arin harus melihat Rifqi setiap hari.

"Kenapa harus saya buk?? Kan ada Rehan buk??" Tanya Arin sopan

"Rehan udah ibuk kasih tugas buat ajarin Ramat, Indah ngajarin Doni" kata buk Sri menjelaskan

   Arin hanya mendengus nafasnya kasar.

"Oke hanya itu, waktunya silahkan kalian atur sendiri" kata buk Sri

"Baik buk" kata Arin dan Rifqi serempak lalu pamit keluar

  Diluar mereka hanya diam sampai Arin membuka percakapan.

"Kapan buat gue ngajarin lo??" Kata Arin ketus

"Terserah lo,, kalau rabu dan kamis gue gak bisa ada latihan basket" kata Rifqi lebih ketus 

"Okey hari ini sama hati sabtu,, senin sama selasa gue ada latihan musik" kata Arin menjelaskan

"Nanti pulang sekolah kita belajarnya di kafe X jangan lama, gue gak suka nunggu lama" kata Arin ketus lalu meninggalkan Rifqi sendirian dilorong sekolah.

...

Hallo guys udah aku update ni, jangan lupa komen and vote

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang