06. Maaf Dan Terima Kasih

47 16 12
                                    

Aku bukan tak mau bercerita
hanya saja, aku sedang
menunggu di waktu
yang tepat.

-CAbiiS.

¤¤¤

Jantungnya berdetak tak karuan dan pipinya mulai memanas, apa ada yang salah dengan dirinya? Tidak seperti biasa Abii merasa seperti ini.

"Ahh maaf..." ucap Abii yang segera menjauh dari Kelvin.

Kelvin terkekeh geli saat melihat gadis di depannya ini manjauh karena terlonjak kaget dengan pipi yang bersemu merah.

"Gapapa santai aja kali" balas Kelvin berdiri dan melakukan sedikit perenggangan.

"Pegel ya badan lo?" lirih Abii yang tak berani menatapnya.

'Yaampun lucu banget sih ni anak' batin Kelvin.

Gimana gak coba, dia keliatan persis seperti anak kucing yang sedang ketakutan.

Walaupun suaranya kecil tapi tetap saja Kelvin dapat mendengarnya, karena jarak mereka masih terbilang cukup dekat.

"Gak kok" balas Kelvin dengan senyum manis.

Abii mendongak kan kepalanya menatap Kelvin. 'Manis' satu kata yang terlintas di benaknya saat melihat senyum Kelvin.

"Makasih" ucap Abii tulus dan tak luput senyum yang mampu membuat Kelvin tenggelam di sana.

"Jangan nangis lagi kalo gak ada gue di sisi lo, ingat itu" tutur Kelvin tiba tiba yang membuat Abii terkejut.

"Gue gak mau lo keliatan lemah di depan orang lain, cukup jadi diri lo sendiri aja" tambahnya lagi, dan kata katanya berhasil membuat hati Abii kembali menghangat sehingga menarik ujung bibir wanita itu dan terbentuklah seulas senyum yang manis, yang jarang ia perlihatkan kepada orang lain.

"Iyaa, makasih" Abii yang merasa dirinya di perhatikan kembali oleh seseorang selain bunda tak henti hentinya mengucapkan terima kasih.

Sungguh hatinya terasa hangat dan senang, bebannya sedikit terangkat saat ini.

Kelvin mendekat dan membisik "Gue bersedia jadi tameng di saat lo lagi rapuh" tepat berada di sebelah Abii.

Abii yang di perlakukan lembut seperti itu hanya dapat menganggukkan kepala tanpa menatapnya. Ia takut jika pemuda di depannya ini melihat penampilannya.

Mungkin mata yang berkantung, hidung yang merah, dan bekas air mata saat ia menangis tadi. Ahh memalukan! Apakah tidak bisa ia berpenampilan sedikit elite untuk saat ini?

"Yaudah, ayok pulang udah mau sore niii" ajak Kelvin dengan mengulurkan tangan kanannya. Abii yang melihat ada tangan yang terulur untuknya segera ia sambut dengan lembut.

Seolah olah membantunya untuk keluar dari kehidupannya yang kelam menuju kebahagiaan yang cerah.

"Emang ini jam berapa?" tanya Abii saat menuruni tangga rooftop.

"Gak tau secara jelas jam berapa sih, tapi yang gue tau tadi bel pulangan udah bunyi" jawab Kelvin dengan menuruni anak tangga secara perlahan.

Dengan cepat Abii melihat arloji di tangan kirinya. Ternyata jam 2 siang, selama itu Abii menangis dan terlelap tidur?

"Emm anuu..." ucap Abii gugup.

Apa yang terjadi? Baru kali ini seorang Cassandra Abiitrosh S. merasa gugup untuk mengatakan suatu hal kepada orang lain. Bahkan pada guru atau pun orang yang baru ia kenal sebelumnya saja, ia tak pernah gugup. Atau pada keluarganya saja tidak pernah!

Strong Girl.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang