prolog

33 6 2
                                    


Tik. Tok

"Hufffft" Seorang gadis berumur 20 tahun dengan sweater ungu yang kebesaran, membuatnya menutupi celana pendek yang sedang ia pakai.

Ia masih setia duduk dikursi kerjanya menatap laptop hitam diatas meja didepannya.

"Srupppt" Gadis itu meminum kopi kesukaannya sambil sesekali menghela nafas. Ia enggan beranjak dari tempatnya padahal jam dinding ruangannya sudah menunjukkan pukul 23:45, hampir tengah malam atau mungkin sudah.

Ia berdiri, berjalan pelan lalu berhenti di depan jendela ruangannya yang Menampakkan kota London yang masih padat akan orang orang berlalu lintas. Gadis itu masih setia menatap jalanan kota yang semakin lama semakin sepi, sambil sesekali memainkan cangkir kopinya dan menghela nafas panjang. Matanya sudah berair, dirinya menolak untuk mengeluarkan air matanya, lagi.

Tes.

Tanpa persetujuan darinya, air mata itu lolos begitu saja membasahi pipinya yang mulai merah karena suhu udara yang kian merendah.

"Gue kangen lo... "
Kata itu terucap lagi dari bibir kecilnya. Entah untuk yang keberapa kalinya, ia tak pernah bosan mengatakan itu.

Cklek.

Suara pintu ruangan yang dibuka membuyarkan lamunan gadis tersebut. Ia menghapus air matanya kasar lalu buru buru duduk di kursinya lagi. Memaksakan senyum terhadap orang yang membuka pintu tersebut.

"Lo ga bisa bohongin gue Al" Ucap cowok berambut pirang yang masuk tanpa permisi dan langsung duduk di sofa yang ada di ruangan itu. Gadis itu menghela nafas, tak menanggapi kata kata sahabatnya tersebut. Ia memejamkan matanya sebentar, melepas seperempat rindunya lalu mulai memainkan jarinya diatas keyboard laptopnya, menuliskan sesuatu disana.

"Lo nulis apa? " Tanya cowok itu lagi, menatap sendu cewek di depannya yang tengah sibuk dengan dunianya sendiri.

"Apalagi? Kayak gak tau kerjaan gue aja lo" Jawab gadis itu santai kembali masuk kedunianya.

"Kerjaan lo yang mana? Nulis? "

"Heem"

"Haah, itu malah bikin lo tambah inget lagi sama dia Al" Ucap cowok itu frustasi. Pasalnya, ia sudah memberi tau Allysha, gadis didepannya itu untuk berhenti menulis, apalagi menulis kisah hidupnya.

"Udah ah bin, lagian dia juga udah ga ada" Ucap Allysha, tersenyum getir, ia tak menatap Bintang, sahabatnya itu yang selalu berhasil membuat air mata Allysha keluar lagi. Bukan karena Allysha yang tersakiti tapi karena Bintang yang terlalu peka.

"Haah, yaudah gue pulang dulu. Kalo ada apa-apa hubungin gue" Pamit Bintang, mengecup singkat pucuk kepala Allysha lalu melenggang pergi meninggalkan ruang kerja Allysha.

Allysha tersenyum, Bintang memang tak pernah berubah terhadapnya, beda, ya, Bintang itu beda dengan cowok lain. Hanya saja ia tak menyimpan rasa apapun padanya begitupun sebaliknya.

Allysha kembali menghela napas, menguatkan fisik dan batinnya, menatap penuh semangat layar laptop didepannya yang baru terisi setengah kalimat. Ia mengepalkan kedua tangannya,

"Lo bisa Allysha, lo bisa karena lo kuat! " Ucapnya menyemangati diri sendiri.

Tuk.

Disinilah, kisah hidup Allysha yang mendadak berubah 360°











Sorry, pertama kalinya aku
Buat cerita, jadi masih pemula.

Komen aja, kasih saran
Atau kritikan ga masalah😊😊


Bye.. Bye.. 👐👐


let it goTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang