8. H

26 2 0
                                    

" Regan, lo liat Allea gak?" Tanya Salma tiba-tiba saat memasuki kelas Regan.

Regan yang tadi sedang mengobrol dengan Niko perihal Angkasa pun terkejut mendengar pertanyaan dari Salma.

" Lah, bukannya tadi Allea sama lo, Sal?" Sahut Revan.

" Iya, tapi pas pelajaran kedua Allea izin ke toilet, tapi sampe sekarang belum balik-balik, gue kira Allea kesini. " Kata Hana.

Tanpa menunggu lebih lama lagi Regan segera keluar dari kelasnya, pikirannya langsung kalut ketika memikirkan kemungkinan yang buruk tentang keadaan gadisnya itu.

Regan sampai didepan toilet perempuan, nafasnya tak beraturan karena berlari tadi. Regan mengerutkan dahinya, kenapa pintu toilet itu ditutup.

Bayangan-bayangan buruk segera menyeruak masuk dalam benaknya, namun Regan segera menepis fikiran buruk itu.

" Sial!" Maki Regan.

Pintu toilet itu ternyata dikunci.

" All! Allea! Kamu ada didalem kan All?!" Teriak Regan, namun tak ada sahutan dari dalam.

" Regan! Allea ada didalem!" Teriak Salma sembari berlari kearah Regan.

Regan yang sudah kalut, akhirnya mendobrak pintu toilet itu.

Brak! Brak! Brak!

Pintu toilet pun akhirnya bisa terbuka.

" ALLEA!"

Pekik Regan saat mendapati Allea tergeletak dilantai dengan kondisi mengenaskan, pelipis nya mengeluarkan darah, dan tubuh Allea dipenuhi dengan cairan berwarna hijau.

Dengan segera Regan menghampiri Allea, meletakkan kepala gadis itu di lengannya.

Teman-temannya yang baru datang juga seketika shock dengan keadaan gadis mungil itu.

" All, hey. Bangun sayang! Ini aku Regan." Regan menepuk pelan pipi Allea namun tak ada respon apapun dari Allea.

Tanpa ba bi bu lagi Regan menggendong Allea ala bridyle style,
Regan segera berlari, tujuannya hanya satu sekarang, rumah sakit.
Di sepanjang koridor banyak pasang mata yang menyaksikan kejadian itu, mereka dibuat bertanya-tanya, terlebih lagi melihat keadaan Allea yang tak sadarkan diri dengan pelipis yang mengeluarkan darah.

' Gue mohon All, bertahan.' Batin Regan.

*****

Pintu ruangan itu tertutup dengan sempurna, meninggalkan Regan yang masih berdiri mematung sambil memandangi pintu itu dengan tatapan nanarnya. Seragam putih Regan sekarang dipenuhi oleh bercak darah dan noda hijau.

" Arghhh!" Teriak Regan memukul dinding putih disebelahnya dengan kuat.

Regan menjambak rambutnya frustasi. Regan benar-benar khawatir dan kalut akan keadaan gadisnya sekarang, mengingat pertama kali melihat kondisi Allea yang tergeletak begitu saja dengan mengenaskan membuat darah Regan mendidih.

Rahang Regan mengeras dengan gigi yang bergelemetuk, tangannya mengepal kuat, wajahnya juga menjadi merah padam.

" Brengsek! Gue gak akan pernah ngampuni siapapun yang udah berani nyakitin Allea!"

Regan kembali meninju dinding disebelahnya, bisa dipastikan tangan Regan lecet dan terluka, namun bagi Regan luka yang ia dapatkan tidak sebanding dengan yang Allea rasakan.

Mengingatnya membuat Regan merutuki kebodohannya yang lalai menjaga Allea hingga menyebabkan Allea seperti ini.

" Allea pasti baik-baik aja, man." Kata Alga menepuk bahu Regan.

RegAllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang