Penggunaan Namun dan Tetapi

98 9 5
                                    

MATERI PENGGUNAAN KONJUNGSI NAMUN DAN TETAPI YANG BENAR

Sebenarnya konjungsi namun dan tetapi/tapi itu beda artinya. Sudah ada yang tahu?

Ternyata masih banyak orang yang belum tahu letak perbedaan penggunaannya. Sering juga saya menemukan penggunaannya dipertukarkan.

Sebenarnya pada dasarnya konjungsi namun dan tetapi/tapi itu memiliki fungsi yang sama. Hanya saja perbedaan dari keduanya adalah terletak pada fungsi gramatikalnya.

Oh iya, jadi teman-teman sebenarnya kata tapi di KBBI itu gak ada. Adanya tetapi. Jadi, lebih baik hindari pakai kata tapi, ya.

Oke, kita kembali lagi pada pembahasan penggunaan kata namun dan tetapi.

Kata namun yang benar itu letaknya di awal kalimat, karena untuk menyatakan hubungan perlawanan antarkalimat. Sedangkan kata tetapi yang benar letaknya di tengah-tengah kalimat sesudah tanda koma dan spasi. Kenapa bisa seperti itu? Itu karena kata tetapi digunakan untuk menyatakan hubungan perlawanan intrakalimat. Jadi, kata namun dilarang ditempatkan di tengah-tengah kalimat, dan kata tetapi dilarang ditempatkan di awal kalimat.

Oh iya, kata namun itu bisa kita ganti dengan akan tetapi. Sedangkan kata tetapi tidak bisa diganti dengan kata akan tetapi.

CONTOH PENGGUNAAN KONJUNGSI NAMUN DAN TETAPI YANG BENAR

Sekarang saya beri contoh. Perhatikan di bawah ini ya!😉

🍁 Akmal itu sebenarnya pintar. Namun, ia sangat malas. ✔
🍁 Akmal itu sebenarnya pintar, namun ia sangat malas. ❌

🍁 Sebenarnya Syifa tipe orang yang suka kerapian, tetapi dia pemalas. ✔
🍁 Sebenarnya Syifa tipe orang yang suka kerapian. Tetapi dia pemalas. ❌

Oke, biar lebih mudah kalian pahami, polanya gini :

🍁 Namun, + kalimat.
🍁 Kalimat,  + tetapi.

Bagaimana? Sudah paham, kan? Kalau belum paham bisa langsung bertanya, ya. 😉

LIST PERTANYAAN :

1. Syifa
Kak tolong beri contoh narasi cerita yang ada konjungsinya tetapi dan namun ?

LIST JAWABAN :

*LIST JAWABAN*

1. 🍁 Hari telah beranjak petang. Kuhapus peluh yang membasahi dahi. Perjalanan ke kampung ini ternyata cukup melelahkan. Setelah turun dari bus di pinggir jalan tadi, aku harus berjalan kaki lagi agar segera tiba di sini. Beberapa warga tampak menatapku dengan pandangan aneh. Penampilan ala-ala kota jelas menyolok di mata mereka yang hanya penduduk biasa. Namun, pandangan aneh mereka tak perlu ditanggapi terlalu jauh. Bergegas langkah menuju rumah yang kutuju.

🍁 Kau tampak lelah. Tubuh rentamu seperti sudah tak bisa menopang langkah-langkah yang kian tertatih. Kau telah menua, akan tetapi jiwamu masih tampak sangat kehausan, akan hadirnya seorang dara jelita pujaan hati.

🍁 Kemudian dia mendengar suara gesekan dari lemari pakaian. Bocah itu yakin dia sudah melihat ke sana, tetapi dia tetap pergi dan berseru, “Keluarlah, aku menemukanmu!” Tetapi hanya ada kesunyian.


L.A
---------------
-----------------------

MATERI KEPENULISANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang