Siang ini Zara sedang menyusui Ara yang menangis di halaman belakang sambil mengawasi Rey yang sudah pandai jalan sana-sini.
"Rey sayang sini nak minum susu dulu". Panggil Zara memainkan tangannya.
"Mammh".
Dengan langkah gontai Rey mendekati sang mamam dan meminum susu yang di berikan Zara.
"Habisin dong sayang tinggal dikit itu susunya". Suruh Zara karena Rey menaruh susu yang tinggal setengah gelas itu di samping Zara.
"Auk".
"Ini loh lagi dikit Rey".
Rey tak menghiraukan omongan Zara dan memilih untuk duduk di rerumputan dan memainkan mainan robot nya.
"Yaudah kalau minum susunya bareng adek Rara mau gak? Ini lihat adek nya nyusu masa kakak kalah sih". Rayu Zara agar Rey mau minum susunya lagi.
Uluran tangan Zara yang menggenggam gelas susu akhirnya di terima Rey dan diteguknya sampai habis.
"Jagoannya papap pinter banget sih minum susunya". Ucap Angga yang datang dari dalam yang sudah bersiap-siap.
"Pagi papap".
"Pagi mamam cantik".
"Anteng banget yang lagi nyusu. Lihat sini dong nak". Mentoel-toel pipi gembul Ara.
"Pap kita jadi ke Bandung nya?". Tanya Zara.
"Jadi dong mam".
"Kita ajak bi Rumi gak?".
"Di ajak lah, sekalian bisa bantu-bantu kamu kan?".
"Tapi aku belum sempet ngomong".
"Yaudah kamu ngomong sekarang ya, aku berangkat ke kantor dulu habis dari sana aku balik lagi". Mengelus pipi Zara.
"Jangan sayang!! Aku ikut saja ke kantor kamu biar kamu gak bolak-balik dari kantor biar langsung ke Bandung nya". Jelas Zara.
"Kamu udah selesai prepare nya emang?".
"Udah dong, kemarin malam aku siap-siap nya pas kamu lagi bobo".
"Kamu jangan capek-capek Ra, minta tolong sama aku atau bibi aja ya kalau mau ngelakuin apapun". Ucap Angga memberi pengertian ke Zara.
"Iya Angga".
"Rey sini gendong sama papap, kita langsung pergi ketemu nenek, kakek, sama aunty Kyla". Ucap Angga berjongkok dan membuka tangannya agar Rey menghapiri nya".
Zara yang sudah terlebih dahulu memasuki rumah kini mencari bibi yang lagi nyiapin makanan yang sudah di suruh nya tadi.
"Eh nak, udah selesai nyusuinnya?".
"Udah bi"
"Bi.. bibi Zara mau ngomong sama bibi".
"Ngomong apa nak?".
"Zara mau ke Bandung hari ini, dan rencananya mau ajak bibi juga. Bibi mau gak? Maaf baru bilang sekarang bi".
"Ya bisa aja nak selagi nak Zara sama nak Angga mengajak bibi".
"Hehe, ya sudah bibi siap-siap ya, biar Zara yang ngelanjutin".
"Iya nak, ini tinggal masukin aja ya".
Sekarang mereka sudah berada di dalam mobil dan menuju kantor Angga terlebih dahulu.
"Pagi pak, Bu". Salam ramah dari karyawan-karyawan Angga.
"Aduhh ganteng dan cantik banget anak Lo Ra". Ucap Bani ngajak bercanda Rey.
"Iya lah ganteng cantik emak bapaknya aja kayak gini". Uacap angga berbangga.
"Iya emaknya bidadari, bapak nya taek". Ucap Bani mengacungkan dua jarinya.
"Udah gue mau kerja, Lo urus ni kantor gue mau pergi beberapa hari ke Bandung". Ucap Angga.
"Iya bos iya".
Setelah menunggu sekian lama akhirnya Angga merapikan kertas-kertas dimejanya dan menghapiri Zara yang duduk di sofa memainkan hp sibuk memfoto bayi cantiknya.
"Mam ayok beresin semua papap udah selesai". Kejut Angga ke Zara.
"Eh udah selesai?". Tanya Zara langsung memasukkan hpnya ke dalam tasnya.
"Hemm gini nih punya istri narsis, foto mulu kerjaannya". Mencubit gemas pipi Zara.
"Ihh sakit papap".
"Biarin sih, biar istrinya seneng". Memeluk Angga.
"Iya sayangku".
"Ayo kita berangkat keburu sore pap, mama, papa dan yang lain udah disana kan?".
"Iya mama papa udah disana kak Din juga".
Mereka berlima akhirnya berangkat ke Bandung, karena memang sangat jarang sekali mereka untuk mengunjungin orang tuanya di Bandung. Sekalian juga kumpul.
"Kamu tidur saja Ra, masih lama ini". Ucap Angga mengacak rambut Zara.
"Iya. Pap mampir ke minimart, mamam pusing banget kepalanya, perutnya juga mual". Ucap Zara manyun.
"Kamu sakit mam?". Tanya Angga khawatir.
"Gak kamu gak usah khawatir gitu ah, fokus nyetir ya". Mengelus lengan Angga di tangannya.
"Beneran? Yaudah kita berhenti bentar ya".
Angga membanting setir mobilnya memasuki halaman minimart.
"Udah sampai ya nak?". Tanya bi Rumi yang semula tertidur.
"Eh gak bi. Bibi lanjut tidur ya, sekalian jagain Rey sama Ara, Angga mau nemenin Zara dulu belanja sesuatu dulu bi". Jelas Angga.
"Ah iya nak bibi jaga anak-anak".
"Tinggal dulu ya Bi". Pamit Zara.
"Iya nak".
Zara dan Angga memasuki minimart untuk membeli jajanan yang diinginkan Zara untuk menghilangkan rasa mualnya. Dan setelah itu kembali lagi ke mobilnya.
"Masih pusing nya mam?". Tanya Angga memeluk Zara.
Zara tersenyum mendengar kalimat kekhawatiran suaminya itu padanya.
"Gak suamiku, kayaknya aku kangen deh sama kamu, dipeluk langsung hilang pusingnya".
"Bener? Wah kesempatan nih, nanti malam ya kalau gitu". Bisik Angga karena ada bibi dan juga anaknya disana walaupun lagi tidur.
"Ishh kesana mulu pikiran nya".
"Hehe ayolah mam, aku juga kangen sama kamu. Kangen banget".
"Alahh peres kamu mah".
"Apaan gak ada, kalau gitu ayo nanti malam biar aku bisa buktiin".
Zara memutar bola matanya dan menatap Angga yang sudah menunjukan mupeng.
"Ayo jalan lagi ah, biar cepet nyampe nya". Ucap Zara menghentikan dramanya.
"Iya. Tapi cium dulu!!". Memonyongkan bibinya.
"Ih ada anak-anak Angga ada bibi juga. Kamu gak malu apa?".
"Gak ada kata malu sama istriku sendiri. Ayo cium".
"Cupp".
"Udah".
"Let's go".
Yang Penasaran..
Hayuk komen sekalian di vote juga teken bintangnya😋
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Fiksi RemajaDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...