"Sayang, jangan jauh-jauh ya!!" teriak seorang wanita paruh baya, yaitu ibu dari Ryn.
"Iya Momy!" balas Ryn dengan suara keras.
"Wah... Ada Butterfly." Ryn kecil segera mendekat ke arah seekor kupu-kupu berwarna biru muda. Sayapnya yang cantik seolah-olah menyihir Ryn untuk mendekati kupu-kupu itu.
Ryn dengan senyumnya yang cantik mendekat ke arah kupu-kupu biru itu. "Hay Kupu-kupu cantik, mau bermain denganku?" Ketika Ryn ingin memegang salah satu sayapnya, kupu-kupu dengan sayap biru muda yang menyala akibat pantulan dari sinar matahari itu terbang bebas menjauhi Ryn.
"Eh?! Jangan pergi!" Ryn segera mengejar kupu-kupu itu dan lupa akan pesan sang ibu.
Kupu-kupu itu terus terbang menjelajahi sekitar rumah Ryn sampai tiba di depan sebuah pagar tinggi, entah keberuntungan Ryn atau kesialan bagi penjaganya nanti, pagar tinggi menjulang milik keluarga Ryn itu tidak ada satupun bodyguard yang menjaga. Mungkin mereka sedang beristirahat.
Dengan kondisi pagar yang terbuka lebar seolah-olah mengijinkan Ryn untuk mengejar kupu-kupu biru itu.
"Hei tunggu!" ucap Ryn sambil terus mengejar hewan itu, tangannya melambai seolah ia menyuruh si kupu-kupu biru itu mendekat ke arahnya.
"Oh ayolah!" ucap Ryn kecil yang hampir frustasi.
Menit telah berlalu, dan kini Ryn kecil belum menyerah untuk terus mengejar hewan yang sedari tadi membuatnya kewalahan hingga ia tidak sadar kalau ia mulai menjauh dari pekarangan rumahnya. Kupu-kupu itu terus terbang tanpa arah hingga ia berhenti di sebuah kelopak bunga.
Ryn kecil yang melihat itu segera beristirahat sejenak mengikuti si kupu-kupu biru yang sepertinya juga sedang mengistirahatkan sayapnya, sambil mengatur napasnya yang tidak teratur.
"Kamu membuatku lelah Kupu-kupu!" ucap Ryn ketika napasnya mulai teratur.
Tanpa menunggu lama setelah napasnya mulai teratur kembali, ia segera mendekati kupu-kupu biru tadi dengan langkah pelan. Dan sepertinya kesialan menimpa dirinya.
Kupu-kupu itu kembali terbang menjauhi Ryn. Ryn berdecak sebal dan kembali melanjutkan langkahnya untuk mengejar si hewan bersayap itu.
"Aku di mana?" Ryn memelankan langkahnya dan mulai sadar jika ia sudah sangat jauh dari rumah. Ia melihat sekitar, rasa panik mulai muncul ketika ia merasa belum pernah melewati jalan ini. Ini lingkungan perkotaan yang sangat luas, bagaimana anak yang berumur 6 tahun itu tidak panik.
Tetapi kupu-kupu biru itu mengalihkan perhatiannya, hewan itu terbang di depan Ryn seakan-akan menyuruh Ryn untuk terus mengikutinya. Ryn pun kembali mengikuti kupu-kupu itu karena dirinya masih ingin sekedar memegang sayap indah berwarna biru menyala yang sejak tadi menarik perhatiannya. Rasa takut serta paniknya seakan-akan terbawa oleh angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny
Roman d'amourKetika takdir mempermainkan mereka. Senang, sedih, takut, amarah, frustasi, kesalahpahaman, dan pertikaian yang terjadi diantara mereka. Apakah takdir akan terus mempermainkan mereka? Kadang mereka lelah dengan semuanya, tapi mereka sadar dan yakin...