Matahari mulai menampakkan sinarnya. Bintang-bintang yang tadinya menghiasi angkasa, kini sudah tergantikan dengan pancaran matahari dengan sinar yang telah menelusup di bagian celah-celah kaca rumah.
Dimana hari ini Sabila menyemangatkan diri untuk melangkahkan kaki di sekolah yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Tepat pukul 07.30 jam menunjukkan Indonesia bagian barat akan dimulai PSB ( Penerimaan Siswa Baru ) dengan sistem ujian tertulis.
Setelah ujian tertulis selesai, Sabila di arahkan oleh pembina osis ke ruangan membaca al - Qur'an. Di sini nanti akan ditest bagaimana makhraj huruf atau biasanya disebut dengan ilmu tajwid dan panjang pendek yang ada.
Sesudah ditest pembacaan Qur'an, lalu akhirnya giliran terakhir untuk test wawancara dengan ustadz yang ada di ma'had ini.
Nomor giliran yang Sabila dapatkan masih cukup lama. Akhirnya Sabila memutuskan untuk berbincang dengan santri yang mendaftar disini.
" Itu kayaknya anak Negeri deh. Soalnya di nem tek ada foto yang di pajang." Gumam Sabila saat melihat salah satu santri yang terdapat foto di nem teknya sama seperti dirinya.
Tidak lama kemudian akhirnya Sabila mendekati santri tersebut dengan sopan.
" Assalamualaikum, boleh duduk di samping sini? " kata Sabila sambil tersenyum.
" Wa'alaikumussalam, ohh.. boleh silahkan." Katanya sambil menepuk nepuk lantai di sebelah tubuhnya.
" Kamu Sabila Rahmadani ya? orang Jakarta?" katanya lagi sambil meyakinkan.
" Kamu tau darimana tentang aku?" kata Sabila dengan keheranannya.
" Soalnya aku di sini cari orang Jakarta. Sebelumnya aku lihat daftar PSB ma'had ini." Kata dia dengan ramah.
"Ohh.. begitu, aku kira kamu asal sebut tentang aku. Sebelumnya nama kamu siapa?" kata sabila dengan sopan.
" Aku Hanifah Zahra panggil aja Hanifah, biasanya teman-teman SMP ku dulu sering menggil nama itu." Kata Hanifah.
" Salam kenal Hanifah.." Dengan mata menyipitkan tanda Sabila tersenyum.
" Salam kenal juga Sabila." Begitu juga Hanifah dengan menyipitkan matanya.
Karena Sabila dan Hanifah memakai cadar , ketika mereka tersenyum matalah yang menjadikan simbol ekspresi mereka.
Setelah menunggu giliran untuk test wawancara, Hanifah terlebih dahulu yang dipanggil untuk test. Setelah selesai, Hanifah akhirnya menghampiri Sabila.
" Bagaimana testnya? susah apa engga? kata Sabila dengan penuh tanya.
" Alhamdulillah lancar hehe.." Kata Hanifah.
" Di test apa aja?" kata Sabila masih dengan pertanyaannya.
" Pokoknya nanti kamu ditanya alamat rumah terus kebiasaan di rumah dan lain-lain." Kata Hanifah antusias.
" Ohh begitu toh.." Kata Sabila sudah memahami perkataan Hanifah tadi.
Selang waktu sambil menunggu Sabila di panggil giliran, ada seseorang yang mondar mandir sedari tadi yang di sadari oleh Sabila.
Sabila
" Siapa sih itu tante-tante mondar mandir disini." Kataku sambil kebingungan
Tidak lama kemudian orang itu menghampiriku dan Hanifah.
" Eh.. kalian gimana-gimana testnya? gampang ga? terus ditest apa aja?" kata orang tersebut.
" Ya.. pokoknya gitu deh hehe.." kataku dengan ekspresi yang tidak biasanya.
" Ini orang kaya SKSD banget sama aku dan Hanifah." Gumamku didalam hati.
Setelah itu Hanifah menjelaskan bagaimana test masuk ke pondok pesantren ini. Karena dia terlambat pendaftaran masuk ponpes.
***
Style yang ia kenakan adalah kerudung ungu muda ditambah dengan kacamata emas. Tampak kening Sabila mengerut dan melihatnya seperti melihat orang aneh.
Hanifah yang menyadari muka Sabila tersebut akhirnya menanyakan ada apa dengannya " Sabila kenapa aneh gitu mukanya?" kata Hanifah kebingungan.
" Aneh deh ada orang mondar mandir gak jelas." Kata Sabila sambil melihat orang itu.
" Yang mana sih orangnya?" kata Hanifah masih penasaran.
" Itu loh.. dia santri apa tantenya sih?" kata Sabila sambil menunjukkan ke arah orang tersebut.
Tidak lama kemudian orang tersebut menghampiri Sabila dan Hanifah.
" Eh.. kalian, gimana-gimana testnya? gampang ga? terus ditest apa aja?" kata orang tersebut yang sudah berada di hadapan Sabila dan Hanifah.
" Ya... pokoknya gitu deh hehe..." kata Sabila dengan ekspresi ga biasanya.
Akhirnya Hanifah yang menjelaskan bagaimana test masuk ke pondok pesantren ini. Di karenakan dia terlambat masuk ke ponpes.
" Oh gitu... Btw, kalian kembar ya??" kata orang tersebut.
" Eh... engga kok hehe.." kata Sabila dan Hanifah bersamaan.
" Kirain kembar. Habis cadar kalian mirip gitu..." Katanya sambil bercanda.
" Oiya sampai lupa kenalan, nama aku Kiara Maharani salam kenal ya.." Sambungnya.
" Salam kenal juga Kiara." Kata Sabila dan Hanifah bersamaan.
Setelah berbincang bincang singkat, akhirnya mereka saling bertukar nomor telephone dan tidak lama kemudian Kiara pamit untuk pulang.
" Aku pamit ya.. Makasih tadi informasinya, doa'in semoga aku bisa ngikutin test di pondok ini. Assalamualaikum." Kata Kiara
" Iya sama-sama. Aamiin In syaa Allah, Wa'alaikumussalam." Sambung Sabila dan Hanifah .
Tidak lama Kiara pulang dari hadapan Sabila dan Hanifah. Akhirnya Sabila mendapatkan giliran untuk test wawancara dengan waktu yang menunjukkan pukul 11.30.
Sesudah ditest Sabila dan Hanifah bergegas untuk sholat dzuhur. Tidak lama kemudian Ibunda Sabila menghampiri anaknya dan ikut sholat di aula tempat mereka wawancara.
Setelah sholat, mereka berbincang bincang santai dengan Hanifah lalu Sabila pamit untuk pulang.
" Oiya Hanifah, aku pamit dulu ya.. Semoga kita berdua bisa masuk di pondok pesantren ini." Kata Sabila.
" Iya.. Aamiin, semoga keterima In syaa Allah. Hati-hati yaa Ummu dan Sabilanya juga." Kata Hanifah sopan.
" Aamiin Allahuma Aamiin. Assalamualaikum." Kata Sabila dengan Ibundanya.
" Wa'alaikumussalam.." Sambung Hanifah.
***
Tbc
Gimana ceritanya? makin seru ga? terimakasih yang sudah vote. Karena vote dari kalian yang bikin author semangat untuk melanjutkan cerita. Semoga kalian suka.
P.s. Kasih tau ya klo saya ada typo dsb.
120520-
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Di penghujung Desember
SpiritualKetika diri ini larut dalam sebuah kemaksiatan. Bagaikan kapas yang berterbangan. Bertiup dengan angin kencang. Mengiringi jiwa-jiwa yang siap dipertemukan. Doa yang tulus akan menghantarkan kita untuk dipertemukan dan dipertahankan. Semenjak aku...