sekolah sudah nampak sepi Syakila dan Ara berjalan melewati koridor sekolah dan melihat ke arah parkiran disana Syakila melihat ada Gian yang sedang memakai helm Fulface nya.
Syakila langsung berlari meninggalkan Ara untuk menghampiri Gian.
"Gian!." Pekik Syakila
Syakila berlari melewati lapangan sekolah dengan langkah tergesa-gesa untuk mengejar Gian agar tidak terlanjur meninggalkan parkiran sekolah.
"Gian!!." Panggil Syakila dengan suara cempreng nya.
Gian pura-pura tidak mendengar, Gian malah menghidupkan mesin motor nya dan bersiap pergi dari sekolah dan cewek gila!.
Gian merasa cewek itu gila, menduga bahwa diri nya sahabat kecil nya. tapi Gian tidak percaya jika itu adalah El nya. El tidak mungkin seperti itu.
Gian sudah menghidupkan mesin motor nya dan beranjak meninggalkan parkiran sekolah ingin pulang, karena hari ini Gian merasa sangat lelah, dan telinga nya sakit selalu mendengar lengkingan suara cewek gila itu.
Dan malah cewek gila itu sudah menghadang Gian di depan gerbang dengan merentangkan kedua tangan nya. "Weih, kalau mau pulang nebeng dong!." Pinta Syakila.
Ara yang melihat tingkah Syakila hanya geleng-geleng kepala takjub melihat kelakuan Syakila. " Ternyata masih ada yang lebih gila dan nggak tau malu melebihi gue!." Gunam Ara senang.
Gian hanya menatap nya datar, dengan satu mata memincing, gila nih anak pikir Gian. Dengan setia Syakila masih merentangkan kedua tangan nya. "Minggir." Ujar Gian, Syakila menggeleng-geleng kan kepala tanda tidak mau.
"Keras kepala." Gunam Gian, lalu tiba-tiba Syakila maju dan langsung menaiki motor sport Gian. "Ngapain lo?." Tanya Gian yang melihat Syakila duduk di jok belakang motor nya tanpa di suruh.
"Ya, nebeng lah!, kan gue udah bilang sama lo mau nebeng." Ujar Syakila enteng ,Gian mendengus kasar.
"Turun!." Decak Gian yang masih mengatur emosi nya, Syakila malah menggeleng-geleng tanda tidak mau turun.
"Turun, gue bilang!." Gian mulai menaikkan suara nya, namun Syakila tetap keukeuh tidak mau turun.
Syakila malah memeluk ransel Gian, membuat Gian makin jengkel dibuat nya. Gian sudah kehabisan akal kemudian tanpa aba-aba menjalankan motor nya dengan kecepatan dibatas rata-rata, membuat Syakila refleks tambah kencang memeluk Gian.
"Aaaaaaaa, jangan kenceng-kenceng bawa motor nyaaa, gue nggak mau mati sekarang!." Teriak Syakila dengan mata terpejam saat motor sport Gian melaju dengan cepat.
Syakila masih komat-kamit menyumpah serapah di atas motor Gian dengan ketakutan, Gian tidak menghiraukan sedikit pun Syakila.
"Gue janji gue nggak nakal lagi deh! Tapi turun dulu!." Teriak Syakila lalu Gian memberhentikan motor nya di pinggiran jalan, Syakila langsung membuka mata kemudian mengatur nafas nya.
Syakila lalu turun dari motor Gian untuk menenangkan diri dan menselonjorkan kaki nya, istirahat. Syakila tau nya Gian menunggu nya malah meninggalkan Ara di tengah jalan, Syakila langsung bangkit dan berteriak berharap Gian akan putar balik dan mengantar nya pulang.
"GIAAANNN!!!, LO TEGA AMAT NINGGALIN GUE!, UDAH BUAT GUE KAYAK MAU MATI SEKARANG MALAH NINGGAL!."
Pekik Syakila geram di tengah jalan, sekarang Syakila malu karena menjadi tontonan di jalan.'Gila tuh orang'
'Di putusin pacar jadi gila!.'
'Masih kecil udah kayak gitu'
Dan masih banyak lagi cibiran tetang Syakila, yang membuat Syakila tertunduk malu. Syakila memilih duduk di halte sekitar jalan itu menunggu angkot, bus atau apalah yang penting Syakila bisa pulang ke rumah!.
Syakila mengecek HP nya, untuk meminta Ara atau kakak nya menjemput Syakila, Syakila mengumpat karena lupa membawa HP.
"Sialan, bisa-bisa nya gue lupa bawa HP." Monolog Syakila pada diri nya sendiri dan menghentakkan kaki frustasi.
Syakila terpikir Gian tega sekali meninggalkan nya di tengah jalan, Syakila yakin bahwa Gian sahabat kecil nya yang pergi, namun kenapa Gian tidak mau mengingat atau pun mengakui diri nya sahabat kecil nya.
Syakila menjadi merasa bingung sendiri, Syakila mendongkak menatap langit, langit nya agak mendung membuat Syakila menjadi cemas, bagaimana dia akan kehujanan? Bagaimana dia akan pulang?. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang berputar di kepala nya.
Sudah 30 menit Syakila menunggu angkot atau pun kendaraan apa pun yang dapat mengantarkan nya pulang, namun tak ada satu pun yang lewat. Syakila menjadi lebih cemas takut dia sampai rumah di marahi mama nya, karena mama nya sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga,Karena mama nya sudah berhenti bekerja atas permintaan ayah nya.
"Gimana nih gue pulang!." Gunam Syakila cemas.
Dari arah kiri jalan Syakila melihat seorang siswa yang berseragam sama dengan nya dengan menaiki motor, Syakila nekat untung menghentikan motor itu. Syakila berjalan ke arah jalan dan merentangkan kedua tangan nya dan memejam kan mata nya.
Syakila takut, tapi ntahlah dorongan dari mana malah ingin memberhentikan motor itu, yah kalian tau akan Syakila akan menebeng untuk pulang yahh karena seragam nya sama.
Motor itu berhenti tepat di depan Syakila dengan yang menaiki motor itu sudah mengumpati Syakila. "Lo mau mati?!." Bentak pemilik motor itu sambil membuka helm nya.
Syakila membuka mata nya dan menurunkan kedua tangan yang di rentangkan itu, lalu menggaruk tengkuk nya. "Ng-nggak!." Jawab Syakila gugup dengan tertunduk, pemilik motor itu turun dari motor nya kemudian mendekati Syakila yang tertunduk.
Pemilik motor itu mengangkat dagu Syakila lalu menghela nafas panjang. "Syakila, lo kalau mau mati jangan kayak gini cara nya." Ucap seorang yang ternyata mengenal Syakila.
Syakila cengengesan . "Eh ternyata lo kak, yaudah yukk!." Kata Syakila malamalah menarik tangan Remos, yah seorang itu adalah Remos.
"Eh eh yuk kemana elah!." Ujar Remos menghentikan tarik menarik Syakila.
"Pulang yuk." Ujar Syakila lalu Remos sekarang menuruti nya. "Jadi lo kayak gitu cuma mau tebengan?." Decak Remos geleng-geleng kepala takjub dengan yang di lakukan Syakila. "Gue tadi udah kaget banget lihat ada orang yang mau bunuh diri." Terang Remos yang mendapat jawaban dari Syakila dengan Cengengesan.
Dan sekarang Remos sudah berada di atas motor dengan Syakila, lalu menghidupkan motor nya setelah itu melajukan nya lambat.
"Lo kenapa baru pulang?." Pertanyaan dari Remos, membuat Syakila terpikir akan menjawab apa pada Remos.
"Emm, tadi Ara keburu pulang karena mama nya nyuruh cepet pulang Tiba-tiba karena penting gitu,jadi gue nyuruh dia berhentiin di gue di jalan." Bohong Syakila pada Remos.
Remos hanya mempercayai Syakila.
"Berhenti!." Syakila menyuruh Remos berhenti tiba-tiba membuat Remos mengerem mendadak dan Remos terkejut. "Ngapain?." Tanya Remos yang masih terkejut.
"Itu." Tunjuk Syakila pada pedangang gulali.
Remos menghela nafas dan segera turun dan di ikuti Syakila.
****
Tbc.
Vote and comen;).
KAMU SEDANG MEMBACA
Ateleìotes
Novela JuvenilCerita cinta ini tak kan pernah selesai oleh waktu yang terus bergulir.