Typo bertebaran
Enjoy reading :)))
DRAP DRAP DRAP
Bunyi langkah sepatu milik laki-laki itu semakin cepat lantaran mengejar gerbang sekolah yang akan tertutup 5 detik lagi.
5..4..3..2..
"PAAAK JANGAN TUTUP DULUU!!"
KREK! Terlambat, pagar telah tertutup sempurna saat laki-laki itu hampir sampai. "Pak, buka dong, Pak! Saya kan hampir masuk, saya juga jarang telat. Ayo Paak!" Laki-laki itu memohon agar satpam sekolahnya berbaik hati untuk membuka pagar. "Jarang telat katamu, ndas! Urang saya sering liat kamu telat. Sering bolos juga lagi sama si kasep."
"Kasep? Siapa?"
"Ituu temenmu yang banyak fans ituu."
"Saya kali yang banyak fans nya." Sahut laki-laki itu dengan PD. "Halah! Sok ganteng kamu, Len! Darimana letak kegantenganmu itu. Gantengan juga saya."
"Iya-iya, serah Bapak. Ayolaah Bapak Joni yang ganteng sejagad raya, bukain lah, Paak!! Saya mau masuk kelas niii" Laki-laki yang disebut 'Len' itu menangkup kedua tangannya di depan wajahnya. Pak Joni menyengir mendengar pujian 'ganteng sejagad raya'. "Saya emang ganteng dari dulu..." Pak Joni mengangguk-ngangguk membuat secercah harapan muncul dalam hati laki-laki itu. "..tapi saya bakal bukain pagar kalau Nak Nata udah kesini."
Laki-laki itu medesis. Nata, Ketua Koordinasi Siswa di sekolahnya bertugas mencatat murid-murid yang telat dalam 'Buku Hitam' miliknya. Dan dalam buku itu,rata-rata tertulis nama laki-laki 'Len' ini. Gak tau deh, udah berapa kali ia telat. Ngapain juga ia itung. Sialnya lagi, hanya ia yang telat hari ini. Padahal biasanya, teman seperkumpulannya juga telat. Entahlah, mungkin mereka sedang rajin.
"Eh, Nak Nata!" sapa Pak Joni.
Nata mengangguk sopan. "Ada yang telat, Pak?" tanyanya sebelum membuka 'buku hitam' miliknya. Pak Joni menunjuk laki-laki yang berada di balik pagar dengan dagunya sambil membuka pagar. "Nalendra Jumara" gumam Nata sambil menuliskan nama Nalen. "Gua kira lu udah nyampe bareng Jevan." Nalen mengendikkan bahunya tidak peduli dan memasuki area sekolah.
"Lah, tumben telat." kata Nata heran.
"Gua emang sering telat kali." balas Nalen.
"Gua ngomong sama yang di belakang lu"
Nalen menoleh dan melihat seorang perempuan berjalan ke arah mereka dengan ekspresi datar di wajahnya. Perempuan dengan rambut hitam panjang yang dikucir kuda dan gaya berjalannya yang tegak membuat Nalen sempat terpesona. Nalen tidak mengenali perempuan itu, tapi wajahnya tidak asing baginya. Pernah sekali atau beberapa kali melihat di sekolah. Jarang.
"Tumben telat" Nata mengulang ucapannya.
"Biasa" jawab perempuan itu singkat kemudian Nata menulis nama perempuan itu.
Nalen mengangkat sebelah alisnya mendengar jawaban perempuan yang sekarang berdiri di sebelahnya. Bukannya apa, jawaban perempuan itu terdengar seakan ia sering telat. Padahal Nata sebagai oknum yang sering telat, jarang melihat perempuan ini. Entahlah, bukan urusannya.
"Lu berdua, nanti hukumannya dikasi sama Pak Ujin. Tunggu disini, jangan kabur! Pak Joni, tolong awasin mereka, ya." kata Nata pada Pak Joni yang sedang duduk dalam pos jaga. "Siap! Tenang aja Nak Nata. Bereess!" Nata mengangguk, "Gua cabut duluan, ye." Nata meninggalkan mereka berdua di dekat pagar. Nalen menghembuskan nafasnya kemudian berjongkok. Capek habis lari tadi, bro!
KAMU SEDANG MEMBACA
Healer (Na Jaemin)
FanfictionNalen yang memiliki sikap kepo akut dipertemukan dengan perempuan apatis saat terlambat sekolah. Berawal mengajak kenalan hingga ditolak membuat Nalen sangat penasaran dengan perempuan tersebut. Rasa penasarannya membawanya pada sebuah kisah masa la...