WARNING!! TYPO BERTEBARAN!!
HAPPY READING! JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!
/-/-/-/
Aku dan Dia jelas berbeda. Dia ya dia! Aku ya aku!
----------
"Jadi, lo hutang penjelasan sama gue, Griezila, " Zila membuang nafasnya. Dia sedang di-introgasi oleh Ara, sahabatnya.
Mau tak mau Zila menjelaskan dari tantangan yang Astha buat dan disetujui oleh Zila.
"Kalo lo setuju sama tantangan itu, seharusnya lo gak menghindar juga dari dia, Zi. Kalo lo menghindar, sama aja lo pengecut," terang Ara.
"What?! Gak! Gue gak pengecut Ara, " Zila tidak terima dong dibilang pengecut.
"Apa kurangnya Astha? Ganteng? Pasti, cool? Jangan diragukan, manis? Woiya jelas, cuman ya itu hehe, " Ara nyengir.
"Itu apa? "
"Caper, tengil, badung, " Zila mendengus. Itu masalahnya.
"Jadi gimana? Lo mau jadi pengecut? " Ara mulai nih, mancing lagi.
"Oke, gue akan berusaha gak menghindar, dan gue bakal buktiin kalo gue gak akan jatuh cinta sama dia, " ucap Zila.
"Jilat ludah sendiri mampus lo! " ucap Ara tajam, Zila hanya membuang nafas pasrah, begitulah Ara.
Bel istirahat berbunyi nyaring, "Zi, ikut gak? Gue mau ke kantin nih, " ucap Ara.
"Tapi gue mager Ra, " Ara mendengus kesal.
"Yaudah gue mau ke kantin bareng Fino aja, " lalu Ara benar-benar pergi.
Sekarang hanya Zila dan beberapa siswa lain yang tidak keluar kelas.
---------------
Bel pulang berbunyi, para siswa siswi SMA Antariksa berhamburan keluar kelas dan bersorak riang.
Zaile sudah menunggu Zila sedari tadi di depan sekolah. Al-hasil Zila harus pulang. Sudah biasa seperti ini.
Sesampai dirumah, Zila melihat mobil Alphard hitam terparkir rapi dirumahnya. Mobil itu tak asing dan Zila tau siapa pemilik mobil tersebut.
Zila membuka pintu rumah, mendapati seorang gadis yang umurnya hanya terpaut satu tahun lebih muda dari Zila.
Gadis itu menoleh, "Kak Zila, " Zila tersenyum.
"Zelle! Kapan kamu sampai? Kok gak kabarin kakak? " tanya Zila lalu duduk di sofa bersama Zelle. Azzalia Grizelle Scarleet, adik kandung Zila yang tinggal di apartemen bersama kedua orang tuanya.
"Ck, buang-buang waktu! " ucapnya lalu meninggalkan Zila sendiri. Tanpa mereka sadari, Zaile menyaksikan perbincangan antara Zelle dan Zila.
"Zelle, kapan kamu berubah, " gumam Zaile, matanya sendu.
Zila tak ambil pusing, mungkin adiknya sedang kecapekan. Jadi, dia hanya perlu istirahat, mungkin.
Akhirnya Zila naik ke kamarnya dan membersihkan badannya. Tak lama, ia turun kebawah. Saat ini Zila ingin menemui seseorang. Seseorang yang selalu ia rindukan. Zila menuruni setiap anak tangga dirumahnya.
Sampai akhirnya, dia menemukan seseorang sedang duduk di sofa depan televisi. Zila tersenyum dan mendekatinya.
"Mamih, " Zila memeluk tubuh orang yang ia panggil 'mamih' itu. Sudah lama ia tak merasakan kasih sayang orang tuanya.
Anna, mamih Zila menghempas tubuh Zila hingga ia tersungkur kebawah, "Awas! Saya sedang lelah, " ucapnya.
Zila tetap tersenyum, kemudian ia beralih duduk di samping Anna. Tak ada topik pembicaraan. Semua diam.
"Bagaimana sekolah kamu? " Anna membuka pembicaraan.
"Baik mih, bahkan semester kemarin Zila dapet ranking empat dikelas, " setidaknya, mamihnya masih perhatian padanya.
Anna berdecih, "Baru dapet ranking empat dikelas, lihat Zelle! Dia mendapat ranking pertama parallel disekolahnya." lagi, Anna selalu membanggakan Zelle.
Zila tersenyum miris, rupanya semua masih sama. Sama sekali belum berubah.
/-/-/-/
TBC!
HAAI!!! BTW KALIAN DAPET FEEL-NYA NGGAK SIH? KOMEN YA
JANGAN LUPA VOTE AND SEE YOU NEXT PART!
SALAM HANGAT
@yrmiakhrnnsaaa_
@ditaaherawati_21KALIAN FOLLOW AKUN INI JUGA YA
abanghartono
KAMU SEDANG MEMBACA
Astzila
Teen FictionHai semua! Yuk mampir ke cerita kami "Heh Zila gila! mau kemana lo?" teriakan dari belakang sontak membuat Zila terkejut. "Woy! Nama gue ZILA, bukan Zila gila!" terangnya penuh penekanan. "Gue gak yakin kalo lo waras, Hahahaha! " '''What? Dia keta...