XXIV. KAWAN LAMA

1.7K 166 5
                                    

Adara memarkirkan sepeda motornya tepat di pos jaga depan Batalyon tempat Yusta bertugas. Siang itu Adara dan Yusta berencana makan siang dengan hidangan hasil masakan Adara. Yusta yang memiliki ide tersebut. Karena ia selalu suka dengan masakan Adara yang sangat pas di lidahnya.

Siang itu di pos jaga Adara tengah menunggu Yusta. Saat itu yang bertugas menjaga pos depan Batalyon adalah Kak Tian.

"Wuss, bawa rantang. Buat aku ya?" Kata Tian.

"Dih, bukan. Buat Yusta. Panggilin dong Kak si Yustanya." Rengek Adara.

"Kasih dulu sini rantangnya, saya lapar." Goda Tian.

"Enggak, ini buat Yusta. Minta Nisa sana gih buat masakin." Kata Adara sambil memeluk rantang isi makanan hasil masakannya untuk Yusta.

"Hmm gemes deh."

"Dari dulu kali. Eh gimana hasil PDKTnya sama Nisa?" Tanya Adara.

"Hmm anaknya baik, gak banyak tingkah. Btw aku udah ngedate sama dia 2 kali lo dan dia selalu tampil cantik. Menawan hati." Kata Tian sambil mengingat wajah Nisa.

"Ha? Gak banyak tingkah? Yang bener kak?"

"Iya bener anggun banget." Kata Tian memuji Nisa.

"Hah, bisa aja tuh bocah kalau akting. Padahal kalau sama sohibnya malu-maluin tuh. Kakean pola." Kata Adara (Kebanyakan tingkah).

"Masa sih? Ah bohong."

"Kalau enggak percaya yaudah, masih awal masih jaim ntar kalau udah kenal jauh baru tau sendiri tingkahnya macam orang gila." Ucap Adara mengingatkan.

"Hmm gak beda jauh sama kamu." Kata Tian.

Tak lama Yusta datang ke pos jaga untuk menemui Adara.

"Woi bang. Hai sayang" Sapa Yusta.

"Dih sayang-sayang di depan aku." Ucap Tian sinis.

"Aku ora nyeluk koe sayang yo nyet." Kata Yusta kepada Tian. (Aku enggak panggil kamu sayang ya nyet).

"Udah ah tengkar mulu, gak bosen apa." Ucap Adara melerai.

"Ngikut masuk yuk, makan di taman sana." Kata Yusta menggandeng tangan Adara.

"Heh main masuk-masuk, isi buku tamu dulu." Kata Tian meningatkan.

"Bodo, isiin dah. Da-daa monyet." Kata Yusta meledek Tian.

"Kak duluan ya, jangan lupa isiin buku tamunya. Eh nitip sepeda motor juga." Saut Adara.

Sesampainya di taman dalam Batalyon, Adara segera membuka isi rantangnya. Kala itu Adara memasak sop dengan lauk pekedel kentang. Yusta makan dengan lahapnya. Adara yang melihat itu tersenyum, saat tahu lelaki yang di depannya memakan lahap masakannya.

"Enak?"

Yusta hanya mengangguk sambil mulutnya tetap mengunyah makanan.

"Seger di sini, pohonnya rindang." Kata Adara menyapu pandangan sekeliling.

"Kamu enggak makan dek?"

"Udah mas tadi. Ini aku bawa khusus buat mas."

"Makasih ya"

Adara hanya tersenyum.

Tak lama Adara melihat seseorang yang pernah ia lihat waktu menjemput Yusta di pelabuhan. Dalam benak Adara ia sangat mengenal sosok itu tapi dia lupa.

Adara merapihkan rantangnya. Kenapa bawanya rantang? Ya tahu sendirilah bapak tentara yang tampan-tampan kalau makan seberapa banyak, jadi Adara harus siap sedia dengan porsi yang aduhai wkwk.

KAU, KOTAK OBATKU [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang