8, 25th, XX
Hey diary...
It's been long time, right?
I'll go to university next week.Mungkin aku bakal sering nulis lagi disini, sebagai penghilang bosan selagi di asrama.
Yeah, papa daftarin juga aku di asrama. Awalnya aku nolak, kufikir siapa yang bakal ngurusin papa kalo aku pergi.
Tapi setelah kufikir lagi, aku akhirnya setuju cause he's got promoted, and will always work in abroad. So, i'm affraid that he will overthingking about me.
Segini dulu ya, aku mau kunjungi mama.
Bye.
-Alexander Naccisa 'Cissy' Watson.
Kututup buku diary lusuh yang terakhir kubuka saat kelas 7 itu, beranjak dari meja belajar usangku, menyambar kunci mobil dan mengendarainnya menuju rumah mama yang jaraknya 40 menit dari rumahku.
20 menit setelahnya, aku sedikit menepi untuk singgah ke sebuah toko roti tua.
Dulu, mama selalu mengajakku kesini saat aku masih kecil. Well, sebelum mama dan papa pisah tentunya.
Kini, selalu kusinggahi sebelum berkunjung kerumah mama.
Bunyi sebuah lonceng terdengar saat ku dorong gagang pintu kuningan itu, dan menampakkan seorang pria dan wanita paruh baya yang sangat kukenal.
"Hello, Mr. Thopson. Hello Mrs. Thomson" aku memeluk mereka satu persatu.
"Hi Cissy, how's your day?" Tanya pasutri itu.
"Fantastic. How about you?"
"Well, seperti biasa, duduk ditoko, menyapa satu persatu pelanggan and serve them as usually" Jawab sang suami
"Kau mau kunjungi mama mu?" Sang istri angkat bicara
"Iya, sudah lama aku gak kesana"
"Okay, take your time, kid" mereka kemudian mempersilakanku untuk memilih-milih roti kesukaan mama yang akan kuambil.
Setelah mengeluarkan beberapa lembar dollar dari sakuku, aku berpamitan pada Mr dan Mrs Thompson dan melanjutkan perjalanan.
Pintu terbuka setelah beberapa kali kupencet bel dan menampakkan wajah sumringah Darren, suami mamaku.
Ia orang yang baik, aku bahagia mendengar kabar bahwa mama akan menikah dengannya. Ia sangat baik padaku, bahkan pada papaku. Aku menyayangi Darren, walaupun tidak sebesar rasa sayangku pada papa.
"Hi Darren, apa kabar?"
"Kabar baik, aku dengar kau bakal kuliah berasrama?"
"Ya, minggu depan"
"Masuklah, dia sudah daritadi menunggu"
Darren membawaku ke ruang keluarga. Menampakkan mama sedang duduk bersama Juliet, adik sambungku.
"CISSY...I miss you so much, baby" mama memelukku sangat erat
"Haha, ma, i'm not your baby anymore, i'm grow up" candaku melepas pelukan mama.
Juliet mendatangiku dan memelukku. Anak berumur 7 tahun itu terlihat senang melihat kedatanganku.
"I miss you" ucapnya saat melepas pelukannya.
"I miss you too, baby. Ini, aku bawakan untukmu" aku menyerahkan sebuah sepatu balet yang sudah kubungkus rapi.
"Thank you, Cissy. I love you" ia menciun pipiku kemudian membuka bungkusan kado yang menutupi kotak sepatu baletnya.