***
Lisa sudah memberitahu teman-temannya kalau ia meminta bantuan seorang ahli– Jiyong– untuk mencari pelaku pembunuhan Jungkook. Bobby dan Rose memberi respon yang cukup positif, mereka juga ingin pembunuhnya cepat di temukan– agar mereka bisa tinggal dan hidup dengan tenang seperti biasanya. Namun respon yang berbeda keluar dari Mino. Pria itu tidak menyukai ide dan keputusan Lisa untuk meminta bantuan. Menurutnya, mereka akan semakin dicurigai kalau terlalu ikut campur dalam kasus ini. Menurut Mino, mereka seharusnya menunggu polisi menyelesaikan kasusnya dan berusaha untuk kembali hidup seperti biasanya. Karena ketidaksetujuannya, Mino menolak untuk bicara pada Jiyong. Mino tidak mau membantu Lisa apalagi memberi kesaksiannya pada Jiyong.
Jiyong tidak memaksa Mino. Ia tetap bisa membuat penilaian dengan bagaimanapun reaksi Mino terhadap kasus ini. Karenanya, setelah Mino menolak bicara dengannya, Jiyong bersikap sopan dengan menerima keputusan itu. Kini, setelah Mino menolaknya, Jiyong menemui Rose. Jiyong datang satu hari setelah ia makan malam bersama Lisa di restoran dekat rumah kost itu. Ia datang di pagi hari, dengan mobilnya tanpa memberitahu Lisa sebelumnya. Setelah semalam ia memperkenalkan dirinya pada Rose dan penghuni lain rumah kost itu, pagi ini Rose mempersilahkan dirinya untuk duduk di meja makan dekat dapur. Rose bilang ia tidak nyaman jika harus membicarakan Jungkook di ruang tengah– di tempat pria itu meregang nyawanya.
Mereka duduk di meja makan, berhadapan dengan meja dan dua cangkir teh di antara mereka. Ada sepiring camilan juga di sana, namun tidak satupun orang yang menyentuh potongan-potongan biskuit di atas piring itu. Rose masih terlihat sedih, tentu sedih karena ia harus melihat dan membersihkan ruang tengah di rumah kost itu setiap hari. Seandainya ia bisa keluar dari rumah itu, Rose pasti akan segera pergi.
"Lisa sudah berangkat kerja,"
"Ya, aku tahu dia sudah berangkat kerja," jawab Jiyong, menanggapi basa-basi yang Rose ucapkan. "Kau pasti sangat sedih, aku turut prihatin mengenai masalah yang menimpamu," ucap Jiyong mencoba menunjukkan simpatinya.
Rose menganggukan kepalanya, berterimakasih atas simpati yang Jiyong berikan padanya. Bahkan walaupun Rose tahu kalau ucapan itu hanya basa-basi, ia cukup senang mendengarnya. Setidaknya Jiyong tidak mendesaknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti yang polisi lakukan untuk menggali kasus ini.
"Kau sudah tahu alasanku datang," ucap Jiyong setelah ia menilai kalau Rose bisa mulai bicara sekarang. "Kalau kau tidak keberatan, kau bisa menceritakan tentang kejadian malam itu padaku,"
Tanpa menyela, Jiyong mendengarkan kisah yang Rose ceritakan pagi ini. Ia mendengarkannya dengan sangat serius sembari membuat penilaian-penilaian dalam kepalanya. Ia menilai cerita Rose, juga menilai raut wajah gadis itu ketika ia bicara.
"Malam itu, aku sedang duduk berdua dengan Jungkook. Mino oppa, Bobby oppa dan Lisa belum pulang. Kami minum teh bersama dan mengobrol di ruang tengah seperti biasanya. Obrolan kami menyenangkan, kami membicarakan rencana-rencana liburan kami. Rencananya kami akan berlibur ke Osaka akhir tahun ini, tapi sepertinya aku harus pergi sendirian nanti. Jungkook bekerja di klinik kecantikan dan aku mengelola blog tentang kecantikan, jadi obrolan kami malam itu hanya seputar liburan dan kecantikan– produk-produk yang beberapa dokter rekomendasikan juga efektivitas produk itu. Lalu Mino oppa pulang, dia terlihat mabuk tapi itu bukan hal baru untuk kami. Setelah dia di pecat, dia selalu pulang dalam keadaan mabuk. Setelah dia di pecat juga, dia selalu bertengkar dengan Jungkook. Malam itu mereka bertengkar lagi, Mino oppa menyalahkan Jungkook atas pemecatannya, dia bilang Jungkook adalah pria simpanan bosnya– pemilik Klinik Jenns, Jennie Kim. Aku tahu kalau nyonya Kim itu sangat baik pada Jungkook, jadi karena ucapan Mino oppa, aku berfikir mereka sungguh-sungguh punya hubungan spesial. Aku cemburu pada Nyonya Kim itu, yang sering sekali menelepon Jungkook di luar jam kerja. Aku sudah kesal karena membayangkan perselingkuhan antara kekasihku dan bosnya, lalu Lisa dan Bobby oppa pulang. Bobby oppa mengabaikan kami, dia langsung melangkah naik kekamarnya. Sementara Lisa menyapa kami– menyapaku lebih tepatnya, karena ia sama sekali tidak menganggap kehadiran Jungkook disana. Aku tidak mengerti kenapa semua orang membenci Jungkook, padahal dulu Bobby oppa dan Jungkook sangat dekat– sebelum Lisa mulai tinggal disini mereka berdua sangat dekat. Jadi setelah Lisa juga naik dan masuk ke kamarnya, aku bertanya pada Jungkook, alasan dia bertengkar dengan Bobby oppa. Tapi dia tidak menjawab pertanyaanku. Lalu aku bertanya apa dia menyukai Lisa? Apa dia ingin merebut Lisa dari Bobby oppa atau sebaliknya? Tapi Jungkook tidak menjawabnya dan kami bertengkar karenanya,"
"Saat kau bertengkar dengan Jungkook, apa yang dilakukan penghuni lainnya?"
"Semua orang sudah masuk kamar mereka masing-masing, aku bisa dengar suara mereka mengunci pintu kamar masing-masing dan tidak satupun dari mereka yang keluar dari kamar,"
"Berapa lama kau bertengkar dengan Jungkook? Apa yang kau lakukan setelah itu?"
Rose terlihat tengah menghitung sesuatu dalam kepalanya. Gadis itu bilang Mino pulang sekitar pukul setengah sepuluh malam dan ia masuk ke dalam kamarnya setelah bertengkar dengan Jungkook. Rose bilang, dia sangat kesal karena Jungkook tidak mau berhenti menemui bosnya di luar jam kerja. Rose merajuk, ia masuk ke dalam kamarnya sembari menunggu Jungkook menghampirinya, meminta maaf dan menenangkannya seperti biasanya. Namun sudah hampir tiga puluh menit dan Jungkook tidak kunjung datang. "Ku pikir aku yang sudah sangat keterlaluan karena cemburu pada bos kekasihku, ku pikir Jungkook pasti sangat kesal padaku yang langsung cemburu hanya karena ucapan Mino oppa yang mabuk," ucap gadis itu yang kemudian mengatakan pada Jiyong kalau ia ingin memintaaf pada Jungkook tapi begitu ia keluar dari kamarnya dan menginjakan kakinya di ruang tengah, ia langsung menjerit karena melihat Jungkook terkulai tak bernyawa di sofa.
"Apa mungkin, saat kau masuk ke kamarmu, seseorang keluar dan melakukan hal mengerikan itu pada Jungkook?" tanya Jiyong dan Rose menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak tidur saat masuk ke kamarku, aku hanya duduk di ranjang dan menunggu Jungkook memanggilku. Tangga ke lantai dua itu selalu berderak setiap kali ada yang menginjaknya, jadi aku yakin kalau Lisa dan Bobby oppa tidak turun semalam. Aku pasti dengar kalau mereka melangkah turun lewat tangga. Mino oppa juga tidak keluar dari kamarnya, kamarnya ada di sebelah kamarku, aku pasti dengar kalau dia membuka kunci dan pintu kamarnya. Tidak mungkin mereka bertiga keluar dari kamar masing-masing tanpa ku ketahui," jawab Rose, mencoba meyakinkan Jiyong kalau pembunuh Jungkook bukanlah salah satu di antara mereka.
"Jadi tidak ada yang mencurigakan di hari itu?" tanya Jiyong, terdengar ingin memastikan.
"Ya, tidak ada yang mencurigakan. Tidak ada yang menduga kalau Jungkook akan tewas hari itu. Hari itu hanya hari biasa seperti hari-hari sebelumnya," jawab Rose yang juga terdengar ingin memastikan kalau Jiyong akan mempercayainya.
Kalau Rose memang bisa mendengar semua suara seperti suara kunci yang dibuka juga suara derak tangga di rumah itu, seharusnya ia bisa mendengar pembunuh itu– kecuali kalau pembunuhannya dilakukan tanpa suara barang sedikitpun.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Help Me, Monsieur!
FanfictionSeorang pria berusia dua puluh enam tahun ditemukan tewas di ruang tengah sebuah penginapan dua lantai. Di lantai atas, ada dua orang tamu yang baru saja masuk ke dalam kamar masing-masing. Di lantai bawah, si penjaga penginapan tengah berbaring di...